Oleh:
Anindya Liani
Ditulis Senin, 4 Agustus 2014 | Dimulai Pukul 15.05 WIB | Selesai Pukul 16.17 WIB | Durasi Baca : 4 Menit
[caption id="attachment_317787" align="aligncenter" width="331" caption="Dokumentasi Pribadi"][/caption]
Kegembiraan tak dapat dibendung oleh para wisudawan wisudawati yang telah resmi dinyatakan sebagai sarjana pada saat wisuda, baik wisuda fakultas ataupun wisuda universitas. Tidak hanya para wisudawan yang berbahagia, tetapi ada orang tua mereka pula yang ikut berbahagia. Putra putri yang mereka banggakan telah menyandang gelar sarjana dari universitas tempatnya mencari ilmu, sekarang putra putrinya tersebut telah mempunyai tambahan gelar dibelakang nama mereka sesuai disiplin ilmu yang telah ditempuh.
Namun kegembiraan itu hanya bertahan beberapa waktu saja, sebelum mereka menyadari akan melakukan apa mereka nanti setelah menyandang gelar sarjana tersebut. Banyak dari kita tidak mempunyai perencanaan yang matang mengenai apa yang akan kita lakukan, apa target kita, bagaimana strategi yang harus disiapkan, semuanya terlupakan seiring kebahagiaan yang terluap dan perasaan menggebu-gebu akan status sarjana yang didapat, sehingga kita terlena dan kurang persiapan menghadapi persaingan kerja yang ada.
Kekhawatiran mengenai persaingan kerja tidak dialami oleh semua sarjana, ada beberapa yang sangat siap menghadapi persaingan dunia kerja diluar sana, ada yang menyibukkan diri dengan kegiatan organisasi semenjak kuliah tahun pertama, ada yang menyibukkan diri dengan bekerja part time untuk mencari pengalaman kerja, ada yang sibuk mengikuti kepanitiaan kegiatan di luar kampus agar mendapat tambahan relasi, semua itu dilakukan oleh orang-orang yang sadar mengenai pentingnya mempersiapkan diri, karena sadar mereka hanya bisa mengandalkan diri sendiri dan harus berjuang sendiri, bukan orang-orang yang sengaja dipersiapkan oleh orang tuanya untuk mengurus bisnis keluarga atau menduduki dinasti politik yang sudah terlebih dahulu disiapkan keluarganya. Ada juga beberapa jurusan di fakultas tertentu yang memang dilakukan perekrutan langsung dari beberapa perusahaan yang sedang mencari fresh graduate dari jurusan tersebut.
Uniknya, apapun jurusan dan disiplin ilmu yang diambil, target utama kita setelah lulus kuliah dan mendapat gelar sarjana adalah mengikuti tes CPNS. Banyak sekali rekan yang selalu bercita-cita demikian. CPNS dianggap langkah awal menuju gerbang kesuksesan. Hidup akan terjamin jika menjadi CPNS yang kemudian akan diangkat menjadi PNS. Kita tidak menyadari betapa banyaknya pintu rejeki untuk menjadi sukses selain menjadi PNS, mengabdikan diri pada negara pun tidak serta merta hanya dengan menjadi PNS. Jika kita bersungguh-sungguh dalam pekerjaan kita, menekuni setiap pekerjaan dengan baik, itu sudah lebih dari cukup untuk tidak membebani negara. Banyak pekerjaan yang bisa kita lakukan yang termasuk mengabdi pada negara, misalkan saja menjadi wartawan, pegiat sosial budaya, atau bekerja di LSM. Kita juga bisa berwirausaha, mengembangkan produk lokal, ikut memberdayakan masyarakat di lingkungan sekitar. Itu jauh lebih bermakna dan berguna, bukan?
Selama ini kita hanya sering berfokus pada ketakutan masa depan dan kecemasan hari esok, sampai kita lupa bahawa apa yang kita lakukan hari ini akan berpengaruh pada hari esok. Berhenti untuk menangisi hari lalu, berhenti untuk hanya berdiam diri hari ini, dan berhenti untuk mencemaskan hari esok. Lakukan semua hal positif yang bisa kalian lakukan, rekan sarjana. Negara ini butuh peran kalian, bukan kecemasan kalian. Negara ini butuh sumbangan ide, bukan keluhan tanpa solusi.
Tetap berjuang untuk negeri ini, untuk negeri yang lebih baik dan semua masyarakatnya makmur.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H