Mohon tunggu...
Anindyo Frezio
Anindyo Frezio Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Menulis untuk kehidupan. Fotografi untuk mengabadikan momentum

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Cerita Unik di Balik Demo UGM

5 Mei 2016   06:51 Diperbarui: 5 Mei 2016   08:09 671
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto saya ambil sendiri

Foto dan tulisan oleh Anindyo Frezio

“Lohhh kok kamu berlari ada apa? Hoooii tunggu aku!!” teriak sahabat saya sambil berlari dan menuruni anak tangga. Ternyata ketika kami keluar dari gedung Rektorat UGM atau biasa kami sebut Balairung itu menjadi meriah penuh teriakan.

“Bu Rektorrr!!!” “Bundaaa!! Kami kangen bundaa!!” “Bunda akhirnya keluar juga!!” “Alhamdulilah bunda mau ketemu sama kita!!”

Saya tersadar ternyata seseorang di belakang saya itu Bu Rektor yang selama hari itu para mahasiswa UGM mencari dan menunggunya keluar dari kantornya. Dengan cekatan saya langsung keluarkan kamera dan mengabadikan detik-detik kala Bu Rektor keluar dari kantornya itu.

Hari senin tanggal 2 Mei 2016, rasanya seperti hari ini spesial bagi kami, mahasiswa Universitas Gadjah Mada. Tetapi menurut sebagian kami yang tinggal di fakultas teknik, rasanya tidak ada yang berbeda. Kami masih menjalankan kegiatan seperti biasa. Teman-teman dari teknik geodesi masih mengukur ketinggian tanah di sekitar kampus Teknik, teman-teman teknik mesin dan industri datang ke kampus on time. Begitu juga teman-teman teknik lainnya melakukan kegiatan seperti biasa. Tapi ada banyak juga yang sudah berangkat ke Balairung untuk menyampaikan pendapat secara langsung alias Demo.

Pukul 09:40 mata kuliah dimulai seperti biasa. Dosen kami menyampaikan mata kuliah dengan sigap dan jelas. Tapi entah kenapa, di tengah-tengah pelajaraan dosen kami yang ada di kelas selalu mengecek smartphone miliknya. Beliau memang orang sibuk layaknya dosen-dosen pada umumnya. Harusnya mata kuliah ini selesai pada pukul 12-10. Tetapi jam 11:00 pak Dosen menyelesaikan mata kuliah ini. Entah kenapa, saya juga masih heran. Sebenarnya saya ada mata kuliah lagi pada pukul 13:00 tetapi herannya lagi kelas ini kosong. Kebetulan pak Dosen yang mengampu pelajaraan itu berhalangan hadir dengan mengkonfirmasi sms kepada koordiantor kelas kami.

Waah apakah ini sebuah kebetulan !?!

Saya bisa menyaksikan peristiwa Langkah di UGM!

Tetapi saya tidak langsung berangkat ke Balairung, melainkan saya pulang ke kosan saya. Karena saya malas pergi ke Balairung saya mengajak sahabat dekat saya untuk ikut menemani saya menyaksikan peristiwa langkah ini. Setelah lama berdebat, akhirnya ia mau untuk menemani saya ke Balairung. Tetapi dengan catatan, pukul setengah 4 sore sudah harus kembali ke kosan. Karena ia hendak ke rumah dosen untuk membantu sebuah proyek ilmiah.

Setelah solat Dzuhur, kami ke Balairung menggunakan motor sahabat saya. Karena posisi fakultas teknik dan Balairung itu tidak dekat, akhinrya kami memutuskan untuk parkir di depan gedung FMIPA UGM. Kebetulan Gedung FMIPA UGM ini hanya bersebrangan dengan Balairung UGM. Setelah parkir disana, kami menyebrang jalan kaliurang untuk menuju Balairung.

Sampai di Balairung, suasana tidak terlalu ramai, karena para mahasiswa UGM lainnya pada di dalam gedung Balairung tersebut. Para mahasiswa UGM ini sangat banyak dan membludak di lantai 1. Mereka menggukan jas almamater berwarna Karung Goni khas UGM. Ternyata di dalamnya ada panggung yang lumayan besar. Di panggung tersebut di isi oleh beberapa mahasiswa UGM membacakan puisi, cerita, ngobrol dan berinteraksi dengan mahasiswa lainnya menggunakan mikrofon sambil menunggu bu Rektor keluar dari kantornya di lantai dua. Baru sebentar saja di Balairung, saya sudah merasa bosan, karena menurut saya tidak ada esensinya untuk saat ini. Akhirnya saya memutuskan untuk mengajak sahabat saya untuk naik ke lantai dua. Di lantai dua terlihat para mahasiswa UGM sudah menduduki lantai dua juga.

 

img-1177-jpg-572a88f9717a61b808f811be.jpg
img-1177-jpg-572a88f9717a61b808f811be.jpg
taken with smartphone


Di lantai dua ini juga terlihat arsitektur khas Belanda yang sangat kental dengan pilar-pilar yang menunjang ke atas, menopang fondasi lantai berikutnya ke lantai dua. Di balkon Balairung, terpampang bendera Indonesia yang di ikat oleh para mahasiswa UGM dan spanduk besar bertulisan Revolusi Pendidikan.
Sekitar pukul 14:30 para mahasiswa UGM yang berjumlah ribuan saat itu keluar dari lantai 1 Balairung ke perkarangan depan gedung antik tersebut. Semuanya berkumpul dan bersiap melakukan aksi lagi. Beberapa mahasiswa membawa drum dan alat-alat perkusi lainnya.

Setelah ribuan mahasiswa berkumpul, mereka menyanyikan lagu-lagu yang biasa kami nyanyikan saat supporteran. Ternyata drum dan alat perkusi itu digunakan untuk yel-yel dan menyanyikan lagu-lagu yang sudah disusun sebelumnya. saya langsung turun dan mengabadikan peristiwa langkah tersebut. Setelah saya merasa cukup mengambil foto, saya memutuskan untuk pulang karena saya sudah janji sama sahabat saya untuk kembali ke kos.

img-1196-jpg-572a89458623bdd00844eba1.jpg
img-1196-jpg-572a89458623bdd00844eba1.jpg
Suasana yang semakin panas

“Bentar yahh, aku update foto tadi di PATH dulu” kata saya kepada sahabat saya. Setelah sudah terposting, saya memutuskan untuk pulang dari Balairung lewat tangga sebelah kanan gedung antik tersebut. Ketika saya pulang, ribuan mahasiswa matanya tertuju ke arah tempat saya berjalan. Dan suasana langsung ramai dengan sorak sorai. Saya masih terheran-heran memangnya ada apa sih kok tiba-tiba langsung ramai. Tidak lama setelah itu saya melihat kebelakang saya. Saya langsung berlari sekencang-kencangnya ke arah depan.

“Lohhh kok kamu berlari ada apa? Hoooii tunggu aku!!” teriak sahabat saya sambil berlari dan menuruni anak tangga

TERNYATA DI BELAKANG SAYA ADA BU REKTOR!!! Setelah saya sadar, saya langsung berlari semakin cepat dan langsung mengeluarkan mirrorlens punya saya yang sudah saya simpan rapih beberapa menit yang lalu. Akhirnya saya mendapatkan mengabadikan moment ketika Bu Rektor keluar dari “persembunyiannya”

Bu Rektor yang hari ini ditunggu-tunggu ribuan mahasiswanya akhirnya keluar!! Situasi saat itu sangat panas! Ribuan mahasiswa UGM teriak-teriak memanggil nama yang sama, Bu Rektor. Bu Rektor keluar sambil berlambai- berlambai dengan wajah santai walaupun sedikit cemas ditemani oleh salah satu mahasiswi UGM yang menggunakan hijab juga. Senyum yang lebar ia lemparkan kepada ribuan mahasiswa UGM. Pada hari itu Ia memakai Hijab putih, kemeja putih dan yang menarik adalah ia menggunkan sendal Crocs berwarna PINK!!

img-1204-jpg-572a899c6c7e6151056ae438.jpg
img-1204-jpg-572a899c6c7e6151056ae438.jpg
bunda akhirnya keluar juga

Memang sejak pagi ribuan mahasiswa UGM ingin bertemu bu Rektor yang ada di kantornya. Pada hari itu UGM sedang ada acara peringatan Hari Pendidikan Nasional.

“Bu Rektorrr!!!” “Bundaaa!! Kami kangen bundaa!!” “Bunda akhirnya keluar juga!!” “Alhamdulilah bunda mau ketemu sama kita!!” “Bundaaaa, sehat hari ini?”

Setelah bu Rektor atau biasa kami sebut Bunda berjalan menuju ke arah mahasiswanya, ia sempat menyalami para “anak-anaknya” satu persatu tapi hanya beberapa. Bunda juga menaikkan bendera merah putih yang sudah di turunkan setengah tiang oleh mahasiswa saat itu.  

Kemudian bunda berdiri di depan para anak-anaknya. Sambil memegang mikrofon yang diberikan oleh seorang mahasiswa, Bunda akhirnya angkat bicara pada tuntutan para anak-anak kesayangannya ini.

img-1211-jpg-572a89f06c7e6173056ae436.jpg
img-1211-jpg-572a89f06c7e6173056ae436.jpg
bunda angkat bicara

Bunda menjabarkan apa saja yang sudah ia rapatkan dengan staff dan para mahasiswa. Uang Kuliah Tunggal(UKT) tahun ini tidak jadi naik. Setelah sebelumnya desas-desus yang beredar UKT tahun ini akan naik. Untuk kantin Fakultas Ilmu Budaya yang biasanya disebut bonbin tetap di relokasi. Dan saat itu anak-anaknya langsung emosi dan marah-marah. Bunda langsung marah dan langsung teriak dengan nada sangat tinggi “Heiii! Yang sopan! Heiii!”

Sepertinya Bunda marah dan kesal dengan tingkah laku anak-anak kesayangannya. Ia langsung pergi meninggalkan anak-anaknya yang berjumlah ribuan terletak di depan gedung Balairung yang antik dan megah tersebut. Beberapa dari mahasiswa langsung lari dan mengejar langkah Bunda. Mungkin anak-anak kesayangan Bunda ini heran. Bunda hendak kemana?

Ternyata Bunda kembali ke “Bungker” dimana ia mengunci dirinya disitu dan dijaga oleh Satuan Keamanan Kampus UGM.

Menurut saya walaupun terlihat seperti unjuk rasa dan sedikit anarkis tetapi kami sangat sayang kepada Bunda kami, bu Rektor Dwikorita. Ini adalah tanda cinta kami kepadanya. Saya sama sekali tidak membenci bu Rektor. Saya sangat sayang kepada bu Rektor. Karena bu Rektor adalah pengganti peran orang tua kami di lingkungan kampus. Atau biasa kami panggil, Bunda.

img-1212-jpg-572a8a5f717a61b408f811c7.jpg
img-1212-jpg-572a8a5f717a61b408f811c7.jpg
Posisi bu Rektor dengan saya yang mengabadikan gambar pada saat itu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun