Mohon tunggu...
Nisa Bilqis Anisa Defita Dwi
Nisa Bilqis Anisa Defita Dwi Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa Universitas Jember

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Car Free Day Bondowoso: Membuka Jendela Interaksi Sosial dan Kewarganegaraan

9 Juni 2024   13:07 Diperbarui: 9 Juni 2024   13:26 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gerbong Maut Bondowoso 2024/dokpri

Car Free Day (CFD) di Bondowoso telah menjadi salah satu acara yang sangat dinantikan oleh banyak warga karena acara ini menghadirkan berbagai aktivitas menarik yang berlangsung setiap Minggu di alun-alun Bondowoso. 

Setiap akhir pekan, alun-alun ini dipenuhi oleh pedagang yang menjajakan berbagai jenis makanan dan minuman serta berbagai barang dagangan lainnya, sementara pengunjung dari berbagai kalangan usia datang untuk menikmati suasana yang bebas dari kendaraan bermotor dan merasakan udara segar yang jarang ditemui di hari-hari biasa. 

Berikut ini adalah wawancara mendalam dengan salah satu pengunjung yang bersedia berbagi pengalaman mereka tentang keseruan dan manfaat mengikuti CFD di Bondowoso, memberikan gambaran lebih lengkap tentang acara yang telah menjadi bagian penting dari rutinitas akhir pekan banyak warga di kota ini.

Ditya (30 th), seorang pedagang UMKM asal Bondowoso, telah memulai usahanya sejak tahun 2014. Produk yang dijual sebagian besar merupakan hasil karyanya sendiri. Dalam sebulan, pendapatannya bisa mencapai hingga 1 juta rupiah. Ditya merupakan salah satu pedagang yang meramaikan alun-alun Bondowoso saat acara car free day. “Adanya car free day sangat membantu para UMKM yang ada, khususnya di kota Bondowoso,” ujar Ditya. 

Di awal usahanya, Ditya memanfaatkan media sosial sebagai sarana promosi. TikTok, Instagram, dan Facebook menjadi pilihan utamanya untuk memperkenalkan produknya kepada publik. Namun, tantangan pun datang ketika pesanan mulai menumpuk dan Ditya belum mampu mempekerjakan karyawan. 

“Karena tidak bisa menghandle pesanan dan belum bisa membayar karyawan, akhirnya pesanan menumpuk sehingga membuat saya kewalahan,” kata Ditya. Menghadapi situasi tersebut, Ditya memutuskan untuk fokus berjualan di toko offline yang berada di alun-alun Bondowoso setiap hari Minggu.

Keputusan ini membawa dampak positif bagi Ditya. “Karena banyak yang belum mengetahui adanya produk ini, jadi ini sangat menguntungkan bagi saya,” tambahnya. Melalui penjualan offline di acara car free day, Ditya dapat lebih langsung berinteraksi dengan pelanggan dan memperkenalkan produknya secara langsung, yang ternyata sangat efektif dalam meningkatkan penjualannya. 

Ditya adalah salah satu contoh pelaku UMKM yang terus berjuang dan beradaptasi dengan berbagai tantangan untuk mengembangkan usahanya. Dukungan dari acara seperti car free day di Bondowoso sangat membantu para pelaku UMKM dalam memperluas jangkauan pasar dan meningkatkan pendapatan.

Selain adanya pedagang yang ramai tentu banyak pula pembeli atau pengunjung yang datang untuk berbelanja, atau hanya sekedar berjalan-jalan. Salah satunya Hafy dan Laila, dua mahasiswa dari Universitas Jember Kampus Bondowoso, yang berbagi pengalaman mereka di CFD Bondowoso. 

"Car Free Day ini bisa membeli jajan apa saja ada di sini, dan bisa untuk refresing jalan-jalan pagi." Ujar Hafy. Pengalaman ini menggambarkan bagaimana CFD Bondowoso bukan hanya sekedar tempat berbelanja, tetapi juga menjadi ajang rekreasi yang menyenangkan bagi warga. Di sini, pengunjung dapat menemukan berbagai macam jajanan dan menikmati suasana pagi yang segar sambil berjalan-jalan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun