Â
Kasus Monkeypox (Mpox) kembali menjadi perhatian serius di Indonesia. Untuk mencegah peningkatan kasus, pemerintah mengambil langkah tegas dengan memperketat pemeriksaan kesehatan di pintu masuk negara dan mengaktifkan kembali pelacakan mobilitas pelaku perjalanan melalui aplikasi SATUSEHAT Health Pass. Tindakan ini dilakukan menyusul ditemukannya varian Clade Ib di luar kawasan Afrika, yang terindikasi memiliki tingkat keparahan lebih tinggi, penularan lebih cepat, dan kemampuan menular ke populasi anak-anak.
Memahami Varian Mpox dan Potensi Bahayanya
Ni Luh Putu Indi Dharmayanti, Kepala Organisasi Riset Kesehatan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), menjelaskan bahwa Mpox dipengaruhi oleh beberapa clade, yaitu clade Ia, clade Ib, dan clade IIb. Clade Ia diketahui menyebabkan kasus pada anak-anak dan dewasa dengan gejala klinis yang lebih berat. Sementara itu, clade Ib dan IIb umumnya ditularkan antar manusia melalui kontak seksual.
"BRIN sebagai badan organisasi riset memiliki tanggung jawab dalam upaya pencegahan wabah di Indonesia. Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan terkait epidemiologi, transmisi, dan pengembangan vaksin atau terapi baru untuk mengendalikan Mpox," ujar Indi. Ia juga mengharapkan kerja sama dengan instansi terkait untuk mencegah penyebaran Mpox di Indonesia.
Risiko Penularan Melalui Hewan Peliharaan
Kepala Pusat Riset Kedokteran Preklinis dan Klinis BRIN, Harimat Hendrawan, menambahkan bahwa hingga saat ini belum ditemukan kasus Mpox pada hewan di Indonesia. Namun, dengan banyaknya masyarakat yang hidup berdampingan dengan hewan peliharaan, terdapat kekhawatiran akan potensi penularan balik (spill back) dan pembentukan reservoir hewan baru.
"Risiko-risiko ini perlu segera diidentifikasi. Pengetahuan yang terus berkembang tentang Mpox membantu dalam upaya mitigasi faktor risiko, mengidentifikasi cara-cara penularan baru, dan meningkatkan langkah-langkah pencegahan yang efektif," jelas Harimat.
Langkah Pencegahan dan Pengendalian Mpox
Untuk mencegah penyebaran Mpox, berbagai langkah pencegahan telah disarankan, termasuk vaksinasi cacar, penggunaan alat pelindung diri, serta menghindari kontak dengan hewan yang terinfeksi atau lingkungan yang terkontaminasi. Pengobatan Mpox umumnya bersifat suportif, berfokus pada pengelolaan gejala dan pencegahan infeksi sekunder. Dalam kasus yang parah atau berisiko tinggi, terapi antiviral mungkin diperlukan.
"Prinsipnya, kita harus kembali menegakkan disiplin protokol kesehatan untuk mencegah risiko penularan," tegas Harimat.
Menjaga Kesehatan Masyarakat
Melalui upaya kolaboratif antara pemerintah, institusi riset, dan masyarakat, diharapkan penularan Mpox di Indonesia dapat dicegah dan dikendalikan. Kesadaran dan edukasi masyarakat mengenai pentingnya protokol kesehatan serta pencegahan penularan melalui hewan peliharaan juga harus terus ditingkatkan. Dengan tindakan preventif yang tepat, risiko penyebaran Mpox di Indonesia dapat diminimalisir.
Upaya pencegahan dan pengendalian Mpox memerlukan kolaborasi dari semua pihak, mulai dari pemerintah hingga masyarakat. Dengan disiplin menjalankan protokol kesehatan dan mengikuti edukasi, risiko penyebaran Mpox di Indonesia dapat ditekan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H