Mohon tunggu...
Anisa Madhaniah Anwar
Anisa Madhaniah Anwar Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa/Universitas Airlangga

Hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Yuk Mulai Belajar Cara Kelola Stres dengan Memanajemen Stres untuk Menjaga Kesehatan Mental

23 Juni 2022   10:28 Diperbarui: 23 Juni 2022   10:57 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Manajemen stress merupakan tindakan nyata untuk memulai menyayangi diri kita sendiri. Sebelum membahas mengenai bagaimana cara memanajemen stress yang baik, alangkah baiknya kita terlebih dahulu harus mengenal apa sih itu stress? 

Stress merupakan respons fisik dan psikis terhadap sebuah pemicu stress yang muncul dari dalam atau luar diri. Sumber stress sendiri bermacam-macam bisa dari pekerjaan, relationship, keluarga, kesehatan, bahkan dari keuangan.

 Sebenarnya terdapat 2 jenis stress yang pertama adalah Eustress adalah stress yang berdampak positif bagi diri kita, misalnya ketika kita tidak berhasil mencapai target di bulan ini, hal tersebut bisa kita jadikan motivasi untuk mendorong kita bekerja lebih keras lagi, produktif sehingga target di bulan depan bisa tercapai. 

Sedangkan jenis stress yang kedua adalah dimana setiap orang pasti mengalami stress ini yaitu Distress. Distress adalah stress yang memberikan dampak negatif kepada fisik dan mental, misalnya terjadi perdebatan antara kita dengan teman kita di bangku perkuliahan atau dengan bos kita di kantor sehingga membuat kita tidak lagi mau berinteraksi mereka bahkan juga memutuskan untuk berhenti dari pekerjaan. 

Oleh karena itu, stress harus bisa dikelola dengan baik. Cara yang pertama adalah mengenali apa saja sumber stress kita, kemudian kita mengakui kalau kita sudah merasa tertekan oleh sumber-sumber stress tersebut sehingga kita perlu memproses perasaan tersebut atau melakukan tindakan untuk mengatasi stress tersebut. 

Sebenarnya hal apa saja yang menjadi indikator awal stress? Saat kita sudah merasa stress itu berdampak kepada pekerjaan kita misalnya kita jadi kurang fokus dalam pekerjaan, banyak melakukan kesalahan, performa kerja kita menurun, hubungan kita dengan pasangan, keluarga serta teman-teman sudah mulai terganggu akibat kita merasa stress dan kadang kadang kita tidak sadar kita melampiaskan segala macam, beban, tekanan dan amarah yang kita dapatkan dari stress terhadap orang lain sehingga timbul konflik. 

Ketika hal tersebut terjadi itulah saat kita mulai harus bisa memperhatikan kesehatan mental kita dan mengelola stress kita dengan baik. Karena sejatinya stress itu adalah sebuah hal yang akan selalu hadir di dalam hidup kita, maksudnya disini adalah trigger-trigger atau pemicu hal stress itu akan selalu ada karena kita tidak bisa mengontrol kapan stress itu harus muncul atau menghilang. Nah untuk bisa menavigasi segala macam pemicu stress sebagai upaya agar kita tidak stress sebaiknya kita melakukan latihan pengelolaan stress.

Sebenarnya kapan sih waktu yang tepat kita harus mulai untuk mengelola stress? Kita bisa mulai untuk mengelola stress saat kita merasa sudah sampai di titik dimana kita tidak bisa menghandle stress itu sendiri, karena setiap orang mempunyai kadar yang berbeda-beda sekuat apa dia terhadap stress. 

Kita bisa mulai untuk mengelola stress saat kita sudah merasa kalau stress ini mengganggu dalam kehidupan sehari-hari kita sampai mempengaruhi hubungan kita dengan orang-orang sekitar. Maka saat itulah, kita harus memulai tindakan nyata untuk bisa mengelola stress dengan sehat. 

Jangan sampai stress tersebut berdampak pada kesehatan kita karena menurut penelitian dari harvard medical school ada setidaknya 10 penyakit yang timbul akibat stress jika kita tidak dapat mengelolanya dengan baik.  Penyakit yang timbul misalnya, hipertensi, jantung, autoimun, insomnia, kemudian masalah di pencernaan itu bisa muncul akibat stress. Jadi sebaiknya kita tidak menunggu sampai kita jatuh sakit untuk bisa mengelola stress. Mulailah belajar bagaimana caranya mengenali stress dan memprosesnya dengan sehat. 

Mengutip dari golden space, salah satu teknik yang dapat dilakukan untuk mengelola stress adalah dengan cara meditasi. Kenapa harus meditasi? Karena meditasi merupakan teknik yang sangat praktis dan terbukti secara ilmiah mampu membantu kita mengatasi stress. 

Berdasarkan penelitian, saat kita melakukan meditasi selama 8 minggu berturut-turut ternyata ada perubahan dalam struktur di bagian otak kita. Yang pertama berubah adalah amygdala, amygdala di dalam tubuh kita berfungsi untuk merespons stress dan saat kita melakukan meditasi ternyata bagian amygdala ini mengecil sehingga kita tidak mudah terpapar stress. 

Yang kedua adalah bagian hippocampus, bagian ini merupakan sebuah bagian di otak yang berfungsi untuk memproduksi hormon-hormon positif seperti hormon endorphin, oksitosin sehingga kita dapat merasa lebih bahagia. Selain itu teknik meditasi merupakan metode yang sangat praktis karena kita bisa melakukannya dimana pun, kapan pun cukup dengan 10-15 menit untuk berdiam diri dan mengelola stress kita lewat beberapa teknik meditasi maka itu akan membuat kita menjadi terbiasa mengembalikan segala macam emosi-emosi negatif ke situasi yang lebih positif atau emosi atau pikiran yang lebih positif. Jadi, sebenarnya ini adalah sebuah keterampilan atau sebuah skill, semakin kita melakukannya maka akan semakin mudah kembali posisi atau ke situasi yang lebih positif. 

Teknik meditasi yang paling mudah adalah melakukan teknik pernafasan. Teknik pernafasan yang disarankan adalah teknik nafas dalam atau deep breath atau abdominal breathing, dimana kita bernapas dengan tarikan yang dalam sehingga membuka tulang rusuk dan perut kita mengembang kemudian saat kita membuang nafas dilakukan dengan tenang, lembut hingga perutnya mengempis. Saat kita melakukan deep breath dengan penuh kesadaran, fokus merasakannya, meresapinya, maka itu akan sangat membantu kita menurunkan tingkat stress. 

Selain teknik deep breath, teknik yang disarankan lainnya adalah teknik nafas cepat. Teknik nafas cepat adalah kita melakukan nafas yang dalam tetapi dengan kecepatan yang lebih tinggi, maksudnya kita menarik napas dalam satu detik kemudian dibuang dalam satu detik pula melalui hidung tetapi tetap dengan dalam. Kekurangan dari teknik ini adalah tidak disarankan bagi ibu hamil dan orang dengan gangguan jantung. Dengan latihan meditasi pernafasan secara rutin maka otomatis otak kita akan tahan atau tidak mudah mengalami stress dan juga dapat mengelola tingkat stress kita. 

Kalau ditanya apakah teknik di atas bisa cocok dengan kita sehingga dapat memanajemen stress dengan baik? Sebenarnya, sebuah teknik itu bisa dibilang cocok dengan kita kalau memang kita sudah merasa bahwa apa yang kita lakukan dengan teknik tersebut bisa membantu bisa melepaskan stress itu sendiri karena setiap orang mempunyai cara yang berbeda-beda tetapi yang paling penting kita tidak membanding-bandingkan diri kita dengan orang lain. Jadi silahkan coba berbagai alternatif teknik pengelolaan stress yang menurut anda paling ampuh. Namun, disini hanya memberikan saran atau tips memanajemen stress dengan melakukan meditasi karena merupakan salah satu teknik yang paling mudah dan bisa dilakukan oleh semua orang. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun