Mohon tunggu...
Anisa Ika Putri
Anisa Ika Putri Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Mahasiswa Pendidikan Sosiologi FIS UNJ

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dilema Bisnis Kuliner di Masa Pandemi Covid-19, Omzet dan Penerapan Prokes

1 Juli 2021   21:14 Diperbarui: 1 Juli 2021   21:23 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Faktor-faktor internal sebagai kekuatan untuk bisnis kuliner sendiri yaitu harus dan sudah menerapkan protokol kesehatan guna keselamatan para konsumen dan karyawan. Sistem dalam bisnis kuliner pun diubah menjadi penerapan penjualan secara take away maupun delivery order, beralih ke penjualan online serta transaksi secara non tunai.

Terdapat faktor-faktor internal sebagai kelemahan yaitu seperti pengeluaran biaya tambahan untuk penerapan protokol kesehatan, lebih berfikir untuk bertahan hidup daripada mengejar pendapatan, mengalami penurunan dalam penjualan secara signifikan, lebih fokus kepada peralihan penjualan secara online, adanya pengurangan jumlah karyawan, serta beralih ke work from home atau bekerja dirumah guna mengurangi biaya sewa tempat.

Kemudian terkait dengan faktor-faktor eksternal sebagai peluang dalam bisnis kuliner di masa pandemi, yaitu konsumen lebih memilih dalam pembelian makanan yang dapat di take away, munculnya inovasi baru dalam penjualan makanan dalam bentuk frozen food dengan kemasan yang higenis, sehingga pebisnis kuliner masih dapat menjalin hubungan yang baik dengan pelanggan. Terakhir faktor-faktor eksternl yang menjadi sebuah ancaman bagi bisnis kuliner di masa pandemi, yaitu situasi pandemi yang diperkirakan akan berlangsung lama yang berdampak pada kurang adanya pelanggan, adanya penurunan daya beli konsumen, lalu adanya persaingan usaha yang sejenis.

Terdapat cerita pasang surut bisnis kuliner dalam menghadapi pandemi covid-19 yang dilansir oleh liputan6.com, sebagai berikut:

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Kuliner Indonesia (APKULINDO), Bedi Zubaedi mengatakan bahwa pandemi Covid-19 saat ini merupakan krisis yang terparah dari berbagai krisis yang pernah terjadi sebelumnya.

"Situasi seperti saat ini membuat tatanan ekonomi dan kehidupan menjadi porak poranda. Saya mengalami berbagai krisis, dari krisis global, ekonomi, dan saat ini adalah yang sangat parah selama saya hidup. Yang paling parah adalah tidak boleh bertemu dan berkumpul sehingga itulah yang membuat pebisnis kuliner anjlok," ujar Bedi Zubaedi, Ketua Umum APKULINDO dalam webinar ShopeePayTalk vol.3 (16/12/2020).

Bedi Zubaedi mengatakan bahwa tantangan yang dirasakan saat pandemi ini hanya satu yakni pengurangan karyawan.

"Kita itu sekarang bingung dan dilema. Niatnya tidak mau kurangi karyawan, tapi kalau begitu omzet kita nungging.Kita tidak mau kurangi tapi memang kita tidak bisa operation. Ibaratnya kalau sekarang naik motor itu kita jatuh tidak pakai helm. Tidak terbayang seperti apa rasanya," ujar Bedi.

Rifqi Mohammad sebagai CEO & Founder NoMi-NoMi Delight mengatakan bahwa untuk menghadapi krisis seperti ini, tidak perlu pesimis karena justru akan lebih terpuruk.

"Restoran sempat tutup total saat awal pandemi karena ada PSBB juga. Tapi kami putar otak dan muncullah menu ramen dalam bentuk frozen food yang kami buat. Karena dengan membuat frozen food, justru penjualan kami semakin melebar hingga seluruh Indonesia. Jadi semua orang tinggal pesan, lalu dikirim dan dapat dimasak di rumah masing-masing. NoMi-NoMi Delight juga membuka peluang bagi para re-seller yang mau turut menjualkan produk kita sehingga akan membantu kami dalam hal meningkatkan pendapatan," ujar Rifqi, CEO & Founder NoMi-NoMi Delight.

DAFTAR PUSTAKA

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun