Mohon tunggu...
Anindyo Frezio
Anindyo Frezio Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Menulis untuk kehidupan. Fotografi untuk mengabadikan momentum

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Cerita Unik di Balik Demo UGM

5 Mei 2016   06:51 Diperbarui: 5 Mei 2016   08:09 671
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Memang sejak pagi ribuan mahasiswa UGM ingin bertemu bu Rektor yang ada di kantornya. Pada hari itu UGM sedang ada acara peringatan Hari Pendidikan Nasional.

“Bu Rektorrr!!!” “Bundaaa!! Kami kangen bundaa!!” “Bunda akhirnya keluar juga!!” “Alhamdulilah bunda mau ketemu sama kita!!” “Bundaaaa, sehat hari ini?”

Setelah bu Rektor atau biasa kami sebut Bunda berjalan menuju ke arah mahasiswanya, ia sempat menyalami para “anak-anaknya” satu persatu tapi hanya beberapa. Bunda juga menaikkan bendera merah putih yang sudah di turunkan setengah tiang oleh mahasiswa saat itu.  

Kemudian bunda berdiri di depan para anak-anaknya. Sambil memegang mikrofon yang diberikan oleh seorang mahasiswa, Bunda akhirnya angkat bicara pada tuntutan para anak-anak kesayangannya ini.

img-1211-jpg-572a89f06c7e6173056ae436.jpg
img-1211-jpg-572a89f06c7e6173056ae436.jpg
bunda angkat bicara

Bunda menjabarkan apa saja yang sudah ia rapatkan dengan staff dan para mahasiswa. Uang Kuliah Tunggal(UKT) tahun ini tidak jadi naik. Setelah sebelumnya desas-desus yang beredar UKT tahun ini akan naik. Untuk kantin Fakultas Ilmu Budaya yang biasanya disebut bonbin tetap di relokasi. Dan saat itu anak-anaknya langsung emosi dan marah-marah. Bunda langsung marah dan langsung teriak dengan nada sangat tinggi “Heiii! Yang sopan! Heiii!”

Sepertinya Bunda marah dan kesal dengan tingkah laku anak-anak kesayangannya. Ia langsung pergi meninggalkan anak-anaknya yang berjumlah ribuan terletak di depan gedung Balairung yang antik dan megah tersebut. Beberapa dari mahasiswa langsung lari dan mengejar langkah Bunda. Mungkin anak-anak kesayangan Bunda ini heran. Bunda hendak kemana?

Ternyata Bunda kembali ke “Bungker” dimana ia mengunci dirinya disitu dan dijaga oleh Satuan Keamanan Kampus UGM.

Menurut saya walaupun terlihat seperti unjuk rasa dan sedikit anarkis tetapi kami sangat sayang kepada Bunda kami, bu Rektor Dwikorita. Ini adalah tanda cinta kami kepadanya. Saya sama sekali tidak membenci bu Rektor. Saya sangat sayang kepada bu Rektor. Karena bu Rektor adalah pengganti peran orang tua kami di lingkungan kampus. Atau biasa kami panggil, Bunda.

img-1212-jpg-572a8a5f717a61b408f811c7.jpg
img-1212-jpg-572a8a5f717a61b408f811c7.jpg
Posisi bu Rektor dengan saya yang mengabadikan gambar pada saat itu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun