Sektor perikanan di Indonesia sangat potensial dan mempunyai prospek yang besar, salah satunya adalah usaha budidaya udang vannamei (Litopenaeus vannamei). Permintaan terhadap udang vannamei cukup tinggi di pasar lokal maupun internasional. Namun permintaan tersebut tidak dapat terpenuhi akibat ketersedian stok udang vannamei yang terbatas.
Pengendalian kualitas air kolam menjadi faktor penting dalam pelaksanaan budidaya udang vannamei. H. Muslimin adalah salah satu anggota dari UKM Mina Kamal menyatakan bahwa dalam pengendalian kualitas air tambaknya dilakukan dengan cara pengukuran parameter suhu dan pH menggunakan alat konvensional dengan data hasil ukur yang tidak valid. Hal tersebut dapat memungkinkan terjadinya kesalahan dalam pengevaluasian yang berdampak pada menurunnya hasil panen udang vannamei.
Permasalahan utama yang dialami H. Muslimin selaku mitra kami yaitu kegagalan produksi udang vannamei akibat buruknya kualitas air selama masa pemeliharaan, terutama pada tambak intensif. Padat tebar yang tinggi dan pemberian pakan yang banyak dapat menurunkan kondisi kualitas air. Pengukuran parameter yang tidak teratur dengan alat ukur yang tidak terstandar menghasilkan nilai parameter yang tidak valid.
Kualitas air yang buruk mengakibatkan udang vannamei berpotensi terserang penyakit. Pada tambak yang dikelola H. Muslimin, udang vannamei yang dibudidayakan sering terjangkit penyakit Berak Putih (White Feces Desease) yang menyebabkan nafsu makan udang menurun sehingga berdampak pada pertumbuhan udang vannamei yang lambat, jika dibiarkan penyakit ini dapat berpotensi kematian pada budidaya udang vannamei.
Berdasarkan permasalahan yang dialami H. Muslimin, 5 Mahasiswa Universitas Brawijaya yaitu Annurfitri Febrianti (FPIK '16), Anis Miftachurrochmah (FPIK '16), Ammar Waliyudin Jannah (FILKOM '16), Yudi Muliawan (FILKOM '16) dan Albin Adyaksa Sabil (FT '14) membuat solusi melalui MS IP PRO (Monitoring System With Integrated Parameter Program). MS IP PRO merupakan teknologi budidaya udang berbasis IOT (Internet Of Things) yang dapat membantu pembudidaya udang dalam memantau kualitas air kolam secara realtime dan dapat mengatur serta menganalisa data hasil pengukuran secara digital. Alat yang diterapkan pada tambak mitra akan mengukur parameter kualitas perairan dalam kolam yang meliputi pengukuran suhu dan pH kolam.
Dijelaskan lanjut oleh Ammar, pada proses pengukuran parameter suhu dan pH, alat ini akan memindai sensor suhu dan pH yang diletakkan di dalam air kolam, setelah data diterima oleh arduino yang kemudian akan memberikan perintah sesuai program yang telah diatur sebelumnya. Program tersebut meliputi perintah yaitu jika data suhu yang diperoleh tidak dalam rentang 28-30 C maka kincir air dinyalakan dan jika pH yang diperoleh tidak dalam rentang 7-8,5 maka pompa air menyala untuk memindahkan air dari kolam penampungan ke dalam kolam budidaya.
Selama perintah dikerjakan arduino tetap mengolah data dari masing-masing sensor guna menghentikan perintah jika data dalam pengukuran sudah sesuai. Data hasil pengukuran kemudian akan tersimpan dalam database yang dapat diakses melalui monitor maupun smartphone yang terhubung dengan jaringan internet. Teknologi yang diterapkan ini telah mendapatkan pendanaan dari Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) karena telah lolos pendanaan pada program Kreativitas Mahasiswa bidang Penerapan Teknologi (PKM T) pendanaan 2018.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H