Biasanya akan terdengar panggilan dari kamar tengah itu . Namun malam itu , tak da satu pun suara panggilan dari kamar opa .
Sejak pertengahan bulan mei hingga pertengahan juni opa terkapar lemah dikasurnya . Opa  tak dapat bicara , ia akan memanggil dengan suara pukulan sendok ke kaleng roti .
Malam pukul setengah sepuluh ,aku tinggal berdua dengan kakak ku . Ibu dan adik ku sedang berada dirumah tante ku yang masih satu komplek dengan ku . Ayah sudah tiga puluh menit yang lalu pergi .
Ntah firasat apa yang dirasakan oleh kakak ku . Selesai makan dia menyuruh ku untuk melihat kamar opa . "Dek kok opa gak manggil ya ? " tanya nya dengan muka penasaran .
"liat dulu ya kak " jawab ku sambil menuju kamar .
Ketika aku masuk kamar opa ,aku melihat opa yang sudah hampir tidak sadarkan diri . Tanpa pikir panjang aku berlari keluar ,menyuruh kakak ku untuk melihatnya dan tak lupa aku berlari menuju rumah tante ku . Setiba dirumah tante aku tak langsung mengatakannya pada ibuku . Aku hanya memintanya pulang. Â
Saat sudah berada dirumah terdengar suara tangisan kakak ku dari kamar opa .
" iibuuuk , cepat buk kenapa opa ni buk " kakak ku berkata dengan suara yang bergetar . Â " opa ,pa ,paaaa , pa bangun pa " tangisan ibuku mulai keluar .
Aku tak tau harus berbuat apa . Aku menyuruh adikku untuk memanggil tanteku . Tak lupa aku menyuruh ayahku pulang dan menelepon seluruh keluarga besar ku .
Jam sudah menunjukkan angka setengah sebelas ,aku yang tadi tidak menangis kini ,akulah yang paling deras tangisannya . "Udah kak , bantu opa biar dia tenang " abang ku berkata menenangkan ku .
Aku terduduk disebelahnya dengan membaca alquran terbata bata . Tubuhku bergetar ketika melihat mata opa di tutup untuk terakhir kalinya.
Tepat jam sebelas malam , opa menghembuskan nafas terakhirnya . Ia pergi dengan semua kenangannya .Tak ada lagi tempatku bercerita . Hilang ,kini ia pergi untuk selamanya .
Pada tanggal 9 juni, Â aku masuk ke kamar opa bersama kakak ku . "Opa mau ngomong apa " kakak ku memulai pembicaraan. Â
Opa berkata dengan isyarat tangannya.  Ia meminta ku untuk mengambil pena dan selembar kertas . "Bentar ya  pa ,biar diambil dulu " aku berkata dan lalu pergi mengambilnya.
Ia menulis di kertas tersebut dengan tangan yang bergetar . Perlahan aku melihat kertas itu . Tak sanggup ,ketika membacanya perlahan air mataku keluar , aku pun memutuskan untuk keluar dari kamar tersebut. Tak ingin opa melihat ku menangis .
Isi surat yang ia tuliskan
    , , 12 . , . , .
, .