Mohon tunggu...
anisa melianti
anisa melianti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Peran Teknologi dan Seni dalam Pembelajaran Seni Budaya yang Berkelanjutan

10 Juli 2024   00:25 Diperbarui: 10 Juli 2024   00:33 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Dalam benak banyak orang, pembelajaran seni budaya lekat dengan istilah "konservatif". Melalui pembelajaran seni budaya, peserta didik sering diarahkan untuk mempelajari, menghargai dan melestarikan berbagai kesenian serta kebudayaan, karenanya pembelajaran seni budaya sering dimaknai sebagai pembelajaran konservatif saja. Namun, anggapan tersebut sebenarnya tidaklah tepat. Meskipun pembelajaran seni budaya lekat dengan kegiatan yang mengarah pada tindakan konservasi, tetapi kita tidak bisa mengabaikan kenyataan bahwa pemberdayaan pembelajaran seni budaya melalui teknologi juga penting untuk dilakukan, dalam rangka mewujudkan pendidikan yang berkelanjutan (Ramadhana, 2021).

Ki Hajar Dewantara, sebagai tokoh berpengaruh dalam dunia pendidikan di Indonesia mengungkapkan bahwa pendidikan harus memperhatikan kodrat alam serta kodrat zaman (Irawati, 2022). Ungkapan tersebut memiliki makna bahwa pendidikan harus mengakar pada nilai-nilai tradisional yang baik dan berharga (kodrat alam), namun juga harus mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman dan memajukan masyarakat (kodrat zaman). Dengan kata lain, pendidikan tidak boleh terjebak dalam konservatisme yang mempertahankan kondisi saat ini saja, tetapi juga harus menjadi agen perubahan yang mendorong kemajuan dan inovasi dalam masyarakat. 

Ki Hajar Dewantara menginginkan pendidikan yang menghormati warisan budaya dan alam, sambil tetap relevan dan responsif terhadap tantangan zaman modern yang selalu berubah dan berkembang secara dinamis. Itu artinya, di satu sisi pendidikan harus bersifat konservatif tapi disisi lain juga harus bisa bertindak sebagai "agen of change" (Nasution, 2014:157). Salah satu cara untuk mewujudkan hal tersebut adalah dengan melaksanakan pembelajaran seni budaya yang ramah digital sehingga peserta didik mampu memanfaatkan berbagai teknologi yang dapat menunjang proses belajar mereka, sehingga mereka mampu mengeksplorasi lebih banyak pengalaman sesuai dengan minat dan potensi mereka (Burbules, 2020). 

Pada era digital yang terus berkembang, teknologi memegang peran yang penting dalam memberikan manfaat bagi berbagai aspek kehidupan manusia (Ngafifi, 2014). Teknologi juga mempengaruhi cara kita melakukan sesuatu, seperti teknologi yang telah merevolusi cara kita mengakses informasi dan berkomunikasi. Dalam konteks pembelajaran seni budaya, teknologi membuka jendela baru bagi peserta didik untuk menjelajahi, menggali dan mengembangkan pemahaman serta kreativitas mereka terhadap seni dan budaya secara lebih luas melalui akses sumber belajar digital (Agustian, 2021). Sebagai contoh, teknologi dapat memberikan akses yang lebih luas terhadap berbagai bentuk seni budaya dari berbagai wilayah di Indonesia, bahkan hingga belahan dunia. Melalui internet, peserta didik dapat mengakses karya seni, musik, tarian, dan tradisi budaya lainnya secara virtual, tanpa harus secara fisik berada di lokasi tersebut. Hal ini membuka peluang untuk memperluas wawasan dan pemahaman mereka tentang keberagaman budaya, serta memperkuat apresiasi mereka terhadap nilai-nilai universal yang terkandung dalam setiap karya seni. 

Teknologi bukan hanya berdampak kepada cara kita memperoleh informasi. Dalam lingkup kegiatan pembelajaran, teknologi juga berperan besar sebagai media yang bisa digunakan untuk meningkatkan partisipasi aktif peserta didik dan meningkatkan keterampilan mereka dalam berkreasi dan berinovasi (Zubaidah, 2016). Misalnya, dengan menggunakan perangkat lunak desain grafis atau aplikasi kreatif, peserta didik dapat menciptakan karya seni digital yang unik dan mengungkapkan ide-ide mereka dengan cara yang baru dan inovatif. Peserta didik juga dapat dapat bereksperimen dengan berbagai teknik, gaya, dan medium, sehingga memperluas kemampuan ekspresi kreatif mereka. Dalam hal ini, teknologi tidak hanya menjadi alat bantu, tetapi juga menjadi medium yang mengubah cara peserta didik berinteraksi dengan seni budaya (Agustian, 2021).

Dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam konteks kegiatan pembelajaran seni budaya, juga dapat meningkatkan efektivitas dalam berkomunikasi serta berkolaborasi. Teknologi dapat memfasilitasi kolaborasi dan pertukaran ide antara peserta didik dalam pembelajaran seni budaya, seperti melalui platform online dan jejaring sosial (Tusiime, 2022). Peserta didik dapat membagikan karya seni mereka, memberikan umpan balik, dan berkolaborasi dalam proyek seni bersama. Hal ini tidak hanya memperluas jaringan mereka dalam dunia seni budaya, tetapi juga mengajarkan nilai-nilai kerjasama, komunikasi, dan apresiasi terhadap keragaman perspektif dan pendekatan.

Namun, untuk memaksimalkan peran teknologi dalam pembelajaran seni budaya tentu terdapat tantangan yang harus dihadapi. Misalnya, bagaimana sekolah atau lembaga pendidikan dapat menjaga keseimbangan antara memelihara tradisi dan mendorong inovasi. Sekolah harus tetap sebagai wadah yang konservatif dalam artian memelihara nilai-nilai dan warisan budaya yang penting, sambil juga menjadi agen of change yang mempersiapkan peserta didik untuk menghadapi dunia yang terus berubah (Hadiyastama, 2022). Ini membutuhkan penafsiran ulang mengenai peran pendidik dan kurikulum yang lebih fleksibel, yang tidak hanya fokus pada pengetahuan historis tetapi juga mengembangkan keterampilan kritis, kreativitas, dan kemampuan beradaptasi (Syafriafdi, 2020).

Integrasi teknologi dalam pembelajaran seni budaya juga menimbulkan pertanyaan tentang akses dan kesetaraan. Dimana, penting bagi lembaga pendidikan untuk memastikan bahwa semua peserta didik memiliki akses yang sama terhadap teknologi dan sumber daya pembelajaran. Karenanya, sekolah atau lembaga pendidikan perlu memberikan fasilitas dan pelatihan bagi pendidik, agar teknologi dapat dimanfaatkan secara efektif sebagai alat pembelajaran. Dengan begitu, sekolah atau lembaga pendidikan dapat memaksimalkan peran dualitasnya sebagai penjaga tradisi dan perintis inovasi  dalam rangka menciptakan pendidikan yang berkelanjutan. 

Dalam era pendidikan yang berkelanjutan, pemberdayaan pembelajaran seni budaya melalui teknologi menjadi sebuah kebutuhan yang tidak dapat diabaikan, dengan tujuan untuk menciptakan generasi yang kreatif, terbuka, dan menghargai keberagaman seni budaya (Ibanez, 2023). Melalui penggunaan bijaksana dan kreatif teknologi, pembelajaran seni budaya dapat menjadi jembatan antara masa lalu dan masa depan, mempersiapkan peserta didik untuk menjadi warga dunia yang menghargai keberagaman dan perubahan. Dengan demikian, peran teknologi dan seni dalam pembelajaran berkelanjutan bukanlah tentang menggantikan metode lama dengan yang baru, melainkan tentang memperkaya dan memperluas cara kita mengajar dan belajar. Dengan cara ini, pendidikan seni budaya tidak hanya akan tetap relevan tetapi juga terus menjadi sumber inspirasi dan inovasi bagi generasi mendatang.

Daftar pustaka

Agustian, N., & Salsabila, U. H. (2021). Peran teknologi pendidikan dalam pembelajaran. Islamika, 3(1), 123-133.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun