Mohon tunggu...
Mas Aniq Orang Sukses
Mas Aniq Orang Sukses Mohon Tunggu... -

Jangan pernah berhenti dalam mencapai kesuksesan...

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

"Tuhan dan Tukang Cukur"

28 Maret 2012   03:37 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:22 516
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Alkisah, Di Rusia (sebuah negara yang tidak mempercayai keberadaan Tuhan atau lebih dikenal dengan nama bekennya Atheis) terdapat seorang tukang cukur yang sedang mencukur pelanggannya yang memiliki rambut yang panjang. Ditengah-tengah ketika rambutnya sedang dicukur, pelanggan tersebut diserang rasa kantuk yang berat. untuk menjaga agar posisi kepalanya tetap tegak tidak mengangguk-ngangguk (karena tidur) maka pemilik salon mengajaknya untuk ngobrol. pemilik salon " apakah bapak percaya dengan Tuhan?" . " ya saya termasuk salah seorang yang percaya dengan keberadaan Tuhan", jawab pelanggar terhormat tersebut.

Agar percakapan mereka tidak berhenti, maka pemilik salon mengajak meneruskan pembicaraan' "Saya termasuk orang yang tidak percaya dengan adanya Tuhan". " apa alasanmu?"tanya kembali pelanggan.

" Kalau didunia ini ada Tuhan yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang pasti tidak ada orang kelapan, tidak ada orang yang memiliki masalah besar, tidak ada orang terserang penyakit,  terlilit hutang, kelaparan, kemiskinan, dan lain-lain. ini khan bukti kalau Tuhan tidak ada." tukas pemilik salon.

pelanggan merasa kebingungan untuk menjawab, sampai selesai dicukur pun tidak ada kata-kata yang keluar dari pelanggan tersebut. Setelah keluar dari salon dia terus berfikir bagaimana cara menjawab pertanyan pemilik salon tersebut.

Singkat cerita ditengah jalan dia melihat orang gila yang memiliki perawakan awut-awutan, rambut panjang dan kusam serta jenggot yang tidak terawat. melihat orang tersebut dia merasa Tuhan telah mengirimkan jawaban atas pertanyaan pemilik salon tadi.

selang beberapa saat kemudian dia kembali salon tadi.

" Pak menurut saya yang tidak ada di dunia adalah TUKANG CUKUR." merasa aneh dengan jawabannya dia balik bertanya" lho kok bisa, padahal saya barusan selesai memotong rambut anda, kenapa anda bilang tukang cukur di dunia tidak ada, itu khan aneh"

‘Begini pak, di jalan saya dapati ada orang yang kurang waras. Rambutnya panjang tak terurus, janggutnya pun lebat berantakan. Kalau benar di dunia ini ada tukang cukur, rasanya tidak mungkin ada pria yang berperawakan seperti itu!’ si pelanggan menyampaikan penjelasannya.

tukang cukur tersenyum dan menjawab dengan enteng" pak bukan tukang cukur yang tidak ada di dunia......masalah sebenarnya adalah orang gila tersebut tidak mau datang ke tukang cukur, coba kalo dia kesini pasti akan saya rapikan rambutnya sehingga tidak berpenampilan demikian"

Sejurus kemudian si pelanggan meledakkan suaranya"NAAAHHHHH. . . . .itu dia jawabannya". "Apa maksudmu?", tukang cukur rupanya masih belum paham dengan apa yang di ucapkan pelanggan.

‘Anda khan bilang bahwa di dunia ini banyak manusia yang punya masalah. Kalau saja mereka datang kepada Tuhan, pastilah masalah mereka akan terselesaikan. Persis sama kejadiannya bila pria gila tadi datang kemari dan mencukurkan rambutnya kepada Anda!"

Setiap orang punya permasalahan dalam hidupnya, baik masalah besar maupun masalah kecil. Tak jarang orang beranggapan bahwa Tuhan sudah tidak lagi sayang kepadanya.

Marilah kita berintrospeksi diri, sudahkah kita datang bermunajat kepada-Nya untuk mencurahkan segala permasalahan yang kita alami. Sama seperti kisah di atas yang jika berkeinginan untuk merapikan rambut kita maka datangilah tukang cukur biar rambut kita dirapikan pun juga demikian jika kita menginginkan permasalahan kita cepat teratasi datangilah Tuhan dengan cara bermunajat pada-Nya Insyaallah akan aada jalan. . . . .

semoga tulisan singkat ini memberikan motivasi bagi teman-teman sekalian

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun