Mohon tunggu...
Anisa Khaerusani
Anisa Khaerusani Mohon Tunggu... -

Business Women.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Jeritan Anak Bangsa

9 Juni 2014   01:42 Diperbarui: 20 Juni 2015   04:39 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seperti bibit-bibit padi yang kau tanamkan

Dimana padi yang menguning kau harapkan

Kau jadikan padi sebagai impian

Impian untuk warga Negara Indonesia  tetap makan.

Bapak, kami adalah bibit pertiwi

Ibu, kami adalah mimpi pertiwi

Dimana ulur tangan kalian saat kami terjatuh

Dimana simpati kalian saat kami butuh pertolongan.

Kami butuh atap yang kokoh untuk berteduh

Kami butuh pembimbing yang baik untuk menuntut ilmu

Akan tetapi kami butuh uang untuk mendapatkan semua itu

Lagi lagi kenapa harus uang yang berbicara?.

Bapak, taukah engkau hidup kami bergantung pada tutup botol sebagai alat musik

Ibu, liriklah kami hanya butuh kendaraan-kendaraan berderet untuk bernyanyi

Jangankan untuk membayar pendidikan yang layak

Untuk makan malam saja kami butuh seharian dijalan ditemani panasnya matahari.

Angkatlah senjatamu, arahkan ke lawan

Kemudian tembakan, duaaarrrr

Bapak, kami tegaskan padamu bahwa kami dijajah bukan lewat peperangan lagi

Ibu, kami perjelas padamu kami butuh senjata yaitu pendidikan selayaknya.

Ooh sungguh, perlukah kami mengadu pada Tuhan

Mampukah kami protes pada Ibu Pertiwi

Kami adalah putra putri bangsa yang tertinggal

Kami adalah penerus bangsa ini yang rapuh.

Begitu tinggi harap kami untuk membanggakan bendera merah putih

Begitu luas cita-cita kami untuk membangun negeri ini

Akan tetapi kami terjatuh dalam perekonomian

Dan kami hanya menjadi korban metropolitan.

Biarlah mentari yang berbisik pada bapak

Biarlah hujan badai yang mengetuk hati ibu

Kami disini masih menunggu ulur tangan bapak

Dan kami disini juga masih menunggu rangkulan ibu.

By: Anisa Khaerusani

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun