Mohon tunggu...
anisa sartika
anisa sartika Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

penulis amatir

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Presfektif Teori Neo-Realisme dan Realisme Klasik tentang Perang dan Keamanan

17 Oktober 2023   23:30 Diperbarui: 17 Oktober 2023   23:32 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam sebuah teori pasti selalu memiliki sudut pandang yang berbeda untuk memaknai apa itu perang dan konflik yang terjadi dalam dunia internasional. Artikel ini akan terdiri dari beberapa penjelasan dan contoh mengenai teori realisme klasik, neo-realisme defensif dan teori realisme ofensif.

Teori Realisme Klasik

Teori ini menetapkan bahwa konsep power sebagai kepala dari semua perilaku negara dan bangsa. Teori ini berasumsi bahwa negara harus bertindak maksimal untuk power mereka agar dapat mencapai tujuan menjadi negara yang memiliki power yang kuat dan dapat mengendalikan negara-negara yang berada dibawah.

Contoh dari presfektif teori realisme klasik adalah Perang Teluk II yaitu pada saat terpuruknya ekonomi Irak setelah Delapan Tahun perang dengan Iran, Irak sangat memerlukan dolar sebagai pemasukan sedikit untuk memperbaiki ekonominya. Sementara dengan rendahnya harga dolar dikarenakan kelebihan produksi minyak yang dikeluarkan oleh Kuwait dan Uni Emirat Arab yang memberikan tanggapan dari Saddam Hussein sebagai perang ekonomi dan pertikaian dalam perselisihan ladang minyak di Rumeyla. Akibat invasi tersebut terjadinya kecaman dari dunia Internasional, seperti blokir kekayaan Irak, pelanggaran perdagangan senjata internasional kepada irak dan juga mengakhiri hubungan ekonomi apapun dengan Irak. Penuntasan perang ini dikarenakan Dewan PBB mengeluarkan Resolusi No 660 tahun 1990 serta mengeluarkan Irak dari Kawasan Kuwait sampai tanggal 29 November 1990. Namun Irak tidak ingin melaksanakan perintah ini sehingga pada tanggal 15 Januari 1991 USA bersama pasukannya menyerang Irak.

Teori Neo-Realisme Difensif

Teori ini merupakan aliran Realisme dalam teori hubungan internasional yang berpendapat bahwa struktur sistem internasional yang anarkis dapat membuat negara semakin memperkuat pertahanan kebijakan moderat dan isolasionis demi menciptakan keamanan. Teori ini juga berasumsi bahwa perang itu tidak mungkin dapat dihindari karna sistem internasional yang anarki

Peluncuran anti satelit (ASAT) oleh Tiongkok merupakan salah satu contoh dari teori tersebut. Menurut Tiongkok, ruang angkasa sama saja dengan wilayah laut, darat maupun udara, , yang perlu diperjuangkan agar Tiongkok dapat bertahan di konstelasi politik internasional. Selain itu Tiongkok juga berkeperluan untuk membentuk kekuatan di ruang angkasa. Agar terjadinya kepentingan tersebut, Tiongkok harus membangun program ruang angkasa, yang mana program ini merupakan kekuatan nasional Tiongkok yang menyeluruh. Selain itu, pemanfaatan teknologi pada ruang angkasa juga memberikan gambaran bahwa Tiongkok merupakan salah satu dari segelintir negara modern. Adapun beberapa kemajuan yang baru-baru ini muncul di Tiongkok antara lain penyebaran satelit, emigrasi manusia ke luar negeri, sentimen anti-satelit dan lain -lain. Tiongkok telah berkomitmen untuk menggunakan ruang angkasa secara bijaksana dengan menggunakan teknologi tanpa mengurangi komitmennya terhadap tujuan politik, ekonomi dan militer. Pengenalan anti satelit Tiongkok pada tahun 2007 bukanlah yang pertama, akhir tahun 2007 bertepatan pada tanggal 11 Januari, Tiongkok telah beberapa kali melakukan uji coba peluncuran. Ketika pemilu tahun 2007 sedang berlangsung, ASAT Tiongkok mulai melakukan upgrade satelit negaranya sendiri. Tepatnya, ASAT Tiongkok mulai mengupgrade satelit milik negaranya sendiri, di mana satelit yang dimaksud adalah satelit cuaca dengan nama (FY-1C ) yang sudah tidak berfungsi lagi.

Teori Neo-Realisme Ofensif

Teori ini merupakan teori struktural yang termasuk dalam neorealis dan pertama kali dipaparkan oleh John Mearsheimer. Teori ini percaya bahwa, sifat sistem internasional yang anarkis akan membuat negara lain memiliki perilaku agresif dalam politik internasional. Berbeda dengan neorealisme defensif-nya Kenneth Waltz, para neorealis ofensif menyatakan bahwa negara-negara besar adalah revisionis yang hendak memaksimalkan kekuasaannya dengan mengutamakan pengalihan tanggung jawab ketimbang penyeimbangan saat berusaha mendominasi sistem internasional.

Kebijakan ofensif Rusia-Ukraina dalam melakukan aneksi wilayah kremia merupakan salah satu contoh dari teori neo-realisme ofensif. Yang di mana selama konflik pecah antara Rusia dan Ukraina pada tahun 2014, Rusia mencoba mencaplok wilayah Krimea (provinsi paling selatan Ukraina) di tengah konflik internal Ukraina yang intens. Upaya aneksasi ini menimbulkan kekhawatiran bagi Uni Eropa sebagai organisasi regional yang juga memperluas kerja sama dan kemungkinan keanggotaan  Ukraina. Fenomena ini dapat dijelaskan dengan adanya tindakan reaktif yang terjadi antara Rusia dan Uni Eropa. Rusia merasa terancam dan merasa tidak aman dengan mendekatnya Ukraina ke Uni Eropa, terutama jika Ukraina menjadi anggota Uni Eropa. Begitu pula dengan Uni Eropa yang merasa terancam dengan sikap Rusia yang sangat berpengaruh bagi perilaku pengambilan keputusan Ukraina.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun