Milenial mungkin memiliki akses yang lebih besar ke sumber daya (seperti keuangan dan pengalaman profesional) dibandingkan dengan Gen Z. Namun, mereka masih sering menghadapi keterbatasan waktu dan fokus pada kehidupan keluarga atau pekerjaan mereka yang sudah lebih stabil.
4. Rasa Tidak Cukup Baik dan Keraguan Diri
Gen Z sering merasa tertekan oleh standar tinggi yang mereka lihat di media sosial dan sering meragukan kemampuan mereka untuk bersaing atau untuk menciptakan sesuatu yang luar biasa. Mereka merasa sangat sadar akan perbandingan sosial dan lebih rentan terhadap rasa tidak cukup baik dalam kreativitas mereka.
Milenial cenderung lebih mapan dalam karier dan kehidupan pribadi mereka, tetapi mereka tetap menghadapi keraguan diri, terutama saat berhadapan dengan tantangan atau perubahan besar. Rasa tidak cukup baik dapat muncul ketika mereka merasa tidak berhasil mencapai tujuan profesional atau pribadi dalam waktu yang mereka harapkan.
Mengatasi Hambatan Kreativitas
1. Menggunakan Media Sosial untuk Eksplorasi, Bukan Pembandingan
Gen Z cenderung lebih peka terhadap dampak negatif media sosial dan sering mengambil langkah untuk mengurangi dampak tersebut, seperti dengan menggunakan aplikasi untuk menangguhkan notifikasi atau memanfaatkan “digital detox.” Mereka juga lebih memilih untuk mengikuti akun yang menginspirasi kreativitas yang otentik dan berbicara tentang masalah kesehatan mental, serta lebih sering membagikan proses kreatif mereka daripada hanya fokus pada hasil akhir.
Milenial cenderung lebih matang dalam mengelola tekanan dari media sosial, berfokus pada keseimbangan antara kehidupan pribadi dan profesional. Mereka lebih sering menggunakan media sosial untuk tujuan profesional, seperti membangun jaringan atau berbagi pengetahuan. Mereka juga lebih sadar untuk membatasi waktu di media sosial, sering kali mengalihkan fokus mereka pada proyek kreatif atau aktivitas yang memberi mereka kepuasan batin.
2. Mengutamakan Kesehatan Mental dan Keseimbangan
Untuk mengatasi kecemasan dan stres, Gen Z sangat mengandalkan teknologi dan platform untuk mencari dukungan mental, seperti aplikasi meditasi (misalnya Calm, Headspace), serta mengikuti akun yang berbicara tentang pentingnya kesejahteraan mental. Banyak dari mereka juga aktif mencari komunitas daring yang mendukung pengembangan diri dan berbagi pengalaman untuk menciptakan ruang aman bagi kreativitas.
Milenial sering mencari cara untuk mengelola stres dengan cara yang lebih praktis, seperti mengatur jadwal, mengelola waktu secara efisien, atau berfokus pada keseimbangan kerja-hidup. Mereka juga sering terlibat dalam kegiatan seperti olahraga, perjalanan, atau aktivitas seni yang bisa meredakan stres dan memberikan ruang bagi kreativitas untuk berkembang.