Freya segera pergi bekerja karena waktunya sudah sore. Selama bekerja dia juga berfikir bahwa sebenarnya dia butuh belajar kelompok juga, karena dia ingin ada teman yang bisa mengoreksinya ketika dia salah. Selama ini Jessica tidak pernah mengoreksinya karena dia tidak mengerti apa-apa, jadi dia hanya menelan saja apa yang dikatakan Freya.
Seusai kuliah hari itu,Sampai malam dia hanya melayani pelanggan, dia mengatasi rasa dredegan di hatinya dengan berfikir bahwa mungkin saja Will tidak akan ke sana. Mungkin saja dia lupa akan janjinya sendiri atau dia masih sangat kecapekan, atau dia ketiduran. Banyak hal yang membuat dia tidak memprioritaskan Freya hari ini. Dan Freya tidak menyalahkannya. Karena dia bukanlah siapa-siapa.
Jam kerjanya sudah tinggal 30 menit lagi dan dia akan bersiap-siap pulang. Fred mengizinkannya pulang awal karena menurutnya Freya agak sedikit lelah dan pucat.
Sebenarnya dia tidak sakit ataupun lelah, tapi karena dia sedang tidak nyaman saja. Dia mati-matian mengatasi rasa deg-degan jantungnya setiap kali dia mengantarkan orderan.
Jam sudah menunjukkan pukul 9, dan dia akhirnya pulang.
Okay, hari itu Will mengingkari janjinya. Dia tidak datang. Freya bukanlah prioritas baginya. Dan ini sudah menjawab keraguan Freya tentangnya selama ini. Mungkin Will memang tertarik padanya. Tapi sekali lagi Freya hanyalah sebutir pasir di lautannya. Lautan Will. Dan Freya bukanlah siapa-siapa jika dibandingkan dengan orang-orang yang mengelilinginya, ataupun dengan urusan-urusannya. Freya menepuk jidatnya.
"Sadarlah... Dia adalah orang penting, Freya. Kamu bukan siapa-siapa... Ngapain kamu berharap lebih padanya untuk menepati janjinya?" Katanya sembari berjalan pulang ke asramanya. "Lebih baik tadi aku belajar sama Lee dan teman-teman."
Dan ketika dia memikirkan ini, HPnya berbunyi. Ternyata telfon dari Jessica. Kata yang keluar pertama darinya adalah bagaimana.
"Dia gak datang. Aku sekarang sudah pulang."
Dan Jessica di seberang meneriakkan kata-kata makian seperti cowok kurang ajar dan apa maksudnya mengatakan janji palsu seperti itu. Namun Freya tidak benar-benar memperhatikan.
"Sudahlah Jess... Memang aku bukanlah prioritas baginya. Aku gak kaget kok. Sekarang hatiku sudah enteng. Aku sudah tau apa maksud dia." Dan Freya menutup telfonnya. Dia tidak ingin membicarakan ini lebih lanjut. Dan sesampainya di asrama yang diinginkannya hanyalah tidur.
Jessica di apartemennya tidak bisa berfikir apa maksud dari tindakan Will. Dia mengiriminya massage dia Instagram karena hanya itu sosmed yang dipunyainya untuk berkoneksi dengan Will.
Dia bertanya kenapa dia membiarkan sahabatnya menunggunya di kafe. Jika dia berniat jelek pada sahabatnya, dia akan membuka identitas pengirim donat pada media. Ini terkesan agak konyol tapi itu bisa dijadikan bahan untuk mengungkap motif Will ke media. Dan dia jadi bisa memberikan klarifikasi terkait tindakannya yang aneh.
Sepanjang malam itu pesan Jessica tidak dibaca Will dan dia aktif sekitar sore tadi. Jadi Jessica pergi tidur karena sudah capek menunggu Will membalas pesannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H