Nilai tersebut diwujudkan dalam perilaku, sikap dan pemikiran yang sesuai dengan hukum dan norma yang berlaku (Prasetyo, 2012, p. 13) Perlakuan yang diberikan orang tua dapat mempengaruhi pembentukan karakter anak, akan menjadi baik atau buruk. Sehingga karakter tersebut menjadi sifat yang tertanam pada jiwa, dan pada setiap tindakannya dalam kehidupan sehari-hari akan mencerminkan sifat tersebut dengan tanpa ada rasa beban (Narwanti, 2011, p. 3).Â
Hasil perilaku seseorang merupakan cerminan dari  karakternya. Pikiran merupakan unsur yang sangat penting dalam pembentukan karakter, karena bertindak sebagai pelopor yang didalamnya terdapat program yang membentuk pengalaman hidup. Program tersebut yang membuat pola fikir dari siswa yang kemudian membentuk perilakunya. maka program yang tertanam tersebut harus sejalan dengan prinsip kebenaran yang berlaku agar perilaku yang terbentuk juga tidak bertentangan dengan norma yang berlaku.Â
Kedisiplinan berasal dari kata displin yang bila diartikan adalah ketaatan, kepatuhan, pada tata tertib maupun peraturan (Semiawan, 2008, p. 27). Disiplin merupakan hasil dari pemberian pengaruh yang didesain agar siswa mampu menghadapi lingkungan, karena disiplin dilakukan dengan memberikan pembatasan aturan yang diperlukan untuk siswa dapat memperoleh sesuatu yang tumbuh dari kebutuhan menjaga keseimbangan antara keinginan dan kecenderungannya (Rohani, 2004, p. 134). Â
Peningkatan dalam kemampuan berfikir, bertindak dan melakukan pekerjaan secara kreatif perlu proses latihan yang disiplin. Karena disiplin ini merupakan wujud patuh pada aturan yang ada untuk menyesuaikan diri supaya dapat menjadi kebiasaan yang melekat sampai bias menciptakan keadaan yang teratur.Â
Disiplin dalam ruang lingkupnya dapat dibedakan menjadi tiga yaitu: 1) disiplin diri, yaitu peraturan yang berlaku hanya bagi seorang individu, 2) Disiplin sosial merupakan peraturan yang harus dipatuhi oleh masyarakt, 3) disiplin nasional yaitu aturan yang harus dipatuhi oleh rakyat dalam suatu negara. Untuk kedisiplinan siswa yang dimaksud adalah kedisiplinan siswa itu sendiri berupa sikap tepat waktu, menepati jadwal, menjaga kondisi fisik, dapat mencegah masalah penundaan waktu belajar. Tujuannya adalah agar siswa dapat belajar bertanggung jawab dan mengatur dirinya sendiri menjadi pribadi yang tidak ketergantungan serta mematuhi semua aturan (Rohani, 2004, p. 134).Â
Anak-anak diajarkan disiplin agar dapat mengerti mengenai keadaan sosial seperti hak orang lain, menjalankan kewajibannya, mengerti apa yang dilarang dan meninggalkannya, memahami baik dan buruk, dan yang terpenting adalah belajar mengorbankan egonya tanpa pakasaan dari pihak lain serta bisa mengendalikan keinginannya dalam melakukan sesuatu tanpa ada rasa terancam (Gunarso, 2000, p. 135). Â
Beberapa indikator kedisiplinan dalam belajar antara lain : 1) Kedisiplinan dalam menepati jadwal pelajaran, dalam hal ini siswa ketika memiliki jadwal kegiatan belajar maka jadwal tersebut harus ditepatinya. 2) kedisiplinan dalam mengatasi godaan yang akan menunda waktu belajar, karena godaan akan datang setiap waktu maka apabila waktu belajar sudah tiba dan ada hal-hal yang mengahalanginya maka siswa tersebut harus dapat mengatasinya supaya jadwal yang sudah ada tetap dijalankan. 3) Kedisiplinan terhadap diri sendiri, dalam hal ini siswa dapat mengatur bagaimana motivasinya dalam belajar secara mandiri baik belajar dirumah maupun di sekolah dengan tanpa harus diingatkan oleh orang lain, selain itu juga dapat mematuhi peraturan dengan tanpa ada paksaan. 4) Kedisiplinan dalam menjaga kondisi fisik, kedisiplinan ini mempengaruhi kegiatan aktifitasnya dalam sehari-hari, sehingga perlu menjaga kondisi fisiknya dengan cara olaharaga yan teratur, makan makanan yang bergizi sebelum berangkat ke sekolah (Sulistyowati, 2001, p. 3).
Pelaksanan kegiatan ektrakurikuler di kelas SD Negeri 36 Cakranegara dirancang dan dikelola oleh Pembina pramuka serta diawasi oleh kepada sekolah. Beberapa kegiatan pramuka yang diadakan oleh SD Negeri 36 Cakranegara lain:
PERSAMI (Perkemahan Sabtu Minggu)Â
Kegiatan Pramuka ini bertujuan untuk menanamkan serta menumbuhkan budi pekerti siswa dengan mengasah fisik, mental, moral, pengetahuan, pengalaman dan keterampilan lewat kegiatan yang ada di PERSAMI. Karenanya kegiatan tersebut dapat memberi bekal ulai dari pengetahuan sampai keterampilan kepada siswa anggota pramuka untuk membentuk mental dan watak manusia yang mencerminkan Pancasila. Hal ini tidak terlepas dari gerakan pramuka yang merupakan pendidikan kepramukaan untuk generasi muda, sebagai upaya untuk menumbuhkan tunas bangsa supaya mampu bertanggung jawab dalam membangun dan membina menuju generasi yang lebih baik.
Latihan RutinÂ