Mohon tunggu...
Anindya Putri Damayanti
Anindya Putri Damayanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Pendidikan Indonesia

Seorang mahasiswi aktif yang senang membaca buku dan menulis cerpen.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Membaca Novel Amelia karya Tere Liye Anak Bungsu sebagai Penunggu Rumah? Benarkah Begitu?

21 Desember 2023   15:25 Diperbarui: 21 Desember 2023   15:31 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dengan dukungan terakhir yang berasal dari paman tersayangnya yaitu Paman Unus beliau berkata "Ada pepatah bijak, siapa pun yang tidak mengambil langkah pertama untuk memulai sesuatu, maka dia tidak akan pernah melihat hasil sesuatu tersebut. Tidak akan pernah." Amelia pun menancapkan pohon cita-citanya dimulai dari ia berhasil mengubah pandangan masyarakat yang semula tidak yakin bahwa bibit kopi yang biasa ditanam bisa diganti dengan bibit kopi yang berkualitas unggul. 

Ia berkata "Akulah Amelia, anak bungsu keluarga. Aku penunggu rumah. Kampung ini adalah duniaku. Jika ada yang bertanya apa cita-citaku, sejak ladang kopi ini mulai ditanami aku sudah memilikinya. Tidak besar, tidak megah, sederhana saja, tapi itu adalah pilihan hidupku. Aku memilihnya sendiri dengan kesadaran terbaik."

Banyaknya dukungan dari orang-orang di sekitarnya, membuat Amelia yakin bahwa ia bisa menggapai cita-citanya dan mematahkan tradisi lisan tersebut. Ia pun pergi merantau untuk menyelesaikan pendidikan seperti kakak-kakaknya. Ia berhasil mendapat dua gelar doktor sekaligus diantaranya Pedagogi dan Pertanian Kultur Jaringan dari universitas bergengsi di luar negeri. Dari novel Amelia ini dapat kita petik pelajaran bahwa tradisi kuno yang sudah tidak relevan dalam kehidupan masa kini dapat kita patahkan demi masa depan yang lebih baik. Asalkan kita mau berusaha bersungguh-sungguh dan yakin terhadap apa yang sudah menjadi tujuannya pasti akan berhasil. 

Apa yang dilakukan Amelia setelah ia berhasil mendapatkan dua gelar tersebut? Bukannya terus menjelajahi dunia seperti yang dilakukan oleh ketiga kakaknya yaitu Kak Eli, Pukat, dan Burlian. Amelia lebih memilih untuk kembali ke kampung halaman sesuai dengan pesan Mamak padanya "Maka kembalilah dengan segera, Nak. Kembalilah dengan segera. Kejar ilmu setinggi mungkin yang hendak kau raih, bawa kembali ke kampung ini." Amelia bertekad agar kedepannya ia bisa memakmurkan desa tempat tinggalnya dengan ilmu yang ia miliki. Ia bertekad untuk mengedukasi masyarakat agar lebih maju lagi pemikirannya tentang cara bercocok tanam.

Setiap anak bungsu berbeda kepribadian tergantung dari pola asuh, dukungan orang tua, dan lingkungan sekitar. Jadi, tidak bisa disamaratakan bahwa anak bungsu memiliki tingkat kemandirian yang rendah. Pada novel ini orang tua Amelia mengajarkan anak bungsunya untuk mandiri berbagi tugas pekerjaan rumah tangga dengan kakak pertamanya, bertanggung jawab apabila melakukan kesalahan, dan orang tuanya pun memberikan dukungan penuh terhadap cita-cita masing-masing anaknya. Dengan adanya artikel ini sudah terjawab bahwa anak bungsu pun mempunyai hak yang sama seperti kakak-kakaknya, asalkan ia mau berusaha bersungguh-sungguh, tanpa terlalu bergantung pada orang tua dan kakak-kakaknya, dan yakin dengan sesuatu yang sudah ia pilih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun