Mohon tunggu...
Anisah Ainulhani
Anisah Ainulhani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Institut Teknologi Bandung

Menciptakan puisi, lari, dan basket

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Peran BPDPKS dalam Target Net Zero Emission

21 Oktober 2024   01:29 Diperbarui: 21 Oktober 2024   03:48 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Foto: Antara/Akbar Tado

Anisah Ainulhani TI-C'23

Institut Teknologi Bandung

Peran BPDPKS dalam Mencapai Target Net Zero Emission dan Kontribusinya pada Penerimaan Negara

Industri kelapa sawit di Indonesia sering menjadi sorotan, bukan hanya karena besarnya manfaat ekonomi, tetapi juga tantangan lingkungan yang muncul.

Namun, satu hal yang mungkin belum banyak diketahui masyarakat adalah peran besar Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) dalam mendorong industri ini menuju praktik yang lebih ramah lingkungan, sekaligus menjaga kontribusinya terhadap perekonomian negara. 

Dengan dukungan BPDPKS, Indonesia berusaha mencapai target Net Zero Emission pada 2060 tanpa mengorbankan pertumbuhan ekonomi. Yuk, kita bahas peran penting BPDPKS dalam dua aspek ini: lingkungan dan ekonomi!

BPDPKS: Penjaga Keseimbangan Ekonomi dan Lingkungan

BPDPKS bukanlah sekadar lembaga pengelola dana. Sejak dibentuk pada 2015, lembaga ini telah menjadi ujung tombak kebijakan dalam industri kelapa sawit, terutama dalam mengurangi dampak lingkungan sembari mendongkrak pertumbuhan ekonomi. 

Tahukah kamu? Salah satu program andalannya adalah B30 yang mengharuskan 30% biodiesel di Indonesia berasal dari kelapa sawit.

 Program ini tidak hanya membuat bahan bakar kita lebih ramah lingkungan, tetapi juga membantu mengurangi ketergantungan bahan bakar fosil yang mahal dan berdampak buruk bagi alam.

Berdasarkan data BPDPKS, pelaksanaan program B30 di tahun 2022 berhasil mengurangi emisi karbon hingga 27 juta ton! Angka ini bukan sekadar statistik kosong, melainkan langkah nyata dalam mencapai target Net Zero Emission sesuatu yang sedang dikejar banyak negara di seluruh dunia.

Ekonomi Sawit: Menggerakkan Desa dan Penerimaan Negara

Selain aspek lingkungan, industri kelapa sawit juga merupakan mesin penggerak ekonomi Indonesia. Sektor ini menyumbang sekitar 13% dari total ekspor negara, dengan jutaan orang di seluruh negeri menggantungkan hidup pada industri ini, mulai dari petani kecil hingga pekerja di pabrik pengolahan.

BPDPKS memainkan peran penting dalam memastikan dana dari kelapa sawit dikelola dengan baik, terutama untuk meningkatkan kesejahteraan petani. 

Banyak program pelatihan dan kemitraan yang diinisiasi untuk membantu petani kecil meningkatkan produktivitas mereka, mendapatkan harga yang lebih adil, serta mendapatkan akses ke teknologi yang lebih modern. 

Dengan demikian, BPDPKS tidak hanya berperan dalam penerimaan negara, tetapi juga dalam menciptakan lapangan kerja dan memperkuat ekonomi pedesaan.

Lingkungan: Tantangan yang Harus Dihadapi

Tentu saja, industri kelapa sawit tidak lepas dari kritik, terutama mengenai dampak lingkungannya. Salah satu masalah terbesar adalah deforestasi atau penebangan hutan akibat pembukaan lahan untuk perkebunan sawit. 

Meskipun dampak ini nyata, BPDPKS bersama berbagai lembaga telah berkomitmen untuk mengatasi masalah ini melalui berbagai inisiatif, seperti penerapan standar RSPO (Roundtable on Sustainable Palm Oil), yang bertujuan memastikan kelapa sawit diproduksi secara berkelanjutan tanpa merusak lingkungan.

Selain itu, BPDPKS mendorong praktik pertanian yang lebih ramah lingkungan melalui penelitian dan pengembangan teknologi. Salah satu contoh menarik adalah pengolahan limbah kelapa sawit menjadi biogas, yang bisa digunakan sebagai sumber energi alternatif. 

Ini merupakan langkah maju untuk mengurangi polusi dan mendukung transisi menuju energi yang lebih bersih.

Sawit: Lebih dari Sekadar Minyak Goreng

Banyak dari kita mungkin mengenal kelapa sawit hanya sebagai bahan minyak goreng. Padahal, kelapa sawit memiliki peran lebih besar dari itu! Selain digunakan sebagai bahan baku biodiesel, produk kelapa sawit banyak digunakan dalam industri kosmetik, makanan, hingga farmasi. 

Di sisi lain, inovasi di bidang energi terbarukan terus dikembangkan, seperti konversi limbah sawit menjadi energi bersih.

Dengan teknologi yang terus berkembang, kelapa sawit menjadi solusi untuk berbagai tantangan global, mulai dari masalah energi hingga pengurangan emisi karbon. Ini menunjukkan bahwa dengan dukungan BPDPKS, kelapa sawit memiliki potensi besar untuk mendukung pembangunan berkelanjutan di masa depan.

Mengatasi Media Informasi: Pentingnya Sumber yang Terpercaya

Banyak orang masih salah paham tentang industri kelapa sawit. Sering kali, mereka berpikir bahwa semua aktivitas di industri ini merusak lingkungan, tanpa mempertimbangkan berbagai upaya perbaikan yang sudah dilakukan. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk selalu mendapatkan informasi dari sumber terpercaya. BPDPKS secara aktif bekerja untuk mengedukasi masyarakat dan memastikan bahwa informasi yang tersebar mengenai industri sawit adalah berdasarkan fakta, bukan asumsi.

Kesimpulan

Peran BPDPKS dalam industri kelapa sawit tidak bisa dipandang sebelah mata. Di satu sisi, membantu Indonesia mendekati target Net Zero Emission melalui program-program ramah lingkungan. 

Di sisi lain, BPDPKS juga berkontribusi besar pada penerimaan negara dan peningkatan kesejahteraan masyarakat, terutama di pedesaan. Dengan praktik berkelanjutan dan dukungan inovasi, kita bisa berharap bahwa industri kelapa sawit tetap menjadi andalan perekonomian Indonesia tanpa mengorbankan kelestarian alam.

Sebagai generasi muda, kita punya tanggung jawab berkontribusi dalam mendukung kebijakan berkelanjutan dan menyebarkan informasi yang benar. Dengan begitu, kelapa sawit bisa terus berperan penting dalam membangun Indonesia yang lebih unggul, baik dari segi ekonomi maupun lingkungan.

Referensi:

  • Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS). "Laporan Tahunan BPDPKS 2022." Jakarta: BPDPKS, 2022.

  • Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO). "Impact Report 2023: Sustainable Palm Oil and Its Contribution." RSPO, 2023.

  • Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia. "Program B30: Upaya Pengurangan Emisi dan Ketergantungan pada Bahan Bakar Fosil." Jakarta: KESDM, 2022.

  • World Wildlife Fund (WWF). "Palm Oil and Deforestation: A Global Perspective." WWF, 2022.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun