Kejutan lainnya adalah ternyata ada kelindan yang menghubungkan Ishigami dengan Profesor Galileo. Ternyata mereka adalah teman kuliah yang cukup dekat. Namun, dengan adanya kasus ini, pertemanan masa kuliah ini secara tidak langsung menjadikan mereka musuh yang saling melawan menggunakan kecerdasan masing-masing. Ishigami melawan segala tuduhan untuk melindungi Yasuko, dan Yukawa melawan alibi-alibi tersebut untuk mengungkapan kebenaran.
Ibarat pepatah, sepintar-pintarnya bangkai ditutupi, baunya tetap tercium juga. Secerdas-cerdasnya Ishigami menutupi kejahatannya, kebenaran akan selalu menang. Ketika pada akhirnya terungkap, pembaca akan diberikan kejutan lagi tentang bagaimana Ishigami menyembunyikan mayat. Motifnya sudah jelas, melindungi orang yang dicintainya. Tapi bagaimana persembunyian mayat ini seolah-olah terlihat sangat sempurna?
Cara detektif Kusanagi dan Manabu Yukawa dalam mengungkapkan kasus ini juga patut diapresiasi karena mereka selalu memperhitungkan sekecil apapun kemungkinan. Jika Kusanagi memeriksa dengan bukti-bukti yang ada di lapangan, Yukawa meakukannya dengan pendekatan logika dan sains.
Membaca buku-buku Keigo Higashino berarti harus siap dengan setiap kejutan di dalamnya. Ini adalah buku seri detektf terbucin yang pernah saya baca. Alur yang awalnya mudah ditebak, ternyata dikasih plot twist di akhir cerita. Rasa penasaran di novel ini bisa membuat kamu susah berhenti membacanya. Seru, perang kecedasan, tragis, dan sedih. Iya, sedih. Karena logika Ishigami dalam matematika hanya dipakai untuk menutupi kebohongan dan kejahatan, tetapi tidak dalam mencintai seseorang. Namun, ada hal yang bisa diambil dari cerita ini. Cintailah seseorang sewajarnya, tanpa melebihkannya dari porsi mencintai diri sendiri, dan terutama Tuhan. Kalau kata Tulus "ingatkan terus aku makna cukup."
"Aku tahu di dunia ini kadang kita harus menerima fakta yang tak ingin kita percayai." (hal. 273)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI