Mohon tunggu...
Anisa Ghaniyuva
Anisa Ghaniyuva Mohon Tunggu... Administrasi - Mahasiswa Universitas Jember

Mahasiswa Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Jember tahun 2021.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pancasila Memandang Polemik Generasi TikTok

17 Juni 2023   12:38 Diperbarui: 17 Juni 2023   12:49 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Tangkapan layar tiktok.com

Akhir-akhir ini, media sosial tengah ramai dengan adanya fenomena pengemis online melalui live TikTok. Pasalnya, kegiatan live ini dirasa tidak pantas serta dianggap mengeksploitasi lansia dengan cara mandi lumpur dan meminta gift atau hadiah yang nantinya dapat ditukarkan menjadi Rupiah. Namun, disisi lain TikTok memang memfasilitasi penggunanya untuk berjualan melalui live karena TikTok juga merupakan platform ekonomi atau market place.

Lalu, bagaimana Pancasila sebagai ideologi melihat hal ini? Sebetulnya, Pancasila tidak anti korporasi. Kepentingan individu malah mendapatkan wadah, meskipun tidak segalanya. Seperti halnya yang dikatakan Boediono (2009: 47-64), dalam Ekonomi Pancasila,

"Manusia Indonesia bukan melulu economic man melainkan social and religious man." Motif mengoptimalkan kepentingan pribadi tidak satu satunya motif. Solidaritas, cinta terhadap sesama, kebenaran, keadilan, keagamaan dan sosial bisa menjadi sumber penggerak sama kuatnya bagi aktivitas ekonomi.

Pancasila sebagai leitstar atau bintang pemandu. Sumber: pixabay.com
Pancasila sebagai leitstar atau bintang pemandu. Sumber: pixabay.com

Pancasila harusnya tak bermasalah dengan realitas live TikTok saat ini. Bahkan, sifatnya kreatif dan kekinian. Dari sisi hukum, dalam Pembukaan UUD 1945 maupun UU Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan meletakan Pancasila sebagai sumber segala sumber hukum. Atau istilah Prof Hamid Attamimi, Pancasila merupakan bintang pemandu (leitstar) bagi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Sebagai leitstar, Pancasila juga bersifat dinamis. Artinya Pancasila mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman, teknologi, ilmu pengetahuan yang berkembang di kehidupan masyarakat.

Jika fenomena live TikTok ini dilihat sebagai tantangan, kita semua setuju bahwa Pancasila harus diaktualkan kembali. Caranya melalui edukasi, sosialisasi dan penanaman nilai berkelanjutan. Disitulah pentingnya Pendidikan Pancasila dalam kurikulum wajib yang sudah berlaku saat ini. Suka tidak suka, jika Pancasila hendak berperan dalam badai globalisasi maka harus berkompromi dengan realita yang terjadi. Generasi Tiktok sangat berkepentingan dengan inovasi, sehingga memungkinkan Pancasila dikemas dalam gaya baru.

Sumber: Tangkapan layar tiktok.com
Sumber: Tangkapan layar tiktok.com

Bukan berarti membenarkan pelaku live Tiktok yang tidak sopan ataupun mengemis dengan gaya, namun mereka hanya butuh di edukasi dan difasilitasi. Jika serta merta melarang live TikTok yang sedang polemik ini, sama halnya dengan mematikan sumber mata pencaharian mereka. Sedangkan, dari situlah mereka mendapatkan penghasilan yang lebih layak. Pemerintah hanya perlu mengimbau pada awak media, supaya pelaku tidak makin diberi panggung. Pihak TikTok juga telah memberlakukan kebijakan privasi pengguna, bagi yang melanggar maka akun pengguna live akan terkena pelanggaran atau violation secara otomatis.

Kembali lagi, ini hanyalah persoalan penanaman nilai pancasila dalam kesadaran diri sendiri. Menjadi tugas kita bersama untuk mempopulerkan kembali Pancasila. Melalui berbagai dimensi dan aneka pendekatan. Dengan begitu, Pancasila dapat menjadi bagian penting untuk merekatkan kita sebagai satu bangsa yang modern.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun