Mohon tunggu...
Anisah Ramadanti
Anisah Ramadanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Akun ini untuk pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kesulitan Belajar pada Siswa SMP (Slow Learner)

29 November 2022   13:23 Diperbarui: 29 November 2022   13:58 462
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Perjalanan saya masuk ke salah satu SD dimana hanya untuk berkunjung dan bertemu dengan anak-anak di sana. Disana saya bertemu dengan seseorang anak yang mengalami kesulitan belajar, dimana dia mengalami kesulitan dalam membaca. 

Tentu saja selain melihat saya membantu dia dalam mencoba mengeja kata satu persatu, disini dia belajar dengan sungguh-sungguh dan mulai memahami apa yang saya ajarkan.  

Tingkat kepintaran, pemahaman dan kelancaran setiap anak itu berbeda-beda, setiap anak memiliki karakteristik dan cara belajar yang beragam. Hal tersebut harus mampu di pahami oleh seorang guru dalam mengajar anak didik nya.

Dengan adanya hal tersebut mengingatkan saya tentang masa-masa SMP saya dulu, yaitu tentang teman saya yang juga mengalami kesulitan belajar.

Di suatu sekolah, layaknya sekolah pada umumnya, ada pendidik dan juga para siswa. Ada seorang teman yang saya kenal baik, Karena dia juga merupakan teman kelas saya sendiri.

Saya sebut saja dia Fulan. Dalam kesehariannya tidak jauh beda dengan keseharian siswa pada umumnya. Fulan selalu datang sekolah tepat waktu, selalu rapih, belajar dan mendengarkan guru yang menjelaskan. 

Sikap Fulan kepada guru sangat sopan, Fulan selalu tersenyum ketika bertemu dengan guru dan mematuhi perintah yang guru berikan.

Tapi ada juga hal yang di lakukan nya membuat guru marah dan menghukumnya, namun guru menghukum nya untuk memberikan Fulan kesadaran atas kesalahannya.

Sikap Fulan kepada temannya tidak jauh berbeda. Dia menghargai temannya, tapi bukan berarti Fulan selalu sabar atas bullyan dari temannya. Hal tersebut membuat Fulan marah dan akhirnya terjadi kekacauan di sekolah (Berantem).

Sikap guru yang menyalahkan Fulan atas kekacauan tadi, membuat Fulan merasa bahwa dia di kucilkan oleh guru dan teman-teman nya.

Di samping kelebihan Fulan ini, Dia juga mengalami kesulitan dalam belajar. Yaitu dia mengalami kesulitan dalam membaca. Yah, Fulan termasuk dalam anak yang mengalami "slow learner"

Dimana "Slow learner" merupakan kondisi dimana anak mengalami lamban belajar, lamban terampil dan lamban memahami suatu informasi yang di peroleh atau di tangkapannya. 

Bahkan hingga tamat SMP pun Fulan hanya bisa menghafal Abjad saja. Selebihnya Fulan Banyak mengandalkan teman nya dalam membaca soal dan mengisinya.

Tetapi bukan berarti Fulan adalah anak yang bodoh, hanya saja dia anak yang mengalami kesulitan dalam pembelajarannya, jika saja di beri dampingan dan pengajaran yang sesuai pasti dia akan menjadi anak yang sama dengan anak pada umumnya.

Tepat di suatu hari, pada pelajaran bahasa Indonesia. Disitu guru melakukan diskusi, dimana setiap siswa diberikan kesempatan untuk membaca atau menjelaskan dari buku paket yang sudah di berikan.

Semua siswa antusias untuk membaca dari buku paket tadi, satu persatu dapat gilirannya masing-masing. Juga termasuk dengan Fulan.

Tiba lah giliran Fulan membaca buku paket tersebut, dan disitu dia mengalami kesulitan membaca dia hanya mengeja dengan tempo yang lama.

Ketika dia membaca dan salah. Layaknya anak SMP, banyak sekali siswa-siswa yang menertawakan hal tersebut. Hal tersebut yang membuat Fulan tertunduk dan merasa malu atas tawa dari teman-temannya tadi.

Karena hal tersebut membuat Fulan selalu di kucilkan, di bully dan tidak ada yang mau berteman dengan Fulan.

Setelah guru melihat tingkah para siswa tadi, guru pun memanggil Fulan untuk maju kedepan untuk mengajarkan nya membaca.

Pertama guru menyuruh Fulan menghafal Abjad, disitu tanpa di duga Fulan menghafal Abjad dengan salah lagi.

Sontak semua siswa tertawa akan hal tersebut, melihat itu guru pun menyuruh Fulan untuk duduk kembali.

Setelah jam pelajaran selesai, guru tadi memanggil saya. Disini ia menyuruh saya untuk mengajarkan Fulan secara pelan-pelan setiap mata pelajaran bahasa Indonesia.

Tentu saja saya mengIyakan tugas dari guru saya tadi, karena di samping itu Fulan juga adalah teman saya.

Di setiap mata pelajaran bahasa Indonesia saya selalu mengajari Fulan, di awal saya mengajari nya untuk menghafal Abjad.

Disitu Fulan berkata kepada saya.

Fulan :Aku nggak bisa Nisa, susah ini

Saya : Bisa kok, gampang ini. Ayok saya ajarin

Fulan : (Mengangguk)

Pelan-pelan setiap saya ajarkan Fulan, akhirnya Fulan mulai bisa menghafal Abjad tersebut.

Disini saya sadar tidak ada seseorang yang tidak bisa melainkan pengajaran nya yang salah, oleh sebab itu setiap anak jika di ajarkan dengan metode dan cara yang benar maka dia akan bisa menjadi anak pada umumnya

Setelah itu Fulan mengalami peningkatan, dia bisa menghafal abjad dan mulai mengeja huruf.

Namun sayangnya ketika kita naik ke kelas-9 saya sudah tidak mengajari Fulan lagi, karena banyaknya hal yang harus di lakukan pada waktu itu.

Selesai itu saya sudah tidak tau perkembangan Fulan, kabarnya sampai Tamat SMP Fulan masih tidak bisa membaca layaknya anak pada umumnya.

Disini saya sedikit berpikir andai waktu itu saya terus mengajari dia dengan metode tadi, Mungkin dia sudah bisa membaca ketika tamat SMP.

Tapi 3tahun kemudian, saya bertemu kembali dengan Fulan, tepatnya ketika saya kelas XII. Disitu saya sedang pulang sekolah dan saya melihat Fulan di jalan.

 Fulan memanggil saya hanya sekedar menyapa dan menanyakan kabar.

Fulan : Hii Nisa, Apa kabar?!

Saya : eh Hi jugaa, Alhamdulillah kabar baik ini. Kmu sendiri bagaimana?

Fulan : Alhamdulillah saya baik juga.

Saya : btw sudah bisa membaca? (Sebenarnya saya sedikit canggung menanyakan hal ini, takut dia tersinggung. Tapi disitu maksud saya hanya ingin tau perkembangan dia)

Fulan : Oh sekarang aku sudah bisa membaca, bahkan sudah lancar.

Saya: Alhamdulillah kalau begitu. (Dalam hati saya, senang bisa mendengar dia sudah banyak perkembangan. Karena sekarang juga sudah 3thun berlalu).

Fulan waktu itu sudah bersekolah di salah satu SMA swasta. Disitu kami saling bertukar kontak untuk saling berkabar satu sama lain.

Setelah itu kami pun berpisah di jalan untuk pulang ke rumah masing-masing, disitu kami masih saling bertukar kabar lewat media sosial.

Tapi setelah saya memilih untuk melanjutkan perguruan tinggi, saya tidak mendengar lagi kabar dari dia. Sebab media sosial nya juga sudah tidak bisa di hubungi.

Di karenakan saya juga masih banyak hal yang di kerjakan dan tugas yang membuat saya sibuk akan banyak hal.

Sekarang saya tidak mendengar lagi kabar tentang Fulan, Tapi yang saya harap semoga dia bisa menjadi pribadi yang lebih baik untuk kedepannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun