Mohon tunggu...
Anisaa  Ardiana
Anisaa Ardiana Mohon Tunggu... Guru - 12 . 07 . 1996

Bismilah ;)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Peran Orang Tua dalam Mensukseskan Prestasi Anak

20 November 2019   19:02 Diperbarui: 20 November 2019   19:09 273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, prestasi diartikan sebagai hasil usaha yang dicapai dari apa yang dikerjakan atau yang diusahakan. Seseorang dianggap berprestasi, jika dia telah meraih sesuatu hasil dari apa yang diusahakannya, baik karena hasil belajar, bekerja, atau berlatih keterampilan dalam bidang tertentu.

Prestasi merupakan hasil nyata dari puncak pengembangan potensi diri. Prestasi hanya dapat diraih dengan mengerahkan segala kekuatan, kemampuan dan usaha yang ada dalam diri kita.

Orangtua adalah tanggung jawab utama dalam pendidikan dan prestasi belajar anak. Para orangtua yang akan menentukan masa depan anak, namun dalam keterbatasan dan peluang yang dimiliki oleh orangtua, maka mereka meminta pihak lain untuk membantu mendidik anak-anak. 

Pihak lain adalah guru di sekolah, namun setelah anak-anak dititipkan di sekolah maka orangtua tetap bertanggung jawab untuk keberhasilan pendidikan anak mereka. Tanggung jawab orangtua antara lain dapat diwujudkan dengan membimbing kelangsungan anak belajar di rumah sesuai dengan program yang telah dipelajari anak di sekolah, membimbing anak belajar di rumah dapat dilakukan dengan mengawasi dan membantu mengerjakan tugas sekolah.

Pendidikan dalam keluarga merupakan pendidikan yang pertama dan utama. Situasi keluarga yang harmonis dan bahagia akan melahirkan anak atau generasi-generasi penerus yang baik dan bertanggung jawab. Peran orang tua yang seharusnya adalah sebagai orang pertama dalam meletakkan dasar-dasar pendidikan terhadap anak-anaknya.

Karena ibu adalah madrasah pertama untuk anak-anaknya. Menjadi seorang ibu haruslah berilmu, ilmu dunia dan akhirat. Kesuksesan anak dimasa depan dan karakter seorang anak cenderung ditentukan oleh bagaimana seorang ibu mengasuhnya.

Tidak menutup kemungkinan bahwa masalah yang dialami anak di sekolah seperti rendahya prestasi belajar serta berhasil tidaknya proses belajar anak merupakan akibat dari situasi lingkungan keluarga yang tidak harmonis dan peran orang tua yang tidak dijalankan dengan baik. Orang tua perlu mengetahui apa saja faktor yang dapat mempengaruhi proses belajar pada anak, sehingga orangtua dapat mengetahui penyebab dan pendukung anak dalam berprestasi. Menurut Djaali,H. dalam sebuah bukunya yang berjudul Psikologi Pendidikan 2007, yaitu :

Faktor dari dalam

1. Kesehatan

Apabila kesehatan anak terganggu dan sering sakit seperti pilek, demam, batuk dan lain lain maka hal ini dapat mempengaruhi semangat anak dalam belajar. Mereka menjadi kurang bergairah untuk mau belajar.

2. Minat dan Motivasi

Jika seorang anak memiliki minat yang besar terhadap sesuatu terutama belajar maka akan lebih mudah untuk melakukan proses belajar. Motivasi merupakan dorongan agar anak mau melakukan sesuatu. Motivasi untuk belajar anak dapat berasal dari diri sendiri, keluarga dan lingkungan.

3. Cara belajar

Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dari cara belajar anak. Misalnya: catatan pelajaran, teknik belajar, waktu belajar hingga fasilitas belajar.

Faktor dari luar (Lingkungan)

1. Keluarga

Situasi dalam keluarga sangat berpengaruh pada keberhasilan belajar anak. Pendidikan orangtua, kondidi rumah, status ekonomi, hubungan dengan orangtua dan saudara, bimbingan dari orangtua, hal tersebut sangat mepengaruhi prestasi belajar anak.

2. Sekolah

Lingkungan sekolah seperti gedung, kualitas guru, perangkat kelas, teman, hal tersebut juga mempengaruhi prestasi belajar anak.

3. Masyarakat

Jika tinggal didalam lingkungan masyarakat yang berpendidikan dan bermoral baik, maka hal tersebut dapat memicu anak untuk lebih giat belajar.

Partisipasi orangtua sangat berpengaruh besar terhadap proses belajar anak dan prestasi belajar yang akan dicapai. Selain itu, jaringan komunikasi yang dibangun oleh orangtua sangat penting dalam menentukan keberhasilan siswa dalam belajar. Orang tua yang tidak memperhatikan pendidikan anaknya, misal :

mereka acuh tak acuh terhadap proses belajar anak

tidak pernah memperhatikan kepentingan serta kebutuhan anaknya dalam belajar

tidak mengatur waktu belajar anak

tidak menyediakan atau melengkapi peralatan belajar

tidak mau tau bagaimana kemajuan belajar anak

kesulitan-kesulitan yang dihadapi anak dalam belajar, dan lain-lain.

Hal seperti ini sangat dianggap remeh oleh beberapa orangtua, hal tersebut terjadi apabila kedua orangtuanya sangat disibukkan dengan pekerjaan. Disisi lain, mendidik anak dengan cara memanjakan adalah cara yang tidak baik. Orangtua yang terlalu kasihan pada anaknya tidak akan sampai hati memaksa anaknya untuk belajar, bahkan membiarkan saja jika anaknya tidak mau belajar adalah hal yang sangat tidak baik. Karena hal tersebut dapat menyebabkan anak menjadi semakin malas, nakal, suka berbuat seenaknya, pastilah belajarnya akan menjadi kacau.

Sebaliknya, mendidik anak terlalu keras dengan cara memaksa dan mengejar-ngejar anaknya untuk belajar adalah cara yang salah. Dengan demikian anak akan merasa ketakutan dan akhirnya benci dengan kegiatan belajar, bahkan jika ia merasa sangat tertekan akan menyebabkan gangguan kejiwaan pada anak.  Orangtua yang seperti ini biasanya menginginkan anak mencapai prestasi belajar yang baik, atau mengetahui jika anaknya bodoh namun tidak tahu apa faktor yang menyebabkannya sehingga anak dikejar-kejar untuk mengatasi sendiri kekurangannya.

Peran serta orangtua hendaknya sedini mungkin diterapkan pada anak, dengan tujuan untuk meningkatkan prestasi belajar dan agar anak menjadi pribadi yang maju serta bertanggung jawab. Seberat apapun masalah yang mereka hadapi pasti dapat dilalui apabila mendapat dukungan serta bantuan dari orangtua. Karena kemandirian bukan berarti tanpa dukungan dari orang lain, namun kemandirian adalah usaha untuk menjalankan dan melaksanakan segala pekerjaan dengan mengandalkan kemampuan sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun