Mohon tunggu...
Anisa Hakim
Anisa Hakim Mohon Tunggu... Jurnalis - Planologi NIM 191910501017

Fakultas Teknik Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Keterkaitan Teori Evaluasi Sumber Daya Lahan dan Perencanaan

6 Mei 2021   21:36 Diperbarui: 6 Mei 2021   22:34 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alamya namun Indonesia mempunyai permasalahan yaitu terutama pada pengelolaan tata ruangnya. Hal tersebut dapat dilihat dimana masih terdapat kota yang tidak memiliki dokumen perencanaan atau peraturan daerah yang mengatur tentang tata ruangnya. 

Selain itu juga dapat dilihat dimana pada dewasa ini semakin banyak terjadinya perubahan guna lahan dari pertanian menjadi non pertanian. Permasalahan tersebut terjadi karena setiap taunnya terajdinya peningkatan jumlah penduduk Indonesia sehingga kurangya lahan sebagai pemukiman. 

Laju pertumbuhan  penduduk yang tinggi maka berdampak pada keterbatasanya kesediaan lahan sehingga menyebabkan terjadinya alih fungsi lahan. Menjadikan kebutuhan lahan permukiman yang tinggi. Pertumbuhan penduduk tersebut tentunya mengakibatkan permasalahan salah satunya yaitu peralihan fumgsi lahan tersebut. 

Maka oleh karena itu tentunya diperlukan evalausi sumber daya lahan yang digunakan untuk mnghindari adanya hal-hal yang tidka diinginkan salah satunya yaitu perlaihan fungsi lahan tersebut yang dimana nantinya dapat melanggar peraturan yang berlaku pada suatu kota mengenai peruntukan lahan dan sisitem zonasi.

Evaluasi sumber daya lahan merupakan suatu pendekatan untuk menilai potensi sumberdaya lahan. Selain itu sumber daya lahan merupakan tahap lanjut dari kegiatan survey dan pemetaan sumber daya lahan masih sulit untuk dipakai untukk suatu perenacanan tanpa dilakukan interpretasi bagi keperluan tertentu. Evaluasi kesesuaian lahan berupaya mengestiamsi daya dukung lahan untuk penggunaan tertentu. Sedangkan untuk kesesuaian lahan menitikberatkan pada tingkat kecocokan sebidang lahan untuk satu penggunaan tertentu. Klasifiaksi dan pengelompokan lahan dalam arti kesesuaian relative lahan atau kesesuaian absolut lahan bagi suatu penggunana tertentu.

Evaluasi sumber daya lahan adalah proses dalam menduga kelas kesesuaian lahan dan potensi lahan untuk penggunana tertentu baik untuk pertanian maupun non pertanian (Djaenudin et al., 2000 dan Muhammad Yusuf Hidayat, 2006). Selain itu evaluasi lahan dapat diartikan sebagai suatu proses penilaian sumber daya lahan yang akan dapat dicapai untuk tujuan tertentru dnegan menggunakan suatu pendekatan atau cara yang sudah teruji.  Hasil dari evaluasi lahan akan memberikan informasi atau arahan untuk penggunaan sesuai demgan keperluan. 

Penggunaa nlahan yang tidak sesuai dengan kemampuanya akan mengakibatkan kerusakan-kerusakan lahan. Selain itu, kerusakna lahan dapat berdampak negatif terhadap masalah budaya, sosial dan ekonomi masyarakat. Evaluais lahan digunakan agar perencanaan tata guna lahan dapat tersusun dengan baik. Dalam perencanana tata guna lahan perlu terlebih dahulu potensi dan kesesuaian lahannya untuk berbagai jenis penggunaa lahannya. Maka dari itu sengan dilakukannya evalausi sumber daya lahan maka dapat diketahui potensi lahan atau kelas lahan untuk penggunaan lahan tersebut.

Ketidak seimbangan antara demand dan supply lahan akan sering mendorong perluasan kota ke daerah pinggirannya sehingga mengurangi wilayah pertanian. Alih fungsi lahan yaitu merupakan perubahan penggunaan lahan pada dasarnya tidak dapat dihindarkan dalam pelaksanaan pembangunan (Lisdiyono, 2004).Terkait dengan penggunana lahanya daerah pinggiran merupakan wilayah yang banyak mengalami perubahan penggunana lahan terutama perubahan lahan dari pertnain menajdi non pertanian disebabkan adabay pengaruh perkembangan kota di dekatnya (Rahayu, 2009).  

Yunus (2008) menyebut dearah pinggiran sebagai wilayah "peri urban". Wilayah peri urban yaitu merupakan sebagai wilayah yang ditandai dengan percampuran kenampakan fisikal kekotaan dan kedesaan. Dalam teori Land Use Triangle : Continuum, Yunus menjelaskan bahwa secara kontinu makin ke arah lahan kekotaan terbangun utama maka akan makin besar proporsi lahan kekotaan dan makin jauh dari lahan terbangun utama makin besar proporsi kedesaanya. Teori ini dianggap paling sesuai untuk menggambarkan wilayah peri urban di negara seperti Indonesia.

Kecamatan Mlati merupakan salah satu wilayah dari Kabupaten Sleman dengan jumlah penduduk terbanyak di Kabupaten Sleman. Secara administrasi Kecamaatn Mlati terletak dibagian selaatn dari Kabuapten Sleman sehingga berbatasan langsung dengan Kota Yogyakarta. Hal ini dapat diamati di Kelurahan Mlati yang dikategorikan menjadi kawasan yang didomiansi lahan pertanian tetapi telah lebih kehilangan 301,9 hektar area wilayah pertanianya dalam kurun waktu 1996-2010. Bahwa 10,32% guna lahan di Mlati berubah sepanjang tahun berubah sepanjang kurun waktu sehingga hilangnya 290,67 hektar area pertanian dengan 13,12% diantaranya berubah menajdi permukiman. 

Namun demikian 65,9% dari guna lahan disana masih sesuai dengan dokumen perencanaan. Potensi yang dimiliki oleh Kecamatan Mlati yaitu ketersediaan perangkat perundang-undangan dan dokumen perencanaan, sudah terdapat lembaga pelaksana dan koordinasi yang baik antar instansi, sumberdaya manusia yang dimiliki sudah cukup, terapat program-program yang mendukung intensif terhadap tanah pertanian, aanya kearifan lokals dan musyawarah, dan tumbuhnya kesadaran masyarakat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun