Mohon tunggu...
Anisa Nur Khofipah
Anisa Nur Khofipah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi Universitas Islam 45 Bekasi

Aku tak sebaik apa yang kau ucap, namun aku tak seburuk apa yang terlintas dalam pikiranmu.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Rangkuman Kitab Adabul Alim Wal Muta'alim (KH.Hasyim Ashari) tentang "Akhlak Pelajar (Santri) Pada Dirinya Sendiri Dan Akhlak Pelajar Terhadap Gurunya".

3 Januari 2021   09:15 Diperbarui: 3 Januari 2021   16:22 1308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Assalamualaikum temen-temen semua, apa kabar? semoga sehat selalu yaaa...

Disini saya akan sedikit memamparkan rangkuman saya dari kitab adabul alim wal muta'alim karyanya KH.Hasyim Ashari di bagian Bab 2 & 3 halaman 26 - 29... 

Berikut penjelasan saya : 

BAB II AKHLAQ PELAJAR ( SANTRI ) PADA DIRINYA SENDIRI ( 26 -- 28 )

Menurut Imam Al Syafi'i : orang yang mencari ilmu tidak akan bisa merasa bahagia, apabila ketika mencari ilmu disertai dengan hati yang sombong dan kehidupan yang serba cukup, akan tetapi orang-orang yang mencari ilmu dengan perasaan hina, rendah hati, kehidupan yang serba sulit dan menjadi pelayan para ulama, dialah orang yang bisa merasakan kebahagiaan.

Maksud dari penjelasan diatas adalah : apabila kita sombong dalam menuntut ilmu tidak akan beruntung kita sebagai penuntut ilmu, akan tetapi jika kita rendah hati, tawadhu dalam menuntut ilmu dan kita sangat mengabdikan diri kita kepada guru kita maka kitalah termasuk orang-orang yang beruntung dalam menuntut ilmu. 

Adapun Etika Pelajar Terhadap Dirinya Sendiri, Antara Lain : 

(1) Harus bisa membagi seluruh waktu dan menggunakannya setiap kesempatan dari umurnya, sebab umur yang tersisa itu tidak ada nilainya (waktu itu tidak bisa dibeli, melainkan waktu itu hanya bisa digunakan/dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya). 

Waktu yang paling ideal dan baik digunakan oleh para pelajar : Waktu sahur digunakan untuk menghafalkan, Waktu pagi digunakan untuk membahas pelajaran, Waktu tengah hari digunakan untuk menulis, Waktu malam digunakan untuk meninjau ulang dan mengingat pelajaran.

Sedangkan tempat yang paling baik digunakan untuk menghafalkan  : Di dalam kamar, Setiap tempat yang jauh dari perkara yang bisa membuat lupa, Tidak baik menghafalkan pelajaran didepan tumbuh-tumbuhan, tanaman-tanaman yang hijau, Di tepi sungai dan ditempat-tempat yang ramai. (carilah tempat yang sepi, mengapa demikian? karena apabila kita berada di tempat yang sepi pelajaran (ilmu pengetahuan) yang sedang kita hafalkan akan cepat hafal karena tidak akan ada yang menggangu kefokusan kita). 

(2) Harus mempersedikit makan dan minum, karena apabila perut dalam keadaan kenyang maka akan menghalangi semangat ibadah kita. Salah satu faedahnya mempersedikit makan menyebabkan badan menjadi sehat dan mencegah penyakit tubuh. Karena penyebab hinggapnya penyakit adalah terlalu banyak makan dan minum. (jangan terlalu berlebihan. alangkah lebih baiknya makanlah ketika lapar dan berhentilah ketika ada belum merasa kenyang). Sedangkan sehatnya hati itu terhindar dari perbuatan lacur, melampaui batas dan sombong, dan tidak tampak seorangpun dari para kekasih Allah, para pemimpin ummat dan para ulama yang terpilih yang bersifat atau mempunyai ciri seperti itu  banyak makan dan tidak akan terpuji karenanya. 

(3) Harus mengambil tindakan terhadap dirinya sendiri dengan sifat wira'i (menjaga diri dari perbuatan yang bisa merusak harga diri) serta berhati-hati dalam setiap keadaan, memperhatikan kehalalan makanannya, baik itu berupa makanan, minuman, pakaian dan tempat tinggal dan setiap sesuatu yang ia butuhkan, agar hatinya terang dan pantas untuk menerima ilmu, cahaya ilmu dan mengambil kemanfaatan ilmu.

(4) Harus mempersedikit makan yang merupakan salah satu sebab tumpulnya otak, lemahnya panca indra, seperti: Buah apel yang masam, Kacang sayur, Minum cuka. Begitu juga makanan yang menimbulkan banyak dahak, yang dapat mempertumpul akal fikiran dan memperberat badan, seperti: Terlalu banyak minum susu, Makan ikan dan yang lain sebagainya. Seyogianya juga ia menjauhkan diri dari hal-hal yang menyebabkan lupa secara khusus seperti:

Memakan makanan yang telah dimakan tikus.

Membaca tulisan di maesan (pathok pekuburan).

Masuk di antara dua ekor unta yang ditarik dan menjatuhkan kutu dalam keadaan hidup.

(5) Harus berusaha untuk mengurangi tidur selama tidak menimbulkan bahaya pada tubuh dan akal pikirannya. Jam tidur tidak boleh melebihi dari delapan jam dalam sehari semalam. Dan itu sepertiga dari waktu satu hari (dua puluh empat jam). Jika keadaannya memungkinkan untuk beristirahat kurang dari sepertiganya waktu dalam sehari semalam maka ia dipersilahkan untuk melakukannya. Apabila ia merasa terlalu lelah, maka tidak ada masalah untuk memberikan kesempatan beristirahat terhadap dirinya, hatinya dan penglihatannya dengan cara mencari hiburan, bersantai ke tempat-tempat hiburan sekiranya pulih kembali dan tidak menyia-nyiakan waktu.

(6) Harus meninggalkan pergaulan, karena meninggalkannya itu lebih penting dilakukan bagi pencari ilmu, apalagi bergaul dengan lawan jenis khususnya jika terlalu banyak bermain dan sedikit menggunakan akal fikiran, karena watak dari manusia adalah banyak mencuri kesempatan. Bahaya dari pergaulan adalah menyia-nyiakan umur tanpa guna dan berakibat hilangnya agama, apabila bergaul bersama orang yang tidak beragama. Jika ia membutuhkan orang yang bisa menemaninya, maka orang itu harus: Sholeh, Kuat agamanya, Takut kepada Allah, Wira'i, Bersih hatinya, Banyak berbuat kebaikan, Sedikit berbuat kejelekan, Memilki harga diri yang baik, Sedikit perselisihannya (tidak ngeyelan). Jika ia lupa maka temannya mengingatkan dan bila ia ingat maka berarti temannya telah menolongnya.

BAB III AKHLAQ SEORANG PELAJAR TERHADAP GURUNYA ( HAL 29)

Akhlak orang yang menuntut ilmu ketika bersama--sama dengan gurunya, yaitu :

(1) Berangan-berangan, berfikir yang mendalam kemudian melakukan shalat istikharah, kepada siapa ia harus mengambil ilmu dan mencari bagusnya budi pekerti darinya. Jika memungkinkan seorang pelajar, hendaklah memilih guru yang sesuai dalam bidangnya, hendaklah memilih guru yang  mempunyai: Sifat kasih sayang, Menjaga muru'ah (etika), Menjaga diri dari perbuatan yang merendahkan mertabat seorang guru, Seorang yang bagus metode pengajaran dan pemahamannya. Diriwayatkan dari sebagian ulama salaf ilmu ini adalah agama, maka perhatikanlah dari siapa kalian mengambil atau belajar agama kalian.

(2) Bersungguh-sungguh dalam mencari seorang guru, ia termasuk orang yang mempunyai perhatian khusus terhadap ilmu syari'at dan termasuk orang-orang yang dipercaya oleh para guru-guru pada zamanya, sering diskusi serta lama dalam perkumpulan diskusinya, bukan termasuk orang-orang yang mengambil ilmu berdasarkan makna yang tersurat dalam sebuah teks dan tidak dikenal guru-guru yang mempunyai tingkat kecerdasan tinggi. Imam Al-Syafi'i berkata barang siapa yang mempelajari ilmu fiqh hanya memahami makna--makna yang tersurat saja, maka ia telah menyia-nyiakan beberapa hukum.

(3) Menurut terhadap gurunya dalam segala hal dan tidak keluar dari nasehat-nasehat dan aturan-aturannya. Bahkan, hendaknya hubungan antara guru dan muridnya itu ibarat pasien dengan dokter spesialis. Sehingga ia minta resep sesuai dengan anjurannya dan selalu berusaha sekuat tenaga untuk memperoleh ridhanya terhadap apa yang ia lakukan dan bersungguh sungguh dalam memberikan penghormatan kepadanya dan mendekatkan diri kepada Allah ta'ala dengan cara melayaninya. Hendaknya seorang pelajar tahu bahwa merendahkan diri di hadapan gurunya merupakan kemulyaan, kertundukannya kepada gurunya merupakan kebanggaan dan tawadlu' dihadapannya merupakan keterangkatan derajatnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun