Peran tenaga Kesehatan Masyarakat yakni partisipasi atau pemberdayaan masyarakat, kolaborasi lintas sektor, dan penguatan layanan kesehatan. Dalam hal pencegahan, upaya promosi, dan edukasi kesehatan menjadi penting. Dukungan masyarakat sangat dibutuhkan di dalamnya. Dalam hal pengendalian, pemantauan vektor dan penyakit melalui data di lapangan dapat menahan laju penyakit, baik jumlah kasus dan jumlah kematian.
Upaya promosi kesehatan, dimana upaya tersebut merupakan salah satu bentuk pemberdayaan masyarakat. Promosi kesehatan yang penting dilakukan adalah penyebarluasan informasi seputar DBD. Seringkali masyarakat mengalami kesalahpahaman atas penyakit menahun tersebut. Salah satunya adalah fase klinis penyakit DBD. Secara umum, fase klinis DBD terdiri atas tiga fase, yaitu fase demam, fase kritis, dan fase penyembuhan. Upaya penyebarluasan informasi juga dilakukan, terutama untuk menangkal kesalahpahaman atau berita bohong (hoax).
Pendapat saya, pemerintah telah melakukan upaya dan strategi untuk menangani kasus DBD yang belum menurun di Indonesia, meskipun tidak sepenuhnya berhasil dan hasil dari upaya tersebut belum maksimal, masyarakat juga seharusnya menyadari dan mulai peduli terhadap sesama, terlebih lagi di lingkungan sekitar tempat tinggal. Kekurangpahaman dan kesalahpahaman masyarakat merupakan gambaran langsung tingkat pengetahuan masyarakat atas penyakit DBD. Seperti kata pepatah, “Lebih baik mencegah daripada mengobati”.
KATA KUNCI: DBD, Kesehatan, Pemerintah.
DAFTAR PUSTAKA
Joshua Jolly Sucanta Cakranegara, 2021. Upaya Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit Demam Berdarah Dengue di Indonesia. Jurnal Penelitian Sejarah dan
Budaya, 7(2), pp. 281-292.
Shylma Na’imah. 2024. Demam Berdarah Dengue.
https://hellosehat.com/infeksi/demam-berdarah/demam-berdarah-dengue-dbd/
[online]. (diakses tanggal 09 September 2024).