Mohon tunggu...
Anindya Daly15
Anindya Daly15 Mohon Tunggu... -

Praktisi Seni & Budaya Paksi Katon Yogyakarta. \r\n\r\nNdalem Notoprajan 15, D.I. Yogyakarta (55625)\r\n\r\nemail: anindya.daly15@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Visi Ketahanan Nasional NKRI Capres Jokowi

25 Juni 2014   10:27 Diperbarui: 18 Juni 2015   09:07 1086
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

2. Indonesia Butuh Gestur Pemimpin Nasional Yang Tegas

Dalam acara Debat Capres ke-3, Capres Jokowi menyatakan, bahwa Indonesia harus mengedepankan diplomasi damai tanpa pengerahan kekuatan militer. Akan tetapi, bila ada wilayah nasional yang diklaim oleh bangsa asing, atau bahkan diduduki/diinvasi bangsa lain? Maka, diplomasi antar pemerintah (Government to Governmet) tetap akan dikedepankan. Namun, hal itu hanya untuk kasus sengketa perbatasan, seperti masalah penggeseran patok dan batas maritim. Kemudian, terkait masalah pendudukan, jika jelas bahwa pulau itu milik Indonesia, maka penanganan secara politik akan beda, karena sudah menyangkut kedaulatan dan kepentingan rakyat Indonesia.

Capres Jokowi menegaskan, “Jangan dipikir saya tidak bisa tegas! Karena tegas bagi saya, adalah berani memutuskan dan berani mengambil risiko. Risiko itu akan saya ambil sebagai pemimpin, bila mereka berani mengambil kedaulatan wilayah kita. Apa pun akan kita lakukan!”. Otomatis, seluruh pemirsa Debat Capres itu tersihir kata-kata tegas seorang Jokowi dan terus mengapresiasi sikap patriotnya. Meskipun, Capres Jokowi tidak secara terstruktur menjelaskan dasar regulasi untuk menerapkan langkah kebijakan politik strategis atau langkah militer yang akan dilakukan jika terjadi kasus sengketa perbatasan dengan negara asing?

Misalnya, Capres Jokowi menjelaskan pandangan politiknya untuk penanganan kasus perusakan dan penghilangan patok perbatasan NKRI dengan Malaysia di wilayah Kec. Seimenggaris, Kab. Nunukan, Kalimantan Utara. Atau, menegaskan, bahwa kasus pelanggaran perbatasan wilayah Indonesia oleh negara asing harus dihadapi Pemerintah Indonesia secara tegas, berdasarkan dugaan pelanggaran Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2008 tentang Batas-Batas Antar Negara. Tentu, bukan hanya publik yang tercengang dengan pernyataan tegas Capres Jokowi, namun juga negara-negara tetangga, seperti Malaysia dan Australia!

Capres Jokowi juga mengutip kata-kata Jenderal Besar Soedirman sebagai kata penutupnya, ”Bahwa satu-satunya hak milik Republik ini yang masih utuh tidak berubah-ubah meskipun harus mengalami segala macam soal dan perubahan, hanyalah Angkatan Perang Republik Indonesia”. Jelas, sangat menggugah rasa kebangkitan patriotisme seluruh rakyat Indonesia. Mengingat, sudah terlalu lama bangsa Indonesia mengalami krisis dan degradasi rasa nasionalisme, sehingga Pemimpin Nasional seakan tak percaya dengan kekuatan Angatan Perang Republik Indonesia untuk membalas hinaan sikap politik negara-negara tetangga selama ini?

Capres Jokowi menjelaskan, bahwa untuk melaksanakan prinsip politik luar negeri bebas dan aktif, maka sikap negara Indonesia harus memperkuat pembangunan ketahanan nasional. Salah satunya, adalah memodernisasi kekuatan alusista untuk pertahanan militer dengan cyber dan hybrid technology. Selanjutnya, Capres Jokowi merumuskan strategi untuk meningkatkan ketahanan militer, antara lain: Pertama, kesejahteraan prajurit dan keluarganya. Kedua, modernisasi alat pertahanan sistem keamanan yang meliputi pertahanan cyber dan hybrid, dan modernisasi industri pertahanan. Ketiga, soal pergeseran geopolitik dan ekonomi yang semula berada di dunia barat kini mulai beralih ke Asia. Sehingga, Indonesia ke depan akan menjadi poros maritim dunia harus memenangkan pertarungan di samudera, jika Indonesia ingin menjadi negara yang berwibawa dan dihormati dunia internasional.

3. Tantangan Trend Geopolitik Global Bagi Indonesia

Para pengamat juga setuju dengan pandangan Capres Jokowi tentang adanya trend perkembangan geopolitik global saat ini telah mulai bergeser dari Barat menuju ke Timur atau kawasan Asia? Sehingga, menempatkan posisi Indonesia pada wilayah paling strategis sebagai tujuan lalu-lintas perang kepentingan politik dan ekonomi global. Bahwa, tantangan bangsa Indonesia untuk menjaga ketahanan nasional dengan strategi politik internasional menjadi tanggung-jawab Pemerintah, TNI, Intelijen Nasional, serta seluruh komponen rakyat Indonesia dalam mengawal kedaulatan wilayah NKRI dari berbagai ancaman kepentingan politik dan ekonomi asing.

Maka, dengan kekuatan alusista pertahanan wilayah maritim dan dirgantara dari Sabang hingga Merauke akan membawa Bangsa Indonesia sebagai negara yang berwibawa, tangguh, berjaya sebagai poros maritim dunia di masa depan. Siapapun yang akan dipercaya seluruh rakyat Indonesia sebagai Presiden mendatang, tentu merindukan figur Pemimpin Nasional yang cerdas, santun, tegas, amanah, anti korupsi, membawa perdamaian antar kelompok keagamaan, pro kesejahteraan rakyat dan mengembalikan kejayaan bangsa Indonesia di mata dunia.

@ Anindya Daly
Praktisi Seni Sastra & Budaya
Paksi Katon Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat
Ndalem Noto Prajan 15, Ngampilan, D.I. Yogyakarta
Email: anindya.daly15@gmail.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun