Mohon tunggu...
Aning ummuHanina
Aning ummuHanina Mohon Tunggu... Wiraswasta - Member Revowriter Nganjuk

Belajar, belajar dan terus belajar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Polemik Kaum Pelangi, Islam Jadi Solusi

23 Mei 2022   19:08 Diperbarui: 23 Mei 2022   19:14 716
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi : cutewallpaper.org

Beberapa waktu yang lalu, Deddy Corbuzier sempat menghebohkan dunia maya karena mengundang pasangan gay, Ragil Mahardika dan Fredik Vollert untuk podcastnya di YouTube. Sontak saja, hal ini memicu reaksi masyarakat. Bahkan sempat menjadi trending topik dalam dunia maya.

Dilansir dari CNN Indonesia, Selebritas Deddy Corbuzier dinilai telah mempromosikan Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT) melalui podcast yang ditayangkan di YouTube. Tayangan itu menuai kritik dari sejumlah pihak.

Ketua MUI Bidang Dakwah Cholil Nafis mengkritik Deddy karena memberi ruang dan waktu untuk pasangan gay yang kemudian disebarluaskan kepada publik.

Menurutnya, kelompok LGBT tidak patut disiarkan hingga menjadi konsumsi publik. Cholil menganggap LGBT adalah suatu ketidaknormalan yang harus diobati, bukan dibiarkan dengan dalih toleransi. (CNN Indonesia, 12/05/2022).

LGBT adalah perilaku seks yang menyimpang dari kodratnya manusia. Hal ini banyak ditentang di berbagai negara. Akan tetapi para pegiat kaum pelangi ini gencar mengkampanyekan bahwa kelainan ini adalah hal yang wajar. Sehingga mereka berharap perilaku mereka bisa diterima di berbagai negara termasuk di negara yang mayoritas penduduknya muslim. Hingga beberapa negara melegalkan pernikahan sesama jenis seperti yang mereka inginkan.

Perilaku LGBT tidak hanya bertentangan dengan ajaran agama juga mengakibatkan berbagai macam problematika di bidang kesehatan. LGBT tidak hanya menyalahi kodrat manusia yaitu memutus generasi, karena tidak mungkin dihasilkan sebuah generasi oleh pasangan yang sejenis. Tetapi juga mengakibatkan penyakit yang sampai saat ini belum ditemukan obatnya, yaitu HIV AIDS.

Dari laman klikdokter.com, Kaum gay dan transgender merupakan salah satu kelompok yang memiliki risiko tinggi terhadap infeksi HIV/AIDS. Di Amerika Serikat, sejak tahun 2005--2014, diagnosa HIV terhadap kelompok ini mengalami peningkatan sebanyak 6%. Populasi gay, biseksual, dan transgender di Amerika Serikat diperkirakan sekitar 2% dari populasi. Namun, 55% dari penderita HIV/AIDS di Amerika adalah berasal dari kaum gay.

Beraksinya kaum pelangi tersebut adalah akibat penerapan dari sistem sekulerisme liberal. Yang mana dalam sistem tersebut, agama tidak berhak mengatur kehidupan manusia. Sehingga manusia bebas melakukan apa saja termasuk dalam menyalurkan naluri seksnya. Oleh karena itu para pelaku LGBT merasa apa yang dilakukan adalah wujud dari penerapan kebebasan berekspresi. Walaupun itu bertentangan dengan ajaran agama. 

Di negara ini pun tidak ada sanksi bagi para pelaku LGBT ini, karena mereka bernaung dalam HAM (hak asasi manusia). Sehingga mereka bebas mengkampanyekan dirinya untuk diterima dalam masyarakat.

Selama negeri ini masih mengadopsi sistem sekulerisme liberal. Maka kelompok-kelompok seperti ini akan tetap eksis dan semakin mengembangkan sayapnya. Dibutuhkan sebuah sistem yang menawarkan solusi total dari semua problematika ini. Solusi tersebut tidak lain adalah meninggalkan sistem sekulerisme liberal dan kembali kepada sistem syariat Islam secara kaffah.

Islam memandang bahwa perilaku LGBT adalah perilaku menyimpang dan tindakan berdosa. Oleh karena itu negara tidak boleh melindungi pelaku LGBT apapun alasannya. 

Di dalam Islam hukuman bagi pelaku LGBT adalah dibunuh sesuai dengan hadits Rasulullah Saw. Rasulullah SAW bersabda: 

 "Siapa di antara kalian yang menemukan orang yang melakukan perbuatan kaum Nabi Luth maka bunuhlah pelaku dan pasangannya." (HR At Tirmidzi)

Di dalam Islam, tujuan penciptaan laki-laki dan perempuan adalah untuk kelangsungan jenis manusia dengan segala martabatnya sesuai dengan Al Qur'an surat An Nisa ayat 1. Maka Islam memandang, satu-satunya jalan untuk menyalurkan naluri melestarikan keturunan adalah dengan melakukan pernikahan syar'i antara seorang laki-laki dan seorang perempuan. Dengan itulah bisa tercapai tujuan penciptaan laki-laki dan perempuan serta tujuan penciptaan naluri tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun