Mohon tunggu...
Anisa NoorKholifah
Anisa NoorKholifah Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

terima kasih telah mampir, semoga bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mencegah Masalah dengan Manajemen Krisis

5 Desember 2023   17:41 Diperbarui: 5 Desember 2023   17:56 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pernahkah kalian mengalami manajemen krisis ? manajemen krisis tidak selalu terjadi pada suatu perusahaan, namun juga bisa terjadi dengan diri sendiri. Ketika kita telah memanajemen waktu maupun keuangan kita, kadang ada saja kendala yang tiba tiba muncul, itulah manajemen Krisis. Namun kata 'Krisis' merupakan suatu masalah besar yang datang secara tidak terduga dan dapat membawa dampak negatif maupun positif kepada organisasi terkait. Untuk mencegah adanya Manajemen Krisis mari sama sama kita belajar apa itu manajemen krisis dan bagaimana cara mengatasinya

Manajemen krisis adalah situasi yang tiba-tiba dan tidak terduga yang dapat mengancam kelangsungan hidup pemangku kepentingan dan kemampuan perusahaan untuk bertahan dari krisis. Krisis dapat melibatkan situasi darurat, seperti bencana alam, kecelakaan, skandal, atau peristiwa yang dapat menimbulkan dampak negatif secara besar-besaran. 

Tahap Utama Manajemen Krisis Sebagai sebuah proses, manajemen krisis bukan hanya satu hal, proses ini dibagi menjadi tiga fase. Dilansir dari Institute for PR, tahap manajemen krisis dibagi menjadi pre-crisis, crisis response, serta post crisis.

  1. Pre-Crisis
    Fase ini memfokuskan pada pencegahan dan persiapan. Pencegahan termasuk mencari cara untuk mengurangi risiko yang dapat berujung pada krisis. Sedangkan persiapan di antaranya ialah membuat rencana manajemen krisis, memilih anggota tim krisis manajemen, serta melatih anggota tim agar dapat beradaptasi dengan krisis nantinya.
  2. Crisis Response
    Para manajemen harus bertindak langsung untuk merespon krisis terkait. Respon krisis merupakan apa yang dilakukan dan dikatakan oleh manajemen saat krisis terjadi. Public relation memegang peranan penting dalam merespon krisis tersebut. Salah satunya dengan membantu dan mendampingi proses pengembangan pesan yang dikirim atau disampaikan ke instansi-instansi terkait.
  3. Post Crisis
    Setelah krisis, perusahaan atau organisasi dapat kembali menjalankan bisnisnya seperti semula. Perusahaan diharapkan dapat memenuhi komitmen yang dibuat saat krisis terjadi.  Selain itu, sebuah organisasi atau perusahaan diharapkan dapat mencari cara untuk persiapan yang lebih baik pada krisis di masa depan.

Lalu langkah lakah seperti apa yang bisa di gunakan untuk menanggulangi Manajemen Krisis ? Berikut adalah beberapa langkah dan prinsip umum dalam manajemen krisis:

  1. Perencanaan Krisis:

    • Sebelum terjadinya krisis, organisasi sebaiknya telah menyusun rencana manajemen krisis yang mencakup identifikasi risiko potensial, penugasan peran dan tanggung jawab, serta prosedur untuk mengatasi berbagai skenario krisis.
  2. Tim Krisis:

    • Bentuk tim krisis yang terdiri dari individu yang memiliki keahlian dan pengetahuan yang relevan. Tim ini biasanya mencakup perwakilan dari berbagai departemen di dalam organisasi.
  3. Pemahaman Risiko:

    • Identifikasi dan evaluasi risiko yang mungkin dihadapi organisasi. Pemahaman mendalam tentang risiko membantu dalam persiapan dan penanganan lebih efektif saat krisis terjadi.
  4. Komunikasi Krisis:

    • Pengelolaan komunikasi selama krisis sangat penting. Organisasi harus memiliki strategi komunikasi yang jelas dan dilakukan dengan transparan. Ini termasuk komunikasi dengan karyawan, pelanggan, mitra, dan media.
  5. Penilaian Dampak:

    • Lakukan penilaian dampak krisis secara menyeluruh, termasuk evaluasi terhadap operasional, keuangan, dan reputasi. Ini membantu dalam menentukan prioritas dan langkah-langkah yang perlu diambil.
  6. Penanganan Darurat:

    • Segera setelah krisis terjadi, fokus pada penanganan darurat untuk melindungi nyawa, harta benda, dan lingkungan. Langkah-langkah ini dapat mencakup evakuasi, pemadaman kebakaran, atau tindakan darurat lainnya
  7. Koordinasi dengan Pihak Eksternal:

    • Bekerja sama dengan pihak eksternal, termasuk otoritas pemerintah, penyelamat, atau pihak berwenang lainnya. Koordinasi yang baik membantu memastikan bahwa upaya penanganan krisis dilakukan secara efektif dan efisien.
  8. Pemulihan dan Evaluasi Pasca-Krisis:

    • Setelah krisis mereda, fokus pada upaya pemulihan dan evaluasi pasca-krisis. Identifikasi pelajaran yang dapat dipetik, perbaiki proses, dan buat perubahan yang diperlukan untuk menghindari krisis serupa di masa depan.
  9. Pemulihan Reputasi:

    • Manajemen krisis juga mencakup upaya pemulihan reputasi. Upaya ini melibatkan komunikasi terus-menerus, tindakan positif, dan transparansi untuk membangun kembali kepercayaan dan citra positif.
  10. Pelatihan dan Simulasi:

    • Melakukan pelatihan reguler dan simulasi krisis untuk memastikan bahwa tim krisis terlatih dan siap menghadapi situasi darurat.

Manajemen krisis bukanlah proses statis, tetapi merupakan pendekatan yang berkelanjutan untuk mengidentifikasi, merespons, dan memitigasi dampak krisis. Organisasi yang efektif dalam manajemen krisis memiliki rencana yang baik, tim yang terlatih, dan keterlibatan aktif dari kepemimpinan.

Seperti itulah penejelasan singkat mengenai Manajemen Krisis, bila kalian memiliki pendapat lain atau memiliki tambahan, kalian bisa share pada kolom komentar. Semoga ilmu yang kita share bisa bermanfaat untuk banyak orang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun