Kami sebagai siswa menyalin tulisan di papan ke buku tulis kami masing-masing, untuk di pelajari kembali pada saat ulangan nanti.
Guru dengan antusias menjelaskan kepada kami mengenai materi yang di sampaikan nya.
Dia terus menjelaskan sampai BAB demi BAB kami lalui, tanpa dia ketahui banyak sekali yang belum paham akan materi yang di sampaikan nya tersebut.
Setelah dia selesai menjelaskan BAB demi BAB dia langsung keluar begitu saja, tetapi dia tetap memberikan kami tugas.
Pada saat pelajaran saya bertanya kepada teman saya, sebut saja dia Fulan (nama samaran).
Saya: Apakah kmu paham Fulan?
Fulan: Tidak nis, hehe.
Saya: AduhÂ
Dari percakapan itu dapat disimpulkan teori klasik hanya mementingkan pada pengajaran saja, tetapi paham atau tidaknya seorang anak itu tidak penting bagi seorang guru, padahal paham nya seorang anak akan materi yang di sampaikan sangat berpengaruh pada saat ulangan atau mengembangkan potensi nya nanti.
Harapan saya, semoga teori pembelajaran pada anak Sekolah Dasar (SD) dapat di rubah ke yang lebih kreatif, inovatif supaya anak bisa mengembangkan potensi yang di miliki nya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H