Mohon tunggu...
Nurunnisa Hafel
Nurunnisa Hafel Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi Berjiwa Putih

Mahasiswi Prodi Diploma III Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Ternate

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mengenang Kembali Sosok RA Kartini

20 April 2020   22:18 Diperbarui: 1 Mei 2020   18:21 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selamat Hari Kartini. 

Untuk pejuang wanita indonesia

Meminjam perkataan dari Bung Karno "bermimpilah setinggi langit. Jika engkau jatuh, engkau akan jatuh diantara bintang-bintang" lalu dikuatkan dengan perkataan Gus Mus "anak muda boleh melakukan apapun asal jangan lupa belajar"

Kata bijak di atas seperti tergambarkan kepada sosok wanita pejuang Indonesia yaitu R.A Kartini. Wanita yang sederhana yang hanya ingin disebut sebagai wanita jawa. Tetapi, lahir dikalangan bangsawan.

Gagasan-gagasan yang kemudian dituangkan Kartini kemudian diukir dalam sejarah dengan sangat indah. Gagasan yang lahir dari pemikirannya akan terekam dengan baik dalam sejarah.

Lahir dari seorang Bupati Jepara, membuatnya menjadi sebagai seorang Putri. Kartini sangat beruntung bisa mengenyam dunia pendidikan walaupun dengan keterbatasan. Dengan pendidikan dia mampu menulis, membaca, Dan berbahasa belanda.

Kartini memiliki sahabat Pena dari belanda bernama Stella. Dengannya Kartini bisa saling tukar pikiran. Wanita dengan kelahiran 21 April itu bercerita tentang kondisi perempuan seperti dirinya yang terbatas dalam dunia pendidikan Dan tidak bisa memilih Masa depan.

Kartini juga memiliki sahabat Pena lainnya yang saling berbicara keresahanan lewat  bertukar Surat  akan negeri ini dengan kondisi yang dapat dikatakan kurang baik selama penjajahan.

Setelah itu Mentri kebudayaan, Agama, Dan Kerajinan Hindia-Belanda bernama JH Abendanon, mengumpulkan surat-suratnya Dan kemudian dia bukukan Pada tahun 1911 dengan judul "Door Duisternis Tot Licht" kemudian diterjemahkan oleh seorang Sastrawan dengan judul "HABISLAH GELAP TERBITLAH TERANG".

Kartini menuntut agar semua perempuan diindonesia dapat mengenal ilmu pengetahuan dengan dunia pendidikan. Bukan berarti ingin menandingi kaum Adam.

Namun, Kartini memahami bahwa wanita dikodratkan untuk menjadi seorang Ibu yang nantinya akan menjadi madrasah pertama bagi anak-anaknya. Oleh sebab itu wanita perlu mengenyam pendidikan.

Kami perempuan Indonesia akan tetap menyalakan obor semangatmu. Terima kasih karna telah berjuang menyalakan Api semangat para kaum perempuan.

Untuk menutup Saya mengutip perkataan dari Ali Bin Abi Thalib "Jadilah seperti Bunga yang wanginya sampai Pada tangan yang merusaknya"

Terima kasih.

Penulis : Nurunnisa Hafel

Waktu : 21 April 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun