Itulah pentingnya mindset yang harus kita bentuk kearah positif karena sangat berpengaruh terhadap kehidupan kita.
Kedua, dari filosofi stoic hal yang harus kita lakukan adalah mengevaluasi apa yang telah kita kerjakan. Apakah pekerjaan yang kita lakukan merupakan pekerjaan yang penting atau kurang penting. Sebagaimana ungkapan "Melakukan sesuatu dengan baik tidak menjadikannya penting" (Marcus Aurelius). Banyak dari kita fokus mengerjakan sesuatu dengan cepat dan baik padahal belum tentu pekerjaan tersebut merupakan hal penting yang harus dikerjakan. Lantas bagaimana kita tahu pekerjaan tersebut penting atau tidak penting bagi kita. Maka hal yang harus dikerjakan adalah kita evaluasi, dengan berhenti sejenak dan menanyakan pada diri sendiri apakah pekerjaan tersebut benar-benar penting dan produktif.
Hal ini mengingatkan kita pada surat dalam al-Qur`an dinyatakan,
Ya ayyuhalladzna manttaq Allh, wal tanzhur nafsun m qaddamat li ghadd
(Q.S. al-Hasyr/59: 18)
(Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan hendaknya setiap jiwa/orang merenungi apa yang telah dilakukan untuk hari esok)
Ayat tersebut mengandung dua hal sekaligus, yaitu evaluasi dan perencanaan. Menggunakan masa lalu sebagai cermin untuk masa depan maksudnya mengevaluasi apa yang telah dilakukan, sekaligus untuk perencanaan masa depan. "Hari esok" maksudnya hari esok yang merupakan jangka panjang yaitu akhirat, atau jangka pendek yaitu kegiatan yang dilakukan selama hidup di dunia.
Hal ketiga dari filosofi stoic yaitu mencoba memahami hal yang bisa kita kendalikan dan hal yang tidak bisa kita kendalikan. Contoh hal yang tidak bisa kita kendalikan adalah hasil dari pekerjaan kita. Nilai tugas kita di sekolah. Kita sudah belajar dari jauh-jauh hari sebelumnya untuk menghadapi ujian, namun nilai tetaplah sesuatu yang tidak bisa kita pastikan. Masalahnya adalah jika kita terlalu khawatir akan hasil sampai akhirnya melupakan prosesnya dan melupakan hal-hal yang harus dilakukan. Overthingking yang berlebihan membuat lupa akan pekerjaan yang harus dilakukan.
Cak Nun pernah mengatakan hal-hal yang bisa dijangkau oleh akal maka gunakan ilmu. Maksudnya apa yang bisa kita usahakan maka kita usahakan dengan sebaik-baiknya sesuai dengan ilmu yang dapat kita miliki dan kita pelajari. Jika tidak bisa dijangkau dengan akal maka pakailah iman. Dalam hal menghadapi ujian, maka kita usahakan dengan belajar semaksimal mungkin yang dapat kita lakukan, tidak perlu terlalu berlebihan memikirkan hasil. Perkara hasilnya baik atau tidak itu perkara iman. Hal inilah yang akhirnya dapat mendatangkan ketenangan jiwa dan ketentraman hidup karena meyakini apa pun yang terjadi adalah atas kehendak Allah SWT.
Fokuslah pada hal yang bisa kita kendalikan, masalah hasil tidak perlu kita pikirkan. Yang terpenting kita lakukan apa yang bisa kita usahakan, untuk meminimalisir kegagalan dan memaksimalkan keberhasilan. Karena jika kita focus pada hal yang bisa kita usahakan maka kita akan jauh lebih produktif dan efektif. Â Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H