TANTANGAN DAN STRATEGI MENGHADAPI PENYAKIT DBD OLEH TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT DI INDONESIA
ANISA NURJANAH/191241053
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS AIRLANGGA
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) disebabkan oleh infeksi virus Dengue yang bertransmisi melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus. Penyakit DBD muncul sepanjang tahun dan dapat diderita seluruh kalangan usia. Kemunculan penyakit ini sendiri berkaitan erat dengan perilaku masyarakat dan kondisi lingkungan (Kemenkes, 2016). Demam berdarah terus menjadi masalah kesehatan serius di dunia. Studi dari World Health Organization (WHO) memperkirakan sekitar 2,5 milyar atau 40% penduduk dunia di negara tropis dan subtropis berisiko tinggi terinfeksi virus Dengue.
Akhir-akhir ini, angka kejadian demam berdarah terus meningkat setiap tahunnya. Dua wabah terakhir yang tergolong besar terjadi pada tahun 1998 dan 2004, di saat upaya-upaya pencegahan dan pengendalian demam berdarah telah diaplikasikan secara luas. Hal ini menyiratkan bahwa strategi pencegahan dan pengendalian demam berdarah saat ini tidaklah cukup efektif untuk menangani epidemik luas. Terdapat beberapa indikasi bahwa Indonesia tidaklah secara konsisten menjalankan program yang dimaksud, yaitu: surveillance yang berbasis pada bukti laboratorium, peningkatan kapasitas, partisipasi masyarakat, pengembangan kerja sama, dan rencana tanggap darurat.
Pertumbuhan yang cepat dari perekonomian dan industri dalam beberapa dekade terakhir telah menyebabkan terbentuk area-area perkotaan yang baru serta perkembangan infrastruktur yang masif. Hal ini juga merangsang arus urbanisasi dalam skala besar dan meningkatkan jumlah kawasan kumuh. Pada saat air bersih dan fasilitas sanitasi tidak tersedia secara kuat, ditambah dengan sistem drainase dan penanganan sampah yang buruk, hal ini justru berpotensi menciptakan tempat berkembang biak nyamuk sehingga angka kejadian demam berdarah pun meningkat.
Hambatan lainnya yaitu tidak meratanya akses ke fasilitas kesehatan. Fasilitas laboratorium tidak selalu tersedia khususnya di area pedesaan yang menyebabkan rendahnya jumlah pelaporan kasus deman berdarah (underreporting). Bagaimanapun juga, tidak terjangkaunya biaya pelayanan kesehatan dapat mencegah pasien dalam mencari pertolongan medis yang pada akhirnya bisa menyebabkan rendahnya pelaporan. Sebagai tambahan, masih dijumpai kurangnya koordinasi di dalam dan antar institusi terkait.
Tenaga kesehatan masyarakat memiliki peran yang sangat penting dalam penanganan masalah Demam Berdarah Dengue (DBD). Berikut adalah beberapa peran utama tenaga kesehatan masyarakat dalam menangani DBD antara lain melakukan pemantauan secara berkala terhadap kasus DBD untuk mengetahui sebaran dan tren penyakit. Hal ini penting untuk mengidentifikasi daerah endemik dan mengambil tindakan yang tepat. Lalu, melakukan promosi kesehatan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya DBD dan cara pencegahannya. Promosi kesehatan ini bisa berupa penyuluhan, pembuatan poster, atau kegiatan lain yang kreatif dan menarik.
Menggerakkan masyarakat untuk melakukan 3M Plus (menguras, menutup, dan mengubur tempat penampungan air, serta melakukan upaya tambahan seperti menggunakan obat nyamuk, memasang kelambu, dan menanam tanaman pengusir nyamuk). Bekerja sama dengan sektor lain seperti pemerintah daerah, lembaga swadaya masyarakat, dan sektor swasta untuk meningkatkan efektivitas penanggulangan DBD. Selain itu, strategi lain dalam menangani DBD yaitu meningkatkan kapasitas rumah sakit dalam menangani kasus DBD, menyediakan obat-obatan dan perlengkapan medis yang cukup untuk penanganan DBD.
Dapat disimpulkan dari essay tersebut Demam Berdarah Dengue (DBD) masih menjadi ancaman serius di Indonesia. Peran tenaga kesehatan masyarakat sangat penting dalam upaya pencegahan dan pengendalian DBD. Tenaga kesehatan masyarakat harus fokus pada pemberdayaan masyarakat melalui pendidikan kesehatan yang efektif. Dengan melibatkan masyarakat aktif, diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan kepedulian terhadap kebersihan lingkungan serta perilaku hidup sehat.