Dengan pendekatan burhani, planologi didorong untuk menerapkan prinsip ilmiah dan metodologi yang objektif sehingga menghasilkan perencanaan yang lebih terukur dan dapat dipertanggungjawabkan.
Kesimpulan
Pendekatan bayani memberikan landasan etis dan religius bagi planologi, menekankan pentingnya menjaga keseimbangan antara pemanfaatan dan pelestarian bumi. Sementara itu, pendekatan burhani menyediakan metode ilmiah dan logis untuk memahami kebutuhan ruang secara obyektif dan rasional. Kedua pendekatan ini saling melengkapi, di mana bayani memberi arah etis dan moral, sedangkan burhani membantu memastikan bahwa keputusan perencanaan didasarkan pada data dan analisis yang akurat dan berkelanjutan.
Integrasi bayani dan burhani dalam planologi membantu menghasilkan perencanaan ruang yang tidak hanya efektif tetapi juga bertanggung jawab secara sosial, etis, dan ekologis.
Â
Pendekatan irfani dalam planologi adalah pendekatan berbasis intuitif, spiritual, dan kearifan batin, yang sering kali melibatkan pemahaman mendalam tentang hubungan manusia dengan alam dan lingkungan sebagai manifestasi ciptaan Tuhan. Dalam tradisi pemikiran Islam, pendekatan irfani menekankan pengalaman batin dan kesadaran spiritual dalam memahami hakikat sesuatu. Dengan demikian, dalam konteks planologi, pendekatan irfani menekankan keterhubungan yang mendalam antara manusia, alam, dan Sang Pencipta.
Berikut adalah penjelasan bagaimana irfani dapat diterapkan dalam planologi:
1. Kesadaran Keterhubungan Spiritual dengan Alam
Pendekatan irfani dalam planologi berangkat dari pemahaman bahwa alam bukan sekadar sumber daya untuk dimanfaatkan, tetapi juga memiliki nilai spiritual. Dalam pandangan irfani, alam dipandang sebagai ciptaan yang penuh makna dan sakral. Oleh karena itu, perencana wilayah yang menggunakan pendekatan irfani akan melihat perencanaan ruang sebagai bentuk ibadah dan tanggung jawab spiritual untuk menjaga harmoni dengan alam.
- Contoh dalam Praktek: Seorang planolog dengan pendekatan irfani akan mempertimbangkan dampak pembangunan tidak hanya dari aspek fisik atau ekonomi tetapi juga bagaimana pembangunan itu memengaruhi keseimbangan dan "jiwa" dari lingkungan alam. Hal ini bisa diwujudkan, misalnya, dengan menjaga keberadaan pohon, sungai, dan lanskap alami dalam rencana tata ruang, sehingga lingkungan tetap alami dan spiritualitas masyarakat tetap terjaga.
2. Nilai-nilai Kebijaksanaan dan Penghargaan terhadap Alam
Dalam pendekatan irfani, kebijaksanaan (hikmah) dan penghargaan terhadap ciptaan adalah nilai utama. Planologi secara irfani mengajarkan bahwa setiap elemen alam---tanah, air, udara---memiliki tujuan dan keberkahan tersendiri. Karena itu, planologi yang berlandaskan irfani tidak hanya fokus pada eksploitasi ruang untuk kepentingan manusia tetapi juga menghargai dan memelihara keberadaan alam sebagai amanah.
- Contoh dalam Praktek: Misalnya, dalam perencanaan kawasan pesisir, pendekatan irfani mendorong perlindungan terhadap ekosistem laut, mangrove, dan pantai dengan menjaga keseimbangan ekosistemnya. Planolog yang menerapkan pendekatan ini akan memperhatikan harmoni alam sehingga pembangunan tidak mengganggu fungsi ekosistem atau habitat makhluk hidup lain.