literasi terendah berdasarkan laporan PISA yang dirilis oleh OECD pada Desember 2019. Laporan tersebut menunjukkan Indonesia menempati peringkat 72 dari 77 negara dalam kategori membaca, peringkat 72 dari 78 negara dalam kategori matematika/literasi numerasi, serta peringkat 70 dari 80 negara dalam kategori sains. Terlebih lagi, skor dari tiap kategori itu cenderung menurun.
Sekarang ini kita dihadapkan kenyataan bahwa Indonesia berada di jajaran 10 negara dengan tingkatKenyataan itu tentu menampar para penggerak pendidikan yang berusaha meningkatkan kualitas pendidikan di negeri ini karena literasi merupakan hal paling dasar untuk membangun pendidikan. Bahkan hal itu tersirat dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 4 ayat 5 disebutkan bahwa “Pendidikan diselenggarakan dengan mengembangkan budaya membaca, menulis, dan berhitung bagi segenap warga masyarakat.”
Hal itupun menjadi fokus perhatian Universitas Pendidikan Indonesia sebagai salah satu roda penggerak pendidikan Indonesia. Sehingga Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Pendidikan Indonesia (LPPM UPI) terdorong untuk menyelenggarakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) 2021 gelombang 2 dengan tema “Literasi dan Rekognisi Merdeka Belajar Kampus Merdeka – Pusat Prestasi Nasional.”
Walau terhambat oleh pandemi COVID-19 yang belum terkendali, Kegiatan ini tetap dilaksanakan secara daring mulai tanggal 26 Agustus 2021 hingga tanggal 26 September 2021 dan diikuti oleh 2685 mahasiswa di tempat tinggalnya masing-masing.
Anisa Dwi Wahyuni, mahasiswi program studi Matematika yang merupakan salah satu peserta KKN-T ini melaksanakan kegiatannya di SDN 174 Pasir Impun yang berlokasi di Kelurahan Karang Pamulang, Kecamatan Mandalajati, Kota Bandung, salah satunya dengan cara menyediakan bahan bacaan non-pelajaran untuk siswa kelas 3 dan kelas 5 berbentuk e-book di grup WhatsApp.
Langkah ini diambil karena pembiasaan membaca yang biasa dilakukan saat sekolah tatap muka sulit untuk dilakukan dan dipantau saat pembelajaran jarak jauh. Selain itu penyediaan langsung melalui grup WhatsApp ditujukan untuk membantu para orangtua yang ingin praktisnya saja. Karena tak jarang orangtua yang mempunyai banyak kesibukan sehingga tidak sempat untuk mencarikan buku bacaan yang pas untuk anak-anaknya.
Oleh karena itu dibuatlah program penyediaan buku bacaan elektronik dengan sumber website yang dikelola pemerintah, yaitu budi.kemdikbud.go.id. Di website ini terdapat banyak buku menarik berformat PDF yang bisa dibaca secara daring ataupun di unduh dan disimpan di perangkat masing-masing. Buku-buku disana pun diklasifikasikan berdasarkan jenjang pendidikan dan tema. Selain itu ada pula audiobook yang bisa didengarkan dan diunduh. Syukurnya, berdasarkan testimoni beberapa orangtua siswa kelas 3, ternyata upaya ini membantu anak-anak untuk terdorong membiasakan membaca, terlebih buku yang diberikan merupakan buku cerita bergambar.
Tentunya, tujuan akhir dari upaya yanga dilakukan dalam wadah kegiatan KKN-T ini adalah untuk menanamkan budaya literasi dan meningkatkan kualitas literasi para penerus bangsa. Semoga upaya-upaya yang dilakukan para penggerak pendidikan ini berhasil menjadikan Indonesia mampu bersaing dan unggul.
Penulis:
Anisa Dwi Wahyuni, Program Studi Matematika, Universitas Pendidikan Indonesia
Dr. Wina Nurhayati, M.Pd., Dosen Pembimbing Lapangan Kelompok 10 KKN-T UPI 2021 Gelombang II
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H