Mohon tunggu...
Anisa Deasty Malela
Anisa Deasty Malela Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger yang aktif menulis dan menyukai banyak kegiatan positif

Danone Blogger Academy Batch 1 |Lifestyle| Content Writer | 085781068275 | anisa_dee007@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Ada Apa Dengan Owa Jawa

20 November 2017   18:11 Diperbarui: 20 November 2017   18:42 1382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apa ada yang kenal hewan Owa Jawa? Berapa banyak dari kita yang pernah melihat Owa Jawa secara langsung, baik itu di kebun binatang atau alam bebas?

Untuk pertama kalinya saya mendengar hewan Owa Jawa, dan pertama kenal saya berkesempatan melihat secara langsung di alam bebas, di Gunung Pangrango, Jawa Barat.

dokumen Pertamina
dokumen Pertamina

Mengenal Owa Jawa

Owa jawa (Hylobates moloch) merupakan salah satu spesies endemik yang hidup di wilayah barat Pulau Jawa. Hewan ini bukan bagian dari spesies monyet, tetapi kera. 

Apa ada bedanya, antara monyet dan kera? Ada dong, kalau monyet memiliki ekor, sedangkan kera tidak memiliki ekor. Jadi, kalau menghitung spesies Owa Jawa, kita sebut mereka sebagai individu.

Menurut data dari International Union for Conservation of Nature and Natural Resources(IUCN), Owa Jawa termasuk ke dalam satwa yang terancam punah, karena jumlah mereka yang terus berkurang setiap tahunnya.

Berdasarkan hasil penelitian, saat ini populasi Owa Jawa di Indonesia berada pada kisaran 3.000 hingga 5.304 individu. Angka tersebut sepintas besar, namun satuan terkecil Owa Jawa bukanlah individu melainkan satu keluarga. Dalam satu keluarga owa jawa terdapat tiga hingga lima individu yang terdiri sepasang induk serta dua hingga tiga anak.

Anak Owa Jawa yang berhasil lahir di tempat penangkaran
Anak Owa Jawa yang berhasil lahir di tempat penangkaran
Owa Jawa dikenal sebagai hewan monogamiyang sangat setia pada satu pasangan seumur hidupnya. Apabila ada pasangan yang mati, mereka akan berkabung dan ikut mati setelah kematian pasangannya. 

Sulitnya mereka berkembang biak juga menjadi permasalahan dalam meningkatkan jumlah populasi mereka di alam liar ataupun di penangkaran hewan.

Akan sangat menyedihkan saat mengetahui kematian ini adalah akibat dari perbuatan manusia yang dengan tega memburu dan memperdagangkan hewan liar.

Perburuan liar, kerusakan habitat juga ekosistem alam, dan perdagangan satwa langka semakin mengancam populasi Owa Jawa di Indonesia. Sehingga upaya rehabilitasi dan perlindungan spesies tersebut sangat penting untuk dilakukan.

Pertamina melakukan upaya dalam pelestarian hewan Owa Jawa ini, berkerjasama dengan banyak pihak untuk menciptakan penangkaran alami di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango.

Bersama 20 kompasianer, 13-14 November 2017 saya berkesempatan melakukan kunjungan ke Taman Nasional Gunung Gede Pangrango untuk melihat secara langsung, bagaimana kondisi Owa Jawa dan mengapa kita harus lakukan gerakan "Save Owa Jawa".

Perjalanan yang sangat mengesankan dan penuh petualangan saat menuju habitat Owa Jawa ini.

harus menggunakan kendaraan khusus untuk sampai ke Taman Nasional Gunung Gede Pangrango
harus menggunakan kendaraan khusus untuk sampai ke Taman Nasional Gunung Gede Pangrango
Kami mendapatkan banyak informasi mengenai Owa Jawa dan juga mengenai pengelolaan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Pemerintah bersama Pertamina dan masyarakat bekerjasama dam bersinergi dalam melestarikan alam dan mengedukasi pelajar untuk lebih peduli pada lingkungan.

Hutan belantara yang masih alami dan dijaga keasriannya membuat Owa Jawa bisa berkembang biak dengan lebih baik di sini. "Sudah lebih dari 13 individu Owa Jawa terlahir alami", ungkap Ibu Badiah Kepala Bidang wilayah Bogor Balai Besar Taman Nasional, Konservasi Bodogol Lido, Bogor,  Gunung Gede Pangrango.

Bersama Ibu Badiah dan masyarakat binaan yang menjadi pemandu, kami menyusuri hutan Taman Nasional Gunung Pangrango
Bersama Ibu Badiah dan masyarakat binaan yang menjadi pemandu, kami menyusuri hutan Taman Nasional Gunung Pangrango
Mari kita tumbuhkan rasa peduli pada  alam, menghargai dan menjaga kealamiannya. Save Owa Jawa menjadi ujung tombak kita dalam melindungi seluruh marga satwa dan tumbuhan yang ada di alam.

Dengan melindungi dan menjaga alam, kita juga akan terhindar dari bencana alam loh. Kita tidak akan lagi mengalami kebanjuran, tanah longsor dan terbebas dari asap kebakaran hutan.

Save Owa Jawa merupakan program CSR Pertamina, dan bentuk kepedulian mereka dalam turut serta menjaga alam. Sebagai salah satu komitmen kepada lingkungan, Pertamina mendukung upaya rehabilitasi dan pelepasliaran hewan langka Owa Jawa ini . 

Owa Jawa harus terlebih dahulu melewati proses rehabilitasi di Javan Gibbon Center (JGC), Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Jawa Barat. Setelah Owa Jawa berhasil dikembangbiakan dan terbiasa dengan hidup liar, kemudian Owa Jawa akan melewati proses habituasi di lokasi pelepasliaran di Gunung Puntang, Hutan Lindung Gunung Malabar, dan selalu mendapat pengawasan.

Setelah selesai menjelajahi Taman Nasional, kami beristirahat ke Warso Durian Farm sambil menikmati santap makan sore dan makan buah durian yang matang dari pohon.

Menikmatidurian di Warso Durian Farm
Menikmatidurian di Warso Durian Farm
Petualangan kami semua dilanjutkan dengan menantang adrenalin di tempat wisata Rafting Sungai di Caringin, Bogor. Pengalaman pertama bagi saya, mengarungi sungai penuh dengan arus deras yang sangat mendebarkan dan membuat saya hampir pingsan.

Terimakasih kepada Kompasiana dan Pertamina yang memberikan pengalaman paling berharga dalam hidup saya. Saya menjadi tahu keberadaan dari Owa Jawa, dan mengetahui bahwa spesies Owa Jawa yang hampir punah.

Berpetualang di Sungai Caringin, Bogor
Berpetualang di Sungai Caringin, Bogor
Semoga program "Save Owa Jawa" yang di lakukan oleh Pertamina bisa mendapat dukungan pemerintah dan bisa sukses dilaksanan. Tidak hanya Owa Jawa, semoga semua spesies hewan langka juga bisa dilindungi dan diperhatikan keberadaannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun