Mohon tunggu...
anisafebriyani
anisafebriyani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya anisa. Saya mahasiswa sejarah semester 3 di Universitas Islam Negeri Salatiga. Hobi saya membaca. Saya adalah orang yang rajin ketika tidak disuruh, namun ketika saya sedang tidak mood saya akan seenaknya dan tidak mau diganggu.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Nilai Ketuhanan Dalam Serat Dhandhang Gula

25 Desember 2024   09:35 Diperbarui: 25 Desember 2024   09:41 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Serat Dhandang Gula merupakan salah satu tembang macapat yang berisi tentang penyampaian wejangan atau nasehat luhur. Dhandang Gula sering digunakan para pujangga u tuk menyampaikan nasehat-nasehat spiritual. Jadi, tembang ini tidak merujuk pada siapa pembuatnya atau karya siapa, namun suatu bentuk tembang dalam sastra Jawa yang digunakan oleh para pujangga-pujangga Jawa dalam mengekspresikan mengenai ajaran spiritual atau nilai-nilai kehidupan.

Dalam ajaran Kitab Setambul, Dhandang Gula biasanya berisikan tentang ajaran ketuhanan. Dhandang Gula mengajarkan bahwa sesungguhnya Tuhan itu satu dan kekal abadi. Tidak ada kekurangan sedikitpun dalam wujud Tuhan,karena itu mustahil. Keindahan dan kesempurnaan yang sesungguhnya hanyalah milik Tuhan. 

Kitab Setambul sendiri merupakan salah satu karya sastra klasik Nusantara yang  ditulis dalam bentuk prosa maupun tembang. Kitab ini sering dikaitkan dengan ajaran Islam dan mengandung nilai moral serta panduan spiritual yang bersumber dari ajaran agama Islam.

Kata "Setambul" sendiri juga berasal dari kata "Istanbul" yang mana merupakan salah satu kota di Turki Ottoman. Pada masa itu Turki Utsmani merupakan salah satu kiblat Islam yang merujuk pada pusat peradaban Islam pada saat itu. Hal ini juga menunjukkan adanya pengaruh budaya pemikiran Islam yang meluas hingga sampai ke Nusantara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun