Mohon tunggu...
Anis Fauzan
Anis Fauzan Mohon Tunggu... -

koordinator Forum Muda Indonesia FMI

Selanjutnya

Tutup

Politik

Peta Kekuatan Para Kandidat Cagub/Cawagub DKI

21 Maret 2012   09:30 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:40 580
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gempitanya Perhelatan akbar pilkada DKI bagi saya menjanjikan satu harapan akan hadirnya para New Comer yang qualified dan menjadi Tumpuan  setidaknya bagi saya dan mungkin juga banyak orang lainnya. Akan tetapi jauh panggang dari pada api, para pendatang Baru yang mestinya “Fresh” ini terlalu banyak memikul beban dari para senior-senior politiknya. Bahkan terlihat Jelas beberapa calon Seperti, Mohon Maaf saya Sebut nama ‘JOKOWI’ lebih kental nuansa para petinggi parpol pendungknya untuk melampiaskan syahwat politik. Masih segar dalam ingatan bagaimana ketika elit parpol PDIP, Cahyo Kumolo dalam konfrensi persnya seolah memaksa Jokowi yg sudah pulang ke solo diperintahkan untuk bersiap siaga bertarung di DKI, atau dikesempatan yang lain bagaimana kesigapan Prabowo Subianto mendatangi KPUD 1 jam sebelum Jokowi-Ahok sampai untuk mendaftarkan diri. Nah dari sini kita bisa menilai betapa pentingnya DKI Jakarta ini sebagai sasaran antara pemilu 2014. Seperti kita ketahui bersama bahwa pasangan Jokowi-ahok ini didukung oleh PDIP dan Gerindra, meski ahok (basuki Cahaya Purnama) sebenarnya masih tercatat sebagai Kader Partai Golkar. Sebagian orang berpendapat ada etika politik yang di langgar oleh ahok atas pencalonannya ini. Kekuatan dari pasangan ini adalah 17%. Gabungan dari PDIP (11%) dan Gerindra (6%).

Kencangnya Aroma persaingan merebut sasaran antara pemilu 2014 lewat Pilkada DKI tahun 2012 ini ternyata juga disadari oleh Partai Keadilan sejahtera, sehingga yang dari awal PKS menyiapkan salah satu Kader Terbaik di tingkat Lokal Jakarta Yakni Triwisaksana atau yang akrab disapa bang Sani. Tapi pada menit-menit akhir malah justru PKS mengusung Nama Hidayat Nurwahid-Didik J Rachbini sebagai Pasangan Calon Gub/Wagubnya. PKS memiliki dukungan sebesar 18% di Jakarta. Nah, ini semakin menarik karena dari sisi kapasitas Mantan presiden PKS ini sebenarnya Maqomnya sudah layak bertarung memperebutkan kursi RI 1. Sehingga kemunculannya di area kontestasi DKI 1 mengisyaratkan betapa pentingnya DKI Jakarta untuk kemenangan-kemenangan selanjutnya.  Didik J Rachbini sendiri yg maju sebagai pasangan HNW adalah seorang intelektual yang sekaligus salah satu ketua di  DPP PAN. Sedangkan PAN secara institusional mendukung pasangan Foke-NaRa. Secara kalkulatif sebenarnya sosok Didik J R kurang menguntungkan untuk menaikkan dukungan, karena selama ini didik lebih identik dengan seorang Akademisi dan kurang mengakar ditingkat akar rumput. Beredar Rumor bahwa Keberadaan Didik disamping HNW karena mendapatkan Rekomendasi dari Partai NASDEM, Partai yang sebenarnya belum Aqil Baliq  tapi kaya raya dan suka ber-amal. Untuk soal Rumor tersebut kita boleh percaya atau tidak. Karena yang namanya rumor pasti sumbernya tidak jelas, ibarat Hadist itu Hadist Do’if tetapi tetap diperlukan untuk bahan perbendaharaan kata hehe.

Dipihak yang lain, perkawinan antara partai Golkar (7%) dan PPP (7%) melahirkan angka 14% yang itu berarti berada satu digit dibawah persyaratan minimal dukungan yakni 15%. Partai Damai Sejahtera PDS (4) yang digadang gadang untuk bisa berkoalisi dengan Galkar, PPP mengalami perpecahan secara internal, sehingga dualisme dukungan-pun tak bisa dielakkan. Untuk menyelesaikan kemelut ini kabarnya KPUD akan meminta kementrian Hukum dan HAM untuk memutuskan, dan entahlah apa nanti keputusan Kemenhumham tersebut akan berdampak pada pencalonan Pasangan Alex-Nono? Kita tunggu saja apa perkembangan selanjutnya. Alex-nono ini merupakan cagub-cawagub dari jalur Parpol yang paling miskin suaranya.

Factor incumbent dalam peta pilkada DKI ternyata masih sangat Dominan, Foke yang mendapat Stigma gagal dari para Rival politiknya selalu menjadi bulan-bulanan dan dijadikan musuh bersama. Keberadaan Foke yang dianggap oleh sebagian kalangan sebagai pemimpin yang tidak bisa meng-konfirmasi keberhasilan-keberhasilannya selama memimpin DKI Jakarta. Namun meski begitu ternyata foke masih mendapatkan kepercayaan yang cukup tinggi dari berbagai kalangan di Jakarta. Kurang lebih 45% suara dukungan dari Parpol bisa dia dapatkan, PD (32), Hanura (4), PKB (1), PDS (4), PAN (4), PBB, PMB dan PKDI. Meski sempat terkendala kesulitan mencari wakil, karena mungkin banyak pihak tidak suka dengan sikapnya terhadap Wakilnya yang terdahulu. Tetapi yang namanya politik selalu saja Dinamis, sehingga akhirnya beberapa Jam sebelum penutupan pendaftaran calon cagub/cawagub Foke mengumumkan nama Nachrowi Ramli (NaRa) sebagai wakilnya.  Nara Sendiri adalah ketua Partai Demokrat DKI yang tidak terlalu terkenal dikalangan masyarakat luas karena profesi sebelumnya adalah kepala sandi Negara yang harus pandai-pandai merahasiakan identitasnya dan harus iklas untuk tidak Terkenal.  Nantinya Pasangan foke-nara ini  pasti akan cukup berkeringat  melawan para pendatang baru yang belum mempunyai beban apapun di DKI Jakarta, Meski Belum tentu Juga di tempat asalnya jokowi dan alex lebih suskes dari pada foke kalau diukur dengan para meter yang sama.

Terakhir tentunya adalah pasangan Calon dari Jalur Perseorangan. Calon perseorangan Cagub/cawagub DKI ini terdiri dari dua pasang calon. Pertama Faisal-Beim dan Hendarji-ahmad risa, meski ada beberapa puluh KTP dan surat dukungan yang harus mereka lengkapi sampai batas waktu  9 april. Pasangan ini memang harus berjuang keras untuk mendapatkan puluhan ribu dukungan yang harus mereka kumpulkan dalam waktu 2 pekan ini. Saya pribadi juga berharap bahwa dua pasangan dari jalur Perseorangan ini bisa Lolos verifikasi KPUD sehingga bisa menjadi Kuda Hitam dan bertarung tanpa Beban dalam arena kontestasi PILKADA DKI.

Jumlah dukungan :

1.Fauzi Bowo – Nachrowi Ramli                                    (45%)

2.Alex Noerdin – Nono Sampono                                                (14, 3%) * Nunggu putusan MENKUMHAM

3.Hidayat Nurwahid – Didik J Rachbini                      (18%)

4.Joko Widodo – Basuki Cahaya Purnama                                (17%)

5.Faisal Basri – Biem Benyamin                                    * menunggu batas akhir KPUD

6.Hendarji Supanji – Ahmad Risa Patria                    * menunggu batas akhir KPUD


Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun