Mengenal Erving Goffman
Erving Goffman merupakan salah satu tokoh sosiolog yang berasal dari Amerika. Beliau lahir di Alberta, Kanada pada tanggal 11 Juni 1922. Tokoh yang akrab dipanggil Goffman ini mulai mendalami ilmu sosiologi di Universitas Toronto dan mendapatkan gelar BA di tahun 1945.Â
Kemudian, ia pun mengejar gelar Ph.D di jurusan sosiologi pada tahum 1953 di University Of Chicago.Â
Di sinilah ia mulai melakukan penelitian dan mempelajari teori interaksionisme simbolik. Selain itu, beliau juga dikenal sebagai sosiolog yang memiliki pengaruh besar pada abad ke-20. Salah satu kontribusinya ialah pemikiran tentang pentas drama kehidupan yang dikenal dengan nama "dramaturgi".
Pemikiran Erving Goffman : Dramaturgi, Pentas Drama Kehidupan
Pada tahun 1945, seorang tokoh teoritis yang bernama Kenneth Burke melahirkan sebuah konsep yang bernama dramatisme. Konsep dramatisme memberikan penjelasan yang logis bagaimana motif dari tindakan yang dilakukan manusia. Kemudian, konsep tersebut bertujuan untuk menjadikan bahasa sebagai simbol dalam memainkan drama di kehidupan sosial setiap individu dalam masyarakat.
Kemudian, konsep dramatisme tersebut dikembangkan dan disempurnakan kembali oleh Erving Goffman melalui salah satu karyanya yaitu "Presentation of Self in Everyday Life". Dalam karyanya, Goffman membahas bagaimana fenomena interaksi simbolik juga dramaturgi dalam kehidupan individu dan masyarakat. Dalam dramaturgi, seorang aktor memainkan peran dalam sebuah pentas drama kehidupan yang kemudian pentas tersebut ditonton oleh individu dan masyarakat lain.
Dalam memainkan sebuah peran, si aktor memiliki motif serta tujuan yang ingin dicapai. Dengan begitu si aktor perlu menyiapkan hal-hal yang akan digunakannya ketika pentas berlangsung. Motif dan tujuan tersebut dapat berubah sesuai dengan situasi dan kondisi yang sedang dialami oleh dirinya atau oleh orang sekitarnya.Â
Dalam dramaturgi terdapat dua istilah, yaitu:
Frontstage (Panggung Depan)
Frontstage merupakan tempat di mana aktor memainkan dan menampilkan peran dengan mengeluarkan citra sesuai dengan motif dan tujuan yang ingin dicapai. Dalam memainkan peran, sang aktor diperlukan penampilan dan gaya pembawaan.Â
Penampilan dan gaya pembawaan aktor merupakan pendukung atas peran yang sedang dimainkannya. Penampilan dan gaya pembawaan tersebut selalu selaras. Gaya dan penampilan dilakukan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu secara spontan dan tidak spontan atau melalui berbagai persiapan.Â