Mohon tunggu...
Anis Fitria
Anis Fitria Mohon Tunggu... -

Baru belajar butuh bantuan nya yah semua

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Motivasi dalam pendidikan

26 Desember 2013   19:44 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:28 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

yuupppzz  kadang kita merasa bosan untuk hanya berangkat kesekolah apa lagi belajar, orang tua kita selalu memarahi atau pun guru karena kita malas, untuk belajar dn sekolah kita harus mempunyai keinginan sendri atau bantuan dari teman, sahabat, orang tua agar kita semangat...kita memotivasi diri kita untuk apa kita sekolah dan tujuan apa yang akan kita cari,,,,,

Sedikit kata motivasi yang pernah kita dengar mungkin

“anak indonesia harus cerdas dan mempunyai karakter sebagai insan yang unggul untuk meneruskan estafet kepemimimpinan di masa yang akan datang.

“ilmu adalah investasi berharga untuk masa depan”

Motivasi diartikan sebagai daya penggerak yang ada di dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi tercapainya suatu tujuan. Para ahli mendefinisikannya dengan cara dan gaya yang berbeda, namun esensinya menuju kepada maksud yang sama, ialah bahwa:

a. motivasi itu merupakan:
- Suatu kekuatan atau tenaga atau daya;
- Suatu keadaan kompleks dan kesiapsediaan dalam diri individu untuk bergerak ke arah tujuan tertentu, baik disadari maupun tidak disadari.
b. Motivasi tersebut timbul dan tumbuh berkembang dengan jalan
- Datang dari dalam diri individu itu sendiri (intrinsik)
- Datang dari lingkungan (ekstrinsik)
Meskipun motivasi itu merupakan suatu kekuatan, namun tidaklah merupakan suatu substansi yang dapat kita amati. Yang dapat kita lakukan ialah mengidentifikasi beberapa indikator dalam term – term berikut :
a) Durasinya kegiatan ( berapa lama kemampuan penggunaan waktunya untuk melakukan kegiatan)
b) Frekuensinya kegiatan (berapa sering kegiatan dilakukan dalam preiode waktu tertentu)
c) Presistensinya ketetapan dan kelekatannya pada tujuan kegiatan
d) Ketabahan, keuletan dan kemampuan dalam menghadapi rintangan dan kesulitan untuk mencapai tujuan
e) Devosi pengabdian dan pengorbanan uang, tenaga, pikiran bahkan jiwanya atau nyawanya untuk mencapai tujuan
f) Tingkatan aspirasinya, maksud rencana, cita – cita, sasaran atau target dan idolanya yang hendak dicapai dengan kegiatan yang dilakukan.
g) Tingkatan kualifikasi prestasi atau produk atau output yang dicapai.
h) Arah sikapnya terhadap sasaran kegiatan.

Contoh seorng siswa yang mengiginkan mendapat nilai terbaik di kelas dan berusa belajar sedangkan yang dia dapat tidak seperti keinginannya dia harus Menggunakan akal sehat berani menghadapi kenyataan, pada akhirnya mungkin dengan bantuan pihak dan cara tertentu konselor, psikolog, orang tua, temen deket, ulama, pendeta, istikhoroh/meditasi. Ia juga dapat mengambil keputusan yang sehat secara rasional sehingga dia bisa menerima kenyataan dan para sahabat teman orang tua dapat memotivasinya untuk lebih giat belajar lagi.

Kegiatan belajar tidak selalu dilakukan di dalam ruangan kelas berdasarkan rancangan tertentu tetapi ada kegiatan belajar yang dilakukan di luar ruang kelas tanpa mengikuti rancangan tertentu. Dengan kegiatan belajar di kelas secara konvensional siswa belajar untuk memenuhi tuntutan tugas dan rancangan dari guru. Tetapi masih begitu banyak aktivitas belajar yang tanpa mengikuti aturan konvensional yang dicerminkan dalam desain instruksional. Artinya, siswa belajar karena keinginannya sendiri. Karenanya pengetahuan tentang “belajar” karena ditugasi dan belajar karena motivasi diri “penting” bagi guru.
Dalam hal ini peranan guru sangat dibutuhkan karena peranan guru sebagai motivator sangat memberikan dampak yang besar bagi siswanya. Menghadapi siswa yang kurang termotivasi sangat membutuhkan strategi untuk mengembalikan semangat dalam belajarnya. Tak heran jika di sini guru dituntu untuk bisa memahami sedikit banyak karakter siswa dan problem solving bagi setiap masalah.
Dengan begitu diharapkan semangat siswa akan memberikan output yang baik bagi diri mereka sendiri dan bagi dunia pendidikan pada umumnya.


“ belajar adalah proses dimana orang tidak paham menjadi paham, jika ingin memahami suatu hal maka kuncinya adalah belajar “

“belajar butuh kesabaran, hilangkan rasa ingin cepat-cepat menguasai materi, belajar butuh proses”

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun