Mohon tunggu...
Anisa Anisa
Anisa Anisa Mohon Tunggu... Administrasi - Mahasiswi STIE Pembangunan Tanjungpinang, Kepri

Don't rush. Take a deep breath. You may find that any moment can be turned into an opportunity. Allow yourself to take it easy. Take it one step at a time - Seokjin Kim, Dear Class 2020

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Setting Boundaries: Ketika Batasan Pribadi "Dijajah" Orang Lain

1 Juli 2020   16:17 Diperbarui: 28 Mei 2021   16:17 5671
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bayangkan ketika kita memiliki rumah. Kita tentu ingin memagarinya untuk menghindari hal-hal yang tak diinginkan. Seperti kemalingan, ataupun gangguan-gangguan asing dari luar.

Nah, begitu pun kita. Penting untuk kita memberi pagar pada diri sendiri agar tak 'dijajah' oleh orang lain. Maksud dari kata 'dijajah' disini adalah kita membiarkan orang lain untuk menentukan bagaimana kita harus bersikap dan bertindak. 

Kita diatur sedemikian rupa agar sesuai dengan standar orang-orang. Kita diharuskan merubah diri kita agar diterima dilingkungan. Yang terburuk, ketika orang lain seolah lebih tahu apa yang terbaik untuk kita. Orang-orang kemudian akan bertindak seolah mereka sangat mengerti tentang kita. Sayangnya, malah kita yang kehilangan jati diri.

Ujung-ujungnya, kita hanya hidup dalam ekspektasi orang lain. Saat kita tak sesuai dengan apa yang diharapkan, itu hanya akan jadi boomerang yang berbalik menyerang kita. Kita jadi merasa tidak berguna dan tidak pantas untuk dicintai.

Baca juga : Sulit Menolak Ajakan? Ini Caranya!

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering tidak sadar saat pribadi sedang 'dijajah', dan orang yang melakukannya pun tak menyadari bahwa ia sedang 'menjajah' diri kita.

Bagaimana hal itu bisa terjadi? Contoh-contoh sederhana yang seringkali dialami, seperti:

  • Sulit menolak permintaan orang lain yang sebenarnya berat untuk kita penuhi. Misalnya, ketika teman mengajak nongkrong di kafe, namun disaat bersamaan kita memiliki banyak tugas deadline yang harus dikerjakan.

  • Membiarkan orang lain mendikte penampilan kita. Padahal sebagai manusia, lumrah untuk memiliki kekurangan. Hal itu bahkan tidak merugikan orang lain.

  • Memberi kesempatan orang untuk mendefinisikan siapa diri kita. Hal ini cukup menyebalkan. Tentu kita tidak suka, namun seringkali sulit untuk menjelaskannya.

  • Terpaksa berkumpul dengan orang-orang yang memberi pengaruh buruk, karena takut tidak akan memiliki teman.

  • Terlalu cepat mempercayai orang lain dan menceritakan hal-hal bersifat pribadi. Lantas ketika rahasia itu bocor, kita akan merasa tersakiti dan mungkin bisa timbul trauma.

Inilah perlunya memiliki pagar atau batasan. Batasan yang kita buat adalah ruang antara kita dengan orang lain. Maka, kitalah yang berhak menentukan siapa saja yang bisa mendekati kita, baik secara fisik maupun emosional. Sehingga orang lain takkan melanggar batas pribadi kita, dan sebaliknya kitapun tak akan melanggar batasan orang lain.

Baca juga : Ekspektasi Orang Lain Bukanlah Target Hidupmu

Ada empat poin penting mengapa kita harus setting boundaries mulai dari sekarang!

  1. Kita bertanggung jawab atas diri kita sendiri. Eksistensi kita bukan untuk menyenangkan orang lain.

  2. Menghargai orang lain itu, bukan dengan selalu mengiyakan apa yang mereka minta. Apalagi membiarkan mereka mengulik hal-hal pribadi kita.

  3. Kebahagiaan orang lain bukan tanggung jawab kita.

  4. Menentukan batasan adalah bentuk self love and self respect before loving and respecting others. Cintai dan hargai diri kita sendiri dulu, sebelum melakukannya pada orang lain.

Meskipun sulit, tapi yakinlah kalau kita bisa membangun batasan pribadi yang sehat. Karena sikap "gak enakan" tidak selamanya baik. Menjaga perasaan orang lain tentu bagus, namun ingat bahwa perasaan kita juga tak kalah penting. Dengan memiliki batasan, kita akan lebih menerima diri sendiri. Orang-orang disekitar pun akan menerima kita apa adanya. Ingat! Kita berharga dan pantas untuk dikelilingi orang-orang yang tulus.

Baca selanjutnya : Jangan Hidup Hanya untuk Memenuhi Ekspektasi Orang Lain

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun