Mohon tunggu...
anindya swari
anindya swari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Telkom University

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Arca, Bukan Sekadar Simbol

15 November 2023   08:45 Diperbarui: 15 November 2023   09:30 328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak pernah melupakan sejarahnya dan sebagai generasi penerus bangsa sudah sepatutnya kita mengenal sejarah bangsa kita. Hal sederhana yang bisa dilakukan adalah dengan mempelajari sejarah tersebut Ada banyak cara yang bisa dilakukan, salah satu caranya adalah dengan berkunjung ke museum yang ada di sekitar kita. 

Kota Bandung sendiri memiliki beberapa pilihan museum yang dapat dikunjungi salah satunya adalah museum Sri Baduga. Museum ini menyimpan berbagai macam koleksi benda-benda bersejarah seperti fossil, pakaian adat, alat-alat rumah tangga, dan masih banyak lagi. Selain itu, museum ini juga menampilkan diorama dan informasi mengenai geografis dan topografi dari wilayah Jawa Barat. 

Salah satu hal yang menarik setelah mengunjungi museum ini adalah koleksi dari arca-arca yang berada di lantai satu museum tersebut. Arca-arca tersebut berasal dari peninggalan zaman prasejarah hingga zaman kerajaan Hindu-Budha di Indonesia. 

Objek sejarah ini menarik untuk dikaji karena bentuk yang unik sekaligus memiliki nilai sejarah. Arca tidak hanya sekadar batu, tetapi memiliki fungsi lain yaitu sebagai objek pelengkap ritual. Hal ini menimbulkan pertanyaan apa fungsi dari arca ini dan apa kaitannya dengan komunikasi itu sendiri?

Sebelum membahas lebih jauh mengenai hal ini, kita perlu mengetahui mengenai arca itu sendiri. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, arca merupakan patung yang terutama dibuat dari  batu  yang dipahat menyerupai bentuk orang dan binatang yang digunakan  sebagai  media  persembahan  dan juga  sebagai simbolis  akan  ketuhanan  yang bersifat sakral. 

Di dalam Museum Sri Baduga, kita bisa menemukan beberapa koleksi arca yang berasal dari zaman Megalitikum hingga zaman Kerajaan Hindu-Budha. Namu, pada artikel kali ini akan fokus membahas arca-arca peninggalan zaman kerajaan Hindu. 

Di Jawa Barat sendiri terdapat beberapa kerajaan Hindu yang pernah berdiri seperti Kerajaan Tarumanegara, Kerajaan Galuh, Kerajaan Pajajaran, dan lainnya. Peninggalan dari kerajaan tersebut kebanyakan berupa prasasti, naskah, dan tentu saja arca. Terdapat beberapa koleksi Arca bercorak Hindu yang disimpan di dalam museum. Beberapa arca tersebut berupa patung berwujud dewa-dewi dalam kepercayaan Hindu, patung sapi, dan sebuah objek bernama Lingga. 

Museum ini menyimpan sebuah arca Dewi Parwati. Arca ini ditemukan di Bandung dan merupakan perwujudan istri dari Dewa Siwa. Dalam Agama Hindu, Dewi Purwati merupakan simbolisasi perempuan yang mempunyai seluruh syarat terbaik sebagai seorang perempuan, ibu, dan istri. Kemudian terdapat arca Siwa Mahadewa yang merupakan arca yang digunakan sebagai media pemujaan dalam Agama Hindu. 

Selain arca berbentuk dewa-dewi, terdapat juga arca bernama Nandi. Nandi atau sapi jantan merupakan mitos dalam Agama Hindu, dimana sapi ini berperan sebagai kendaraan atau wahana tunggangan Dewa Siwa. Arca ini berasal dari Sagalaherang, Subang. Dan yang tak kalah menarik adalah arca Yoni yang merupakan simbol kesuburan dan Dewi Parwati serta menjadi perlengkapan upacara. Yoni sendiri ditemukan di daerah Sukabumi, Jawa Barat. 

Arca-arca ini menjadi bukti perkembangan agama Hindu khususnya di daerah Jawa Barat. Namun keberadaannya arca ini tidak hanya sebagai objek kajian sejarah, tetapi bisa dilihat dari sisi komunikasi. Kita bisa melihat peninggalan arca-arca ini dalam konteks fungsi komunikasi, baik itu fungsi komunikasi ritual, sosial, dan budaya dari objek sejarah ini. 

Jika melihat dari fungsi komunikasi ritual, arca-arca ini menjadi salah satu bentuk rasa syukur masyarakat penganut agama Hindu pada zaman dahulu kepada Dewa dan Dewi yang dipuja. Arca-arca ini menjadi identitas dari para pemeluk agama Hindu dan mereka sangat mensakralkan keberadaan dari arca-arca ini.

Kemudian jika dilihat dari fungsi komunikasi budaya, arca-arca ini menjadi salah satu warisan budaya yang ada. Dari keberadaan arca-arca ini, kita bisa melihat bagaimana budaya dari masyarakat berkembang dari zaman ke zaman. Hal ini bisa dilihat dari penggunaan bahan pembuatan arca serta detail dan kesulitan dalam proses pembuatan tersebut. 

Selain itu juga, arca ini menjadi penggambaran hal-hal yang dihormati dan disakralkan dalam agama itu sendiri. Fungsi komunikasi sosial yang didapat adalah, arca-arca ini membantu membentuk konsep diri para penganutnya. 

Contohnya arca Dewi Parwati yang merupakan simbolisasi dari perempuan yang sempurna serta melambangkan kesuburan. Hal ini akan membentuk pikiran bahwa dalam agama Hindu, penggambaran sosok perempuan dan kesuburan adalah Dewi Parwati itu sendiri dan umatnya akan memuja Sang Dewi untuk meminta kesuburan. 

Penggunaan arca-arca ini juga masih digunakan khususnya bagi mereka yang beragama Hindu. Umat Hindu menggunakan simbolisasi berupa patung berwujud Dewa dan Dewi serta bangunan yang terbuat dari batu untuk memuja Tuhan dan segala manifestasinya. Hingga saat ini, arca-arca peninggalan zaman dahulu memengaruhi seni memahat. Ini membuktikan bahwa keberadaan arca masih digunakan sebagai simbolisasi pemujaan dan komunikasi terhadap Tuhan dan segala manifestasinya. 

Jika dikaitkan dengan nilai komunikasi antarbudaya, arca merupakan bentuk komunikasi secara simbolik yang dilakukan oleh pemeluk agama Hindu zaman dahulu. Simbol-simbol yang dibuat dalam bentuk arca kemudian diberikan makna yang telah disepakati bersama. 

Selain itu, arca-arca ini sudah memiliki nilai historis dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari komunitas tersebut. Budaya ini membangun persepsi di dalam kelompok. 

Arca dapat menjadi bagian bagian dari warisan budaya suatu masyarakat. Dengan melestarikan dan menghormati arca, masyarakat dapat mempertahankan hubungan dengan sejarah mereka sendiri dan memperkuat identitas budaya mereka.

Dapat disimpulkan bahwa sejak zaman dahulu, nenek moyang kita sudah melakukan komunikasi secara simbolik dengan menggunakan arca. Arca digunakan sebagai medium pemujaan sekaligus simbol penghormatan terhadap Tuhan dan manifestasinya. 

Keberadaan dari arca sendiri memiliki dampak yang yang bisa kita lihat dalam konteks komunikasi antar budaya. Arca-arca tersebut bukan hanya sekedar pahatan dan objek ritual, tapi kita bisa melihat fungsi dari arca tersebut dalam konteks komunikasi. Adapun fungsi komunikasi yang bisa dilihat dari keberadaan arca ini antara lain: 

  • Fungsi Komunikasi Ritual:

Arca digunakan sebagai media persembahan dan simbolisasi akan ketuhanan yang bersifat sakral. Mereka menjadi bagian penting dari ritual dan pemujaan, mencerminkan rasa syukur dan penghormatan masyarakat pada Dewa dan Dewi yang dipuja.

  • Fungsi Komunikasi Budaya:

Arca menjadi warisan budaya yang menggambarkan perkembangan masyarakat dari zaman ke zaman. Material pembuatan, detail, dan kesulitan dalam pembuatan arca mencerminkan nilai-nilai budaya yang dijunjung. Mereka juga memainkan peran dalam membentuk konsep diri masyarakat penganutnya.

  • Fungsi Komunikasi Sosial:

Arca-arca membentuk konsep diri dan keyakinan dari para penganutnya, seperti arca Dewi Parwati yang melambangkan perempuan sempurna dan kesuburan. Hingga saat ini, umat Hindu masih menggunakan hal ini sebagai simbolisasi pemujaan. 

Dengan melestarikan dan merawat keberadaan arca,  masyarakat dapat mempertahankan hubungan dengan sejarah mereka dan memperkuat identitas budaya. Dengan cara ini, arca tidak hanya sekedar objek pemujaan saja, tetapi juga medium hidup yang terus menjadi media berkomunikasi melintasi waktu dengan generasi-generasi yang berbeda. 

References

Manafe, Y. D. (2011). Komunikasi Ritual pada Budaya Bertani Atoni Pah Meto di Timor-Nusa Tenggara Timur. Jurnal ASPIKOM, 1.

Wawan, P. (n.d.). Parisada Hindu Dharma Indonesia. Parisada Hindu Dharma Indonesia. Retrieved November 15, 2023, from https://phdi.or.id/artikel.php?id=lingga-yoni

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun