Kesadaran akan tumbuh-kembang anak tinggi di kalangan orang tua masa kini. Banyak dari orang tua berfokus pada berat badan dan tinggi badan anak mereka. Orang tua juga kerap menerka-nerka, "Mengapa anakku tidak napsu makan ya? Mengapa berat badan anakku tidak naik ya?" Ketidakoptimalan ini akhirnya berujung pada kenaikan tinggi badan anak yang kurang adekuat dan lama kelamaan anak masuk dalam kategori stunting.
Untuk menghindarkan dari status stunting ini, orang tua berupaya sekuat tenaga untuk menggonta-ganti menu makanan dan tekstur makanan anak agar anak terhindar dari status stunting. Dari segala protein hewani dan nabati serta segala tekstur (dari yang lumat hingga bentuk bola-bola ataupun ala sushi) dicobakan. Tapi seringnya tidak juga ada peningkatan napsu makan yang berarti pada anak.
Bila dari segi pola makan dan segala menu sudah dicobakan ke anak, namun belum juga ada respon yang baik, orang tua perlu memperhatikan aspek lain selain makanan yang masuk, yakni tempat di mana makanan itu masuk.
Menurut hasil sebuah penelitian dari pengkajian sistematis  yang dirilis dari media yang kredibel di Eropa, disampaikan di sana bahwa ternyata terdapat hubungan antara kejadian stunting dan kebersihan gigi dan mulut pada anak. Â
Bila kita refleksikan di kehidupan kita orang dewasa, apa yang terjadi ketika gigi kita sakit dan kita harus makan, apakah suatu rasa nyaman yang kita rasakan?
Atau mungkin ketika pada suatu konsisi, ketika kita sedang tidak berkesempatan untuk menggosok gigi, dan kita harus makan, apakah yang terjadi? Apakah nyaman makan dengan kondisi gigi dan mulut yang tidak bersih?
Kurang lebih mungkin begitu ya, yang dirasakan anak-anak kita juga ketika mereka merasa tidak nyaman dengan gigi dan mulut mereka yang kurang bersih, tetapi mereka harus tetap makan. Hal ini ditunjang dengan kemampuan komunikasi anak yang belum bisa mengutarakan isi hatinya, walhasil ekspresi anak "menolak makanan" yang kita tangkap. Padahal, ada alasan di balik anak kita menolak makanan yang kita berikan.
Lalu, bagaimana seharusnya kita sebagai orang tua membantu anak membersihkan area gigi dan mulutnya?
- Ketika gigi anak belum tumbuh, orang tua dapat menggosokkan kain kasa bersih di bagian gusi dan lidah anak. Hal ini bertujuan untuk membiasakan anak agar terbiasa bagian mulutnya dibersihkan
- Ketika gigi anak sudah mulai tumbuh, rutinkan memgosok gigi dengan sikat gigi yang halus dan pasta gigi berflouride khusus untuk anak. Anak yang barubtumbuh gigi, pasta gigi sebesar biji beras. Untuk anak usia > 3 tahun, pasta gigi dapat sebesar biji kacang polong.
- Rutinkan untuk membersihkan area gigi dan mulut anak minimal 2x sehari, terutama setelah anak makan atau menyusu dan akan tidur malam.
- Jangan lupa untuk mengganti sikat gigi anak setiap 3-4 bulan sekali.
Semoga anak-anak kita dapat tumbuh menjadi anak yang sehat, kuat, dan cerdas. Salam sehat untuk kita semua.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H