Mohon tunggu...
ANISA MUTHIATULHUSNAH
ANISA MUTHIATULHUSNAH Mohon Tunggu... Guru - MAN 2 BANYUWANGI

mathematic teacher | mengajar adalah belajar | belajar sepanjang hayat

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Pentingnya Mindset untuk Menjadi Produktif

18 Maret 2023   18:49 Diperbarui: 18 Maret 2023   18:55 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

PENTINGNYA MINDSET AGAR MENJADI PRODUKTIF

 

Oleh : Anisa Muthiatul Husnah, S.Si.

Guru MAN 2 Banyuwangi

Sumber Gambar : Brio.net

Ketika kita mengerjakan tugas atau mengerjakan sesuatu kemudian kita merasa sulit dalam mengerjakannya, maka seringkali kita berhenti dan menunda untuk melanjutkan pekerjaan tersebut.  Setelah pekerjaan tersebut ditunda maka yang terjadi adalah terus menerus tertunda hingga deadline hampir tiba. Saat itulah kemudian pekerjaan tersebut kita 'kebut' dengan waktu yang sudah 'mepet' dan akhirnya kita kerjakan dengan tidak maksimal. Ini adalah salah satu masalah produktivitas. Masalah ini adalah masalah yang umum terjadi dan hampir setiap orang pernah merasakannya.  Ternyata masalah ini sudah lama terjadi dan telah dikaji oleh oleh beberapa ahli.

Diantaranya adalah filsuf Yunani yang membahas tentang bagaimana cara menjadi produktif. Filosofi ini dikenal dengan istilah filosofi stoic. Banyak dari kita laki-laki maupun perempuan sering menunda pekerjaan baik di rumah, di sekolah atau di kantor. Malah asik main HP, ngobrol atau bahkan pergi berbelanja. Bayangkan apabila kita sedang dihadapkan pada masalah saat mengerjakan tugas, kita tidak menghindar dan mencoba untuk menyelesaikannya sedikit demi sedikit dan kita katakan "Saya Pasti Bisa" tentu kebiasaan menunda-nunda pekerjaan tidak lagi terjadi. 

Dalam filosofi stoic ada beberapa tips yang dapat kita lakukan akan kita bisa menjadi pribadi yang lebih produktif diantaranya. Pertama, Mengelola emosi, agar manajemen waktu kita bisa lebih baik. Sebagaimana ungkapan "beliefs underlie feelings". Kepercayaan kita terhadap sesuatu akan membentuk perasaan atau emosi kita. Jika kita berfikir tentang sesuatu itu negatif maka emosi kita terhadap sesuatu tersebut juga negatif.

Misalnya saja jika di lingkungan sekolah seorang siswa yang mendapat tugas dari gurunya kemudian ia berfikir jika tugas tersebut sebagai beban maka ia merasa malas, dan timbul emosi negatif terhadap tugas tersebut. Namun apabila siswa tersebut berpikir bahwa tugas tersebut adalah ilmu baru maka emosi positif yang akan muncul dalam dirinya. Epictetus pernah mengungkapkan "Orang itu terdistraksi bukan oleh benda-bendanya (objek), tetapi oleh prinsip dan gagasan yang mereka bentuk terhadap hal itu".

Menurut Epictetus penyebab kita sering menunda pekerjaan bukan karena benda-benda sekitar kita, bukan karena HP, bukan karena sosmed atau apapun. Namun karena mindset kita terhadap pekerjaan tersebut. Maka persepsikan pekerjaan yang akan kita lakukan sebagai sesuatu yang menyenangkan agar kita melakukannya dengan rasa nyaman.

Hal ini sejalan dengan prinsip Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Sebagaimana dalam kisah Rasulullah SAW yang menjenguk seseorang yang sedang sakit demam. Beliau menghibur dan membesarkan hati orang tersebut. Beliau bersabda, "Semoga penyakitmu ini menjadi penghapus dosamu". Orang itu menjawab, "Tapi ini adalah demam yang mendidih, yang jika menimpa orangtua yang sudah renta, bisa menyeretnya ke lubang kubur". Mendengar keluhan orang itu, Rasulullah SAW bersabda : 'Kalau demikian anggapanmu, maka akan begitulah jadinya'. (HR. Ibnu Majah). Di lain hadist Rasullah SAW juga pernah bersabda "Barangsiapa yang ridha, maka keridhaan itu untuknya. Barangsiapa mengeluh, maka keluhan itu akan menjadi miliknya" (HR. at-Tirmidzi).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun