Kalau ditanya, kira-kira menu apa yang harus ada di meja makan keluarga setiap harinya? Kalau di keluarga saya, jawabannya pasti harus ada tempe .
Tempe goreng, oseng tempe, orek tempe, sayur tempe dan menu tempe lainnya harus tersedia di meja makan.
Banyak sekali olahan masakan yang berbahan utama tempe, selain itu tempe juga mudah ditemukan di mana saja. Setiap tukang sayur, bahkan sudah tersedia juga di supermarket pasti ada produk tempe di jual.
Hampir seluruh masyarakat Indonesia sudah makan tempe sejak balita, karena banyak ibu yang sudah memperkenalkan tempe saat MPASI. Bukan karena mereka menyadari apa saja kandungan gizi dari tempe, tetapi sekedar karena tempe mudah di cari dan harganya yang murah.
Kalau di tanya apa saja sih kandungan gizi dan nutrisi yang terdapat pada tempe, apa kalian tahu jawabannya? Karena jujur saja, sayapun sampai beberapa bulan yang lalu tidak ambil pusing apa yang terkandung di dalam tempe.
Saya bertanya kepada beberapa ibu di sekitar rumah, kenapa menyediakan masakan berbahan tempe bagi keluarga, jawabannya semua sama "karena tempe mengandung banyak gizi", tetapi saat ditanyakan apa saja gizi yang terkandung dalam tempe itu semua cuma bisa menjawab dengan senyuman dan menyuruh saya mencarinya sendiri ke mbah google.
Jangan salahkan kami para ibu-ibu yang sekedar tahu kalau tempe mengandung banyak gizi dari kandungan kedelai tanpa tahu lebih dalam apa saja yang ada dan terkandung di dalamnya. Karena memang jarang sekali sosialisasi mengenai kandungan gizi di masyarakat.
Kini saatnya kita lebih mengenal tempe lebih dekat yuk, cari tahu gizi yang terdapat di dalamnya, tempe seperti apa yang baik dan sehat, serta bagaimana mengolah tempe dengan baik.
Gizi Pada Tempe
Tempe, sebagai makan dengan nilai kandungan gizi yang tinggi, sudah lama diakui oleh ilmuwan dan pakar gizi, di Indonesia bahkan di dunia.
Sejumlah penelitian yang diterbitkan pada tahun 1940-an sampai dengan 1960-an menyimpulkan bahwa banyak tahanan Perang Dunia II pada zaman pendudukan Jepang di Indonesia berhasil terhindar dari disentri dan busung lapar karena
tempe.
Penelitian terhadap nilai gizi tempe terus dilakukan dan dari penelitian tersebut diperoleh hasil bahwa tempe mengandung elemen yang berguna bagi tubuh, yakni:
- Asam Lemak
Proses fermentasi pada tempe meningkatkan derajat ketidakjenuhan terhadap lemak. Akibat proses ini, asam lemak tidak jenuh majemuk pada tempe meningkat jumlahnya. Asam lemak tidak jenuh ini mempunyai efek penurunan terhadap kandungan kolesterol serum, sehingga dapat menetralkan efek negatif sterol di dalam tubuh. - Vitamin
 Dua kelompok vitamin terdapat pada tempe, yaitu larut air (vitamin B kompleks) dan larut lemak
 (vitamin A, D, E, dan K). Tempe merupakan sumber vitamin B yang sangat potensial. Jenis vitamin yang terkandung dalam tempe antara lain   vitamin B1, B2, asam pantotenat, asam nikotinat, vitamin B6, dan B12.
 Vitamin B12 umumnya terdapat pada produk-produk hewani dan tidak dijumpai pada makanan nabati (sayuran, buah-buahan, dan biji-bijian), namun tempe mengandung vitamin B12 sehingga tempe menjadi satu-satunya sumber vitamin yang potensial dari bahan pangan nabati. Kenaikan kadar vitamin B12 paling mencolok pada pembuatan tempe. Kadar vitamin B12 dalam tempe berkisar antara 1,5 sampai 6,3 mikrogram per 100 gram tempe kering. Jumlah ini telah dapat mencukupi kebutuhan vitamin B12 seseorang per hari. Dengan adanya vitamin B12 pada tempe, para vegetarian tidak perlu merasa khawatir akan kekurangan vitamin B12, sepanjang mereka melibatkan tempe dalam menu hariannya. - Mineral
Tempe mengandung mineral makro dan mikro dalam jumlah yang cukup. Jumlah mineral besi, tembaga, dan zink. Kapang tempe dapat menghasilkan enzim fitase yang akan menguraikan asam fitat (yang mengikat beberapa mineral) menjadi fosfor dan inositol. Dengan terurainya asam fitat, mineral-mineral tertentu (seperti besi, kalsium, magnesium, dan zink) menjadi lebih tersedia untuk dimanfaatkan tubuh. - Antioksidan
Di dalam tempe juga ditemukan suatu zat antioksidan dalam bentuk isoflavon yang sangat dibutuhkan tubuh untuk menghentikan reaksi pembentukan radikal bebas. Dalam kedelai terdapat tiga jenis isoflavonyaitu daidzein, glisitein, dan genistein. Pada tempe, di samping ketiga jenis isoflavon tersebut juga terdapat antioksidan faktor II (6,7,4-trihidroksi isoflavon) yang  mempunyai sifat antioksidan paling kuat dibandingkan dengan isoflavon dalam kedelai. Antioksidan ini disintesis pada saat terjadinya proses fermentasi kedelai menjadi tempe oleh bakteri micrococcus luteusdan coreyne bacterium. Penuaan (aging) dapat dihambat bila dalam makanan yang dikonsumsi sehari-hari mengandung antioksidan yang cukup. Karena tempe merupakan sumber antioksidan yang baik, konsumsinya dalam jumlah cukup secara teratur dapat mencegah terjadinya proses penuaan dini.
Lebih lanjut, Universitas Carolina Utara, Amerika Serikat, meneliti tempe dan menemukan bahwa genestein dan fitoestrogen yang terdapat pada tempe ternyata dapat mencegah kanker prostat dan payudara.
Ternyata memang ya kandungan gizi dan nutrisi tempe sangat lengkap, sehingga tidak salah banyak orang tua terutama ibu menyediakan pangan olahan tempe untuk keluarga di rumah.
Namun di balik gizi yang lengkap, pernahkah kita menyingkap pembuatan tempe yang kita konsumsi?
Saat bahan makanan tidak diolah dengan baik, maka hasil akhir dari gizi dan nutrisi  yang masuk ke dalam tubuh tidak akan maksimal.
Rumah Tempe Srikandi Geneng
Saat melakukan kunjungan ke kota Klaten, bersama Danone Blogger Academy pada tanggal 17 November 2017, saya berkesempatan melihat tempat produksi tempe yang berbeda dengan yang lain.
Ragi yang digunakan adalah ragi hasil penelitian terpadu dari Prof. Made Wiryawan di Bogor.
Selain itu, ibu-ibu PKK wilayah Geneng ini juga di beri banyak keterampilan untuk mengolah tempe menjadi banyak olahan makanan yang berdaya jual lebih.
Â
Pengolahan Tempe di Bekasi
Penasaran dengan pengolahan tempe di Bekasi, tepatnya di Jatimakmur-Pondok Gede, wilayah saya tinggal saat ini. Saya mencari keberadaan tempat pengolahan dan pembuat tempe rumahan terdekat.
Dengan peralatan seadanya, satu orang pekerja dan ruangan yang tidak lebih dari 4 x 3 m2 dan terletak di samping rumah utama dan tanpa dinding atau pintu lagi, menurut saya pengolahan tempe ini kurang higienis.
Pengolahan dan pembuatan tempe ini sudah lebih dari 5 tahun, memakai ragi turunan, seharga Rp 5000 per kilogram. Dengan rata-rata pengolahan setiap harinya sebanyak 10 kilogram kedelai, menjadi 17 kilogram tempe atau setara dengan 100 potong tempe ukuran 15 x 20 cm.
Inilah potret nyata keamanan dan higienitas dalam pengolahan tempe di masyarakat saat ini, bukannya tidak tahu kalau usaha mereka kurang higienis, tetapi memang dana mereka hanya bisa sampai di tingkat ini.
Pengolahan yang benar dalam membuat tempe saya dapatkan di Rumah Tempe Srikandi Geneng selain higienis, hasil dari tempenya juga lebih lezat loh, tanpa ada ampas kulit, campuran jagung dan daya tahannya lebih lama dibandingkan hasil tempe buatan rumahan lainnya.
Pengolahan dalam memasak tempe yang baik
Tempe dengan kandungan gizi dan nutrisi yang sangat baik akan memberi manfaat yang maksimal apabila diolah dengan baik, betul ga sih?
Saran saya, coba deh untuk kurangi proses memasak dengan cara deep fries atau memasak dengan minyak yang banyak. Karena apabila kita sering lakukan, hanya akan menyebabkan rusaknya kandungan nutrisi pada makanan. Minyak jenuh akan merusak kandungan baik dalam makanan yang kita olah.
Selain itu, sekarang tempe sudah banyak di kreasikan menjadi olahan yang di hadirkan di kafe, restoran dan hotel dengan nilai jual yang tinggi.
Jadi, sudah tepatkah tempe yang kita sajikan di dalam keluarga untuk di makan?
Peran tempe dalam ketahanan pangan Indonesia
Apa masih ragu dengan tempe, dan masih malu untuk memesan dan makan tempe di hotel berbintang lima? Kalau saya tidak dong, saya bangga bisa makan tempe di mana saja.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dengan tegas mengatakan bahwa bangsa kita adalah bangsa tempe. Bukanlah apa-apa, namun pernyataan itu disampaikan Ganjar karena melihat potensi kedelai sebagai bahan utama tempe yang sangat besar di indonesia khususnya jawa tengah.
"Kalau Bung Karno menyatakan bangsa kita bukan bangsa tempe, sekarang dibalik dan menjadi bangsa kita adalah bangsa tempe, bangsa kedelai. Karena memang hasil kedelai dan olahannya sangat besar di negara ini khususnya Jawa Tengah," kata Ganjar saat acara Expo Grobogan Ekonomi Kreatif, Kamis (30/11/2017). (dokumen kompasiana.com)
Ini up date terbaru loh, terbukti kalau tempe sangat berperan dalam ketahanan pangan bagi Indonesia.
Saya bangga dengan menu tempe di meja makan keluarga, tetapi sekarang lebih memilih tempe berkualitas di nutrisi dan gizi yang lebih optimal.
Saya masak tempe hari ini, bagaimana dengan kalian. Ingat ya, untuk memilih bahan makanan berkualitas demi gizi dan nutrisi yang optimal bagi keluarga tercinta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H