Mohon tunggu...
ANISA AE
ANISA AE Mohon Tunggu... Penulis - AE Publishing

Bangun Peradaban Dengan Tulisan

Selanjutnya

Tutup

Money

Modus Penipuan Penerbitan Dinda Prameswari (Din's Publishing)

25 November 2015   20:33 Diperbarui: 25 November 2015   21:07 1837
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada pukul 12.00 hari Jumat tanggal 20 November, kami bicara dan Dinda menyuruh saya untuk membuat perjanjian baru. Dia berjanji akan kembali menemui saya hari senin di waktu yang sama untuk penandatanganan perjanjian baru dan berjanji akan memberi saya Rp 1.000.000,- Namun hingga sore hari dia tidak datang. Hanya inbok kalau dia ada urusan.

Sulit sekali mempercayai dia setelah berjuta kali saya di tipu. Akhirnya sore itu juga saya datangi rumah suami pertamanya di alamat KLIRAN X. RT 04/23 Desa Sendang Agung Minggir. Di sana saya hanya bertemu ibu mertuanya dari suami pertama dan dua anaknya yang lucu. Ibu yang tampak gelisah itu mempersilahkan saya untuk menunggu di dalam rumah. Sampai sekitar pukul 11.00 akhirnya Dinda datang dan langsung masuk kamar.

Ibu mertua Dinda dari suami pertama yang menyuruh saya untuk memanggilnya dan akhirnya dia pun keluar kamar. Saat bertemu, dinda memberi kabar bahwa baru saja dia transfer uang Rp 500.000,- ke saya. Saya cek lewat internet banking memang benar sudah masuk. Dinda sempat marah dan menyuruh saya menghapus postingan saya terakhir tentang dia. Dia tidak suka bila saya posting apa pun yang berkait paut dengan kehidupan pribadinya dengan alasan dia masih butuh waktu untuk bergerak. Lalu dinda keluar ke teras untuk telephon ria dengan entah suami ke tiganya atau sahabatnya.   Saya datang mendekat dan sodori surat perjanjian baru. Bahwa bila Dinda tidak berkomitmen mengembalikan uang saya, maka saya berhak untuk mempublikasikannya di media mana pun.

Keesokan harinya saya sempat ragu untuk pulang sementara sampai pukul 18.00 Dinda belum transfer uang sesuai perjanjian. Sebelumnya sempat terfikir untuk membawa beberapa barang dikantor selain printer (yang memang sudah disepakati) seperti kulkas dan monitor computer. Namun saya merasa ngeri melihat diri saya sediri. Betapa beberapa hari ini saya sudah sangat pintar memaki, mendengki, bahkan saya akan menjadi seorang perampok. Apa bedanya saya dengan Dinda bila saya melakukan hal itu? Maka dengan berbagai pertimbangan, saya menggagalkan rencana super jahat yang sebelumnya bahkan belum pernah saya pikirkan. Saya berpikir, betapa seseorang bila sudah dikuasai api amarah, maka dia akan berubah menjadi setan. Astafirullah.

Kenapa saya menulis perjanjian bahwa bilamana Dinda ingkar maka saya akan publish di media umum? Karena selama ini, dia selau melarang kami untuk komen, mantion namanya, melarang mempublikasikan dengan alasan dia masih ingin bergerak untuk bekerja di penerbitannya. Namun hal yang paling saya takutkan adalah, bila saya tetap diam dan menyembunyikan segala perilaku, tingkah,polah dan apa yang sudah dia perbuat kepada saya dan teman lainnya, makan akan semakin  jatuh korban penipuan lebih banyak lagi.

Saya sadar bahwa dengan mempublikasikan masalah ini maka kemungkinan uang yang saya dapat dari hasil kerja keras sebagai TKI tidak akan kembali. Tapi membiarkan ketidak benaran, kekeliruan dan memanfaatkan wajah cantik, tutur kata manis untuk menipu banyak orang adalah SALAH BESAR! Maka dengan ini saya mengajak teman-teman penulis yang pernah mengalami hal serupa untuk berani mengungkap kebenaran atas kasus penipuan yang dilakukan oleh sodari Dinda Prameswari. Selanjutnya, saya berharap ada LBH atau Lembaga Bantuan Hukum yang akan membantu saya dalam menyelesaikan kasus ini. Saya juga meminta kepada teman-teman yang mempunyai masalah yang sama, agar  bersatu membeberkan sebuah kebenaran demi melindungi calon korban Dinda yang baru. Terima kasih banyak.

Kepada sahabat saya Dinda Prameswari, saya tidak pernah kehilangan kesabaran sebagai seorang sahabat yang baik buat kamu. Namun tidak juga dibenarkan bila sahabat selalu menutup mata dan membiarkan keburukanmu meraja lela di mana-mana. Dengan ini saya minta maaf atas apa yang saya lakukan. Saya akan lebih senang bersahabat dengan seorang Dinda yang apa adanya, transparan, seorang ibu yang mencintai anak-anaknya dan bergaya hidup sederhana. Percumah juga ngalor ngidul naik mobil rentalan apabila kita dikejar-kejar hutang dari mana-mana. Saya mengenalmu sebagai pribadi yang menyenangkan dan saya harap itu bukan tipuan belaka. Belum terlambat untuk mengakui kesalahan  di hadapan public kepada semua pihak yang telah kamu tipu dan zolimi. Pada dasarnya kami menyayangimu, namun karena sikapmu yang selalu ingkar dan munafik, maka kami juga tak akan tinggal diam demi melindungi sahabat lain yang kemungkinan besar akan kamu manfaatkan demi ambisimu pribadi. Bila, suatu saat nanti kau telah sadar dengan kekeliruan yang kamulakukan, saya bersedia duduk berdua, berbincang banyak hal tentang kesulitan dan kemudahan dalam hidup. Sebagai manusia biasa yang tak luput dari kesalahandan lupa. Kembalilah, Dinda Prameswari. Buka kembali komunikasi dan berikan komitmen terbaik untuk sahabatmu baik di dunia nyata atau pun maya. Terima kasih.

Repost atas permintaan penulis: Laras Wati http://watiwijaya35.blogspot.co.id/2015/11/modus-penipuan-boikotdinspublishing.html

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun