Mohon tunggu...
Anisa Fitria
Anisa Fitria Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Institut Agama Islam Tazkia Bogor

Seorang Mahasiswi yang memiliki kepribadian baik dan selalu ceria. Memiliki hobby membaca dan menonton. Menyukai film dengan gendre romance komedi islami.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Hartamu Menentukan Keselamatan Akhiratmu

31 Oktober 2023   21:20 Diperbarui: 31 Oktober 2023   22:24 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dalam perspektif Al-quran dan Hadis, harta secara mutlak adalah milik Allah. Harta sebagai perhiasan yang menambah kebahagiaan dalam hidup, sebagai ujian keimanan, dan sebagai bekal ibadah. Implikasi kedudukan harta ini adalah pada ketepatan pemanfaatannya.

 “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan”

(QS : Al Qashash : 77)

Dari ayat diatas, kita dapat mengetahui bahwa dalam islam harta merupakan bagian dari kebahagiaan dunia dan bukanlah tujuan utama dalam hidup. Harta dapat membawa kita ke jalan menuju surga maupun neraka, tergantung dari bagaimana kita mengelola dan menggunakan harta yang telah Allah titpkan kepada kita.

Sebagai seorang  muslim kita haruslah menjadi orang kaya yang dermawan yang bisa membantu di jalan agama Allah, karena harta ditangan orang yang tepat (orang beriman) akan memdatangkan banyak manfaat bagi manusia lainnya. Sebaliknya, harta ditangan seorang yang tidak memiliki keimanan akan digunakan ke dalam hal-hal yang tidak baik bahkan dalam hal yang merugikan. Harta menjadi alat untuk menjalani kehidupan dunia dalam mempersiapkan bekal untuk kehidupan akhirat. 

Beberapa cara mengelola harta yang diajarkan dalam islam sebagai berikut :

1. Mencari Harta dengan Cara yang Diridhoi Allah

Allah memerintahkan untuk mencari harta yang halal dan tidak bertentangan dengan aturan agama islam. Mencari harta bukanlah hendak menjadikan manusia bertambah kaya dan memperbesar dirinya sendiri, melainkan untuk menjadikan manusia semakin bersyukur dan semakin tunduk kepada Allah SWT. Untuk itu adanya aturan agama adalah untuk menjaga agar penggunaan harta tidak melenceng hanya untuk bersenang-senang di dunia saja.

2. Mengorientasikan Harta Sebagai Bekal untuk Kehidupan Akhirat

Ukuran kesuksesan di sisi Allah bukanlah pada besarnya harta yang manusia miliki. Ukuran sukses di sisi Allah adalah pada bagaimana manusia mampu memberikan dan memanfaatkan apa yang dimilikinya (termasuk harta) untuk tujuan akhirat, yaitu pahala yang sebanyak-banyaknya.

3. Melaksanakan Infaq dan Zakat

Disetiap harta yang kita miiliki ada hak orang lain didalamnya. Terdapat kewajiban yang harus kita penuhi berupa zakat, infak, sedekah dan lain sebagainya.

4. Tidak Bermegah-megahan

“Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian.” (QS Al-Furqoan (25) : 67).

Dalam membelanjakan harta, islam melarang berbuat berlebihan dengan membuang-buang harta yang dimiliki untuk sesuatu yang tidak bermanfaat bagi kehidupan dunia maupun akhirat. Dosa dari bermegah-megahan Allah ingatkan dalam QS Attkatsur. Bermegah-megahan dapat melalaikan kita dari Allah karena lebih banyak fokus pada kecintaan hidup di dunia bukan pada ibadah pada Allah.

5. Tidak Berlaku Kikir

Allah juga melarang umat islam untuk memiliki sifat kikir atau bakhil yaitu menyembunyikan harta untuk diberikan di jalan kebaikan, tidak mau untuk menafkahkan hartanya selain untuk kepentingan dirinya sendiri. Sifat kikir atau bakhil ini sangat dibenci Allah bahkan diberikan siksaan di akhirat pada mereka dan termasuk pada golongan syetan.

6. Larangan harta riba

Cara menghindari riba salah satunya adalah dengan senantiasa mengetahui perjanjian, dampak dari akad ekonomi, dan juga menghitung secara detail harta yang dipinjam atau dihutang. Selain itu, mengingat siksa akhirat salah satunya bisa menghindarkan diri dari riba. Bahaya tentunya sangat banyak mulai dari dunia yang tidak akan mendapatkan keberkahan harta, mencekik ekonomi orang lain, dan siksaan neraka di akhirat. Orang-orang penegak riba akan mendapatkan balasan Allah di akhirat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun