Kehidupan manusia selalu tidak bisa dipisahkan dari komunikasi, karena komunikasi merupakan bagian dari kehidupan sosial manusia dalam bermasyarakat atau berinteraksi satu sama lain. Kegagalan komunikasi juga menyebabkan konflik yang tidak sedikit kita jumpai, penyebab konflik yang berasal dari kegagalan komunikasi diantaranya adalah kesalahan komunikasi, kesalahpahaman arti, perbedaan persepsi, perbedaan kebudayaan, perbedaan keyakinan, dan ketidakpahaman satu sama lain.
Mempelajari psikologi komunikasi dengan baik akan mampu mengurangi terjadinya konflik yang disebabkan oleh kegagalan komunikasi. Salah satu bagian dari psikologi komunikasi adalah didalamnya terdapat komunikasi Islami.
Dalam buku pengantar teori dan manajemen komunikasi, dijelaskan bahwa komunikasi menurut Wilbur Schrarm yaitu sebagai suatu proses berbagi (Sharing process), Sebuah komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang berhasil melahirkan kebersamaan, kesepahaman antara sumber dengan penerima. Sedangkan menurut Harold Lasswell yang merupakan tokoh penting dan sudah terkenal dalam bidang komunikasi dengan gagasannya yang mengartikan maksud dari komunikasi. Menurut Harold Lasswell komunikasi ialah sebuah konsep who, says what, to whom, which channel, with what effect. Artinya adalah siapa mengatakan apa kepada siapa melalui saluran apa dan dengan pengaruh apa.
Sedangkan yang dimaksud komunikasi Islami adalah sebuah proses penyampaian pesan dengan memperhatikan etika atau penyampaian pesan dengan Akhlakul Karimah. Komunikasi islami juga merupakan proses menyampaikan pesan islami yang bersumber dari Alquran dan Assunah.
Sebagaimana kita ketahui bahwa Rosulullah diangkat sebab akhlaknya yang mulia, dan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda:
إِنَّمَا بُعِثْتُ ِلأُتَمِّمَ صَالِحَ اْلأَخْلاَقِ.
Yang artinya “Sesungguhnya Aku (Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam) diutus untuk menyempurnakan akhlak yang baik.” Hadist riwayat Bukhari.
Peran Komunikasi Islami Dalam Penyelesaian Konflik
Dalam islam ada yang namanya Hablum Minannas, yang artinya sebuah konsep manusia dalam menjalin hubungan baik antar sesama manusia. Hal tersebut sudah diatur dalam islam, bagaimana kita berhubungan baik antar manuasia, menjaga komunikasi yang baik pula sudah diajarkan dalam islam. Berikut ini beberapa peran Komunikasi Islami dalam penyelesaian konflik:
- Membantu memberikan penyelesaian dengan cara memberikan solusi yang telah ada di dalam Al Qur’an dan As Sunnah. Komunikasi islami akan membantu menyelesaikan masalah atau konflik dengan cara back to panduan hidup yang telah Allah beri kepada umat manusia. Jika konflik tersebut berkaitan dengan pembagian harta waris maka kembali lagi kepada tuntunan Qur’an pada surah An-Nisa [4] ayat 11, ayat 12, dan ayat 176. Dalam Al Qur’an sudah terdapat tuntunan dalam hal pembagian harta waris, dan siapa saja yang berhak menerima harta waris tersebut.
- Mengajarkan untuk senantiasa bersikap baik dalam berkomunikasi, karena dalam Al Qur’an maupun As Sunnah mengajarkan umat manusia untuk bersikap baik dan berhubungan baik kepada sesama manusia. Sebagaimana yang dicontohkan Rasulullah yang selalu sabar dan tetap berbuat baik walaupun kepada orang yang sudah melukai dan menyakitinya.
- Menyelesaikan konflik dengan musyawarah kekeluargaan. Dalam islam diajarkan bahwa menyelesaikan konflik bisa dengan bermusyawarah, mengkomunikasikan dengan baik permasalahan yang ada dan diskusi dengan cara yang baik.
- Komunikasi islami membantu memahami lawan bicara dan memberikan solusi konsep komunikasi apa yang cocok untuk menyelesaikan konflik tersebut.
Dalam pendekatan psikologi komunikasi mengatasi konflik juga dapat dilakukan dengan 3 cara, menurut Psikolog anak, Rizqina Permatasari Ardinijaya menjelaskan bahwa mengatasi konflik dengan pendekatan psikologi komunikasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu : Awareness (Meningkatkan kesadaran), Berani (berani mengambil keputusan dan berani angkat bicara jika itu suatu kebenaran) dan yang terakhir adalah cari pertolongan, jika dua cara awarness dan berani belum bisa menyelesaikan konflik maka langkah terakhir adalah dengan mencari pertolongan, menyelesaikan konflik dengan bantuan orang ketiga seperti psikolog, atau orang yang lebih paham atas konflik tersebut.
Jaga hubungan baik dengan komunikasi yang baik, jika berbagai macam usaha atau praktik menyelesaikan konflik belum juga dapat mengatasinya, maka pakailah senjata tembakan langit, yaitu “Do’a” mintalah bantuan kepada Allah, karena hanya Allah yang mampu membolak balikkan hati manusia. Dan hanya dengan kehendak Allah yang dapat dengan mudah menyelesaikan masalah yang dirasa sulit oleh manusia.
Anisa Ikmawati
Ilmu Komunikasi | Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H