Memang sejak pagi ribuan mahasiswa UGM ingin bertemu bu Rektor yang ada di kantornya. Pada hari itu UGM sedang ada acara peringatan Hari Pendidikan Nasional.
“Bu Rektorrr!!!” “Bundaaa!! Kami kangen bundaa!!” “Bunda akhirnya keluar juga!!” “Alhamdulilah bunda mau ketemu sama kita!!” “Bundaaaa, sehat hari ini?”
Setelah bu Rektor atau biasa kami sebut Bunda berjalan menuju ke arah mahasiswanya, ia sempat menyalami para “anak-anaknya” satu persatu tapi hanya beberapa. Bunda juga menaikkan bendera merah putih yang sudah di turunkan setengah tiang oleh mahasiswa saat itu.
Kemudian bunda berdiri di depan para anak-anaknya. Sambil memegang mikrofon yang diberikan oleh seorang mahasiswa, Bunda akhirnya angkat bicara pada tuntutan para anak-anak kesayangannya ini.
Bunda menjabarkan apa saja yang sudah ia rapatkan dengan staff dan para mahasiswa. Uang Kuliah Tunggal(UKT) tahun ini tidak jadi naik. Setelah sebelumnya desas-desus yang beredar UKT tahun ini akan naik. Untuk kantin Fakultas Ilmu Budaya yang biasanya disebut bonbin tetap di relokasi. Dan saat itu anak-anaknya langsung emosi dan marah-marah. Bunda langsung marah dan langsung teriak dengan nada sangat tinggi “Heiii! Yang sopan! Heiii!”
Sepertinya Bunda marah dan kesal dengan tingkah laku anak-anak kesayangannya. Ia langsung pergi meninggalkan anak-anaknya yang berjumlah ribuan terletak di depan gedung Balairung yang antik dan megah tersebut. Beberapa dari mahasiswa langsung lari dan mengejar langkah Bunda. Mungkin anak-anak kesayangan Bunda ini heran. Bunda hendak kemana?
Ternyata Bunda kembali ke “Bungker” dimana ia mengunci dirinya disitu dan dijaga oleh Satuan Keamanan Kampus UGM.
Menurut saya walaupun terlihat seperti unjuk rasa dan sedikit anarkis tetapi kami sangat sayang kepada Bunda kami, bu Rektor Dwikorita. Ini adalah tanda cinta kami kepadanya. Saya sama sekali tidak membenci bu Rektor. Saya sangat sayang kepada bu Rektor. Karena bu Rektor adalah pengganti peran orang tua kami di lingkungan kampus. Atau biasa kami panggil, Bunda.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H