Mohon tunggu...
Anisa IkaPutri
Anisa IkaPutri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa FIS UNJ 2019

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Perlukah Digital Mindset di Era Digital?

31 Oktober 2022   12:10 Diperbarui: 31 Oktober 2022   12:13 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Anisa Ika Putri

Pendidikan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Jakarta

anisaikaputri793@gmail.com

Pendahuluan

Kalian merasa gak sih, kalau pandemi covid-19 telah merubah segala tatanan hidup kita? Ya contohnya adalah seperti yang akan di bahas dalam artikel ini, ternyata tidak sedikit atau bahkan hampir semua bidang bisnis mengalami perubahan, apalagi perilaku konsumsi masyarakat? Setuju gak?. Saat pandemi tingkat konsumi masyarakar sangat meningkat dan beralih pada belanja online.

Karena era saat ini banyak memanfaatkan dukungan internet, maka seperti yang kita ketahui bahwa kebutuhan manusia saat ini beralih menjadi digital. Berinteraksi dan berkomunikasi pun sangat mudah karena semuanya serba digital.

Era baru industrialisasi digital menimbulkan ancaman yang sangat besar bagi dunia, karena era digital akan menghilangkan sekitar 1-1,5 miliar pekerjaan di seluruh dunia antara tahun 2015 sampai 2025. Alasannya karena posisi manusia digantikan oleh mesin otomatis (Gerd Leonhard, Futurist). Bahkan laporan Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat memprediksi bahwa di masa depan, 65% siswa sekolah dasar di seluruh dunia akan memiliki pekerjaan yang tidak ada pada saat ini.

Sementara itu berdasarkan data dari World Economic Forum. Dengan perubahan era menjadi digital menghadirkan potensi pengurangan emisi karbon perkiraan 26 miliyar metric ton dari tiga industri yaitu otomotif (540 miliyar), elektronik (15,9 miliyar) dan logistik (9,9 miliyar) dari tahun 2015-2025. Serta berpotensi memberikan peningkatan Net tenaga kerja hingga 2,1 juta pekerjaan kategori baru pada tahun 2025.

Bagaimana kita mengubah pola pikir kita ke pola pikir digital (mindset digital) ? Di saat seperti ini, manusia harus mengambil keputusan dengan cepat dan menyelesaikan masalah dengan presisi tinggi. Tingkat situasi yang diteliti dengan baik akan memiliki efek positif pada banyak orang. Di sisi lain, manusia harus selalu berbenah dan berinovasi untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan kerjasama. Dengan berinovasi dan berkolaborasi di masa pandemi ini, masyarakat akan terus saling berkolaborasi.

Sekarang, bukan saatnya merasa bahwa persaingan siapa yang paling banyak, tapi bagaimana manusia saling berkolaborasi, menyatukan kelebihan dan kekurangan masing-masing, untuk menghasilkan suatu produk atau aktivitas, dan tentunya masa depan dunia maya akan menjadi saat yang tepat di era masa kini.

Apa Sih Era Digital Itu?

Perkembangan teknologi saat ini berkembang sangat pesat menuju ke arah digital. Di era digital ini, manusia umumnya memiliki cara hidup baru dan sangat sulit dipisahkan dari perangkat elektronik yang serba ada. Teknologi telah menjadi alat yang memenuhi sebagian besar kebutuhan manusia. Manusia telah menggunakan teknologi untuk membuat tugas dan pekerjaan menjadi lebih mudah. Peran vital teknologi ini telah membawa peradaban manusia ke era digital.

Era digital membawa segala macam perubahan baik sebagai pengaruh positif yang dapat dimanfaatkan sedapat mungkin. Namun di saat yang bersamaan, era digital juga membawa banyak dampak negatif sehingga menjadi tantangan baru bagi kehidupan manusia di era digital ini. Tantangan era digital juga telah memasuki bidang politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan, keamanan dan teknologi informasi itu sendiri dan bidang lainnya.

Era digital lahir dengan munculnya digital, jaringan internet, khususnya teknologi informasi komputer. Media baru di era digital memiliki ciri-ciri yang dapat dikontrol, jaringan atau internet-enabled. Media massa beralih ke media baru atau internet karena adanya pergeseran budaya dalam penyampaian informasi. Kemampuan media era digital ini memudahkan dan mempercepat masyarakat dalam menerima informasi. Dengan munculnya Internet, media massa telah muncul.

Dalam teknologi digital yang semakin matang saat ini, dunia telah mengalami perubahan yang mengguncang bumi, dan berbagai teknologi digital yang semakin maju bermunculan seiring dengan perkembangan zaman. Berbagai kalangan telah mempermudah akses informasi dan menikmati kebebasan dan penguasaan teknologi digital melalui berbagai cara.

Indonesia sebagai negara yang berkembang, teknologi digital dapat memfasilitasi berbagai kemajuan di Indonesia. Dari sisi infrastruktur dan undang-undang yang mengatur penggunaan internet, Indonesia siap hidup di era digital. Kesiapan konektivitas internet Indonesia saat ini semakin baik di era 4G melalui Electronic Information and Transactions (ITE). Masyarakat Indonesia umumnya antusias mengadopsi kehidupan digital, terutama karena penetrasi internet dan penggunaan smartphone yang terus meningkat setiap tahunnya.

Indonesia telah melihat banyak perkembangan di era digital, termasuk media massa Indonesia yang telah berubah dalam menyampaikan informasi. Media online (Internet) pada era sekarang ini telah menggantikan media massa dahulu (konvensional). Meskipun Indonesia terlambat dalam mengadopsi teknologi komunikasi, khususnya Internet, selama satu dekade terakhir. Namun, budaya digital masyarakat Indonesia dengan cepat merangkul perkembangan teknologi tersebut.

Lalu Apa Itu Digital Mindset?

Pola pikir digital atau Digital Mindset adalah cara berpikir yang mengoptimalkan teknologi digital, di mana kita tidak hanya memahami teknologi tetapi juga terlibat dalam menggunakan teknologi. Nyatanya adanya paradigma baru menguasai digital namun bukan tentang teknologi merupakan hasil dari terjadinya revolusi digital dan teknologi.

Sekedar memahami teknologi bukan berarti sudah memahami digital, tetapi tentang memiliki paradigma yang baru. Hidup di dunia, dan sadar akan di mana setiap orang memiliki akses ke media merupakan sebuah titik awal untuk memahami adanya revolusi digital. Meskipun saat ini perusahaan media tetap mengeluarkan informasi seperti biasanya, namun yang berbeda adalah perusahaan media saat ini beralih dengan menggunakan wadah atau platform dari media digital sebagai tempat penyaluraan informasi tersebut seperti Twitter, Instagram, Facebook, dan platform lainnya, bahkan saat ini tidak sedikit dimana individu memiliki atau menggunakan media tersebut. Dalam perubahan situasi pasti memiliki sebab maupun akibat khususnya pada perubahan dari konvensional ke digital.

Penting Gak Sih Kita Mengubah Mindset Menjadi Digital Mindset?

Perlu kita pahami atau garis bawahi sekali lagi adalah perbedaan antara memiliki mindset digital sangat berbeda makna nya dengan melek digital. Menjadi seseorang yang cerdas akan era digital perlu memiliki kemampuan untuk menggunakan teknologi dan juga perlu mengembangkan digital mindset dengan lebih baik. Justru akan menimbulkan sebuah kerugian apabila seseorang dengan era digital saat ini tidak memilih untuk berkemampuan untuk menggunakan teknologi dan mengembangkan teknologi tersebut.

So.., ini dia beberapa upaya agar kita bisa menumbuhkan digital mindset atau pola pikir digital..

Pemerintah Republik Indonesia sudah melakukan penetapan dan memberikan sosialisasi program percepatan transformasi digital 4.0 dan melakukan persiapan menghadapi ekonomi digital pada tahun 2030, lebih lagi era emas Indonesia pada tahun 2045. Dengan demikian, urgensi dalam meningkatkan digital mindset tiap individu di masyarakat untuk mensupport program tersebut bernilai sangat tinggi. Mengenai usaha dalam mengembangkan pengetahuan digital mindset pada masyarakat secara umum, mengutip pada pemikiran Houghton & Neck (2020) dalam artikel mediaindonesia.com, dijelaskan sebagai berikut :

Pertama, self regulation. Dorong diri individu untuk menerima keberadaan teknologi baru, tumbuhkan sikap digital, ubah perilaku menuju perilaku digital, hilangkan silo (sekat) individu, tumbuhkan disiplin diri terkait konsistensi terhadap teknologi digital, dan jadilah pembelajar seumur hidup. Sebab, hadirnya teknologi apapun membutuhkan pembelajaran.

Kedua, self motivation. Dorong diri individu agar memiliki keyakinan dan mampu menangkap nilai-nilai dari hadirnya teknologi baru, miliki kepercayaan diri dalam menggunakan teknologi digital, berpikir terbuka terhadap perubahan, tumbuhkan daya inovasi diri melalui eksplorasi cara-cara baru dalam berpikir, bertindak dan pengambilan keputusan, berpikirlah out of the box, dan tumbuhkan mental start-up berupa kesanggupan mengambil risiko dan memitigasinya.

Ketiga, self leadership. Dorong diri individu untuk dapat memimpin dirinya sendiri dalam mengubah mindset dan mengembangkan digital mindset secara mandiri, optimistis, dan visioner. Menjadi pemain tim kolaborasi, memiliki kemampuan dalam pengambilan keputusan secara digital, dan mampu menjadi pemimpin digital untuk dirinya sendiri.

Jadi, siapa yang harus berperan dalam mengembangkan pola pikir digital masyarakat dalam skala besar? Hampir semua lini dan pemangku kepentingan harus bersinergi melalui pengembangan ekosistem dan budaya digital, baik di tingkat mikro masing-masing perusahaan/organisasi, maupun di tingkat kekacauan sosial masyarakat. Selain itu, peran pemerintah sebagai sponsor utama program percepatan transformasi digital dan peran institusi pendidikan dari kecil ke besar.

Kesimpulan

Jadi, setelah kalian membaca pembahasan diatas tentunya sekarang kita sudah mengerti, bahwasanya memiliki digital mindset sangat penting loh di era digital seperti ini. Kita harus ber-mindset bahwa tidak hanya mengusai teknologi saja, namun bagaimana kita bisa mengembangkan pemahaman tersebut dan dapat menciptakan output-ouput yang memiliki nilai atau dampak postif. Tentunya dengan itu semua, kita dapat menjalankan kehidupan lebih baik, dan dapat dengan baik pula mejalani tantangan yang ada. Jangan lupa juga untuk mulai megupayakan menjadi manusia yang ber-mindset digital dengan self regulation, self motivation, dan self leadership ya teman-teman.

Referensi

Hendarman,    Achmad Fajar. 2021. Digital Mindset, Sudah Siapkah?. https://mediaindonesia.com/humaniora/450321/digital-mindset-sudah-siapkah (diakses pada 30 Oktober 2022)

Qurbani, Derita. 2020. Digital Mindset Sebagai Upaya Perubahan Pola Pikir Di Era Digital. https://lppm.unpam.ac.id/2020/05/05/digital-mindset-sebagai-upaya-perubahan-pola-pikir-di-era-digital/ (diakses pada 30 Oktober 2022)

Setiawan, Iwan. 2017. Era Digital Dan Tantangannya. Seminar Nasional. ISBN.978-602-50088-0-1

Zaluchu, Sonny Eli. 2020. The Digital Mindset As An Approach To Education For The Millenial Generation. In Proceedings of the 1st International Conference of Global Education and Society Science, ICOGESS 2019, 14 March, Medan, North Sumatera, Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun