Sisa hari itu Jessica dan Freya berada di asrama Freya, dan Freya sendiri sedang merasa sangat tidak enak untuk melakukan apa-apa. Bagaimana tidak, pertemuannya dengan Will membuatnya sangat tidak nyaman namun sekaligus juga senang. Tapi karena kebodohan Jessica juga yang membuatnya besok harus menemui Will di kafe.
"Bukannya itu yang kamu pengen??" Sergah Jessica, ketika Freya terus meratap kenapa dia tadi berbicaca jika Freya ingin bertemu.
Freya hanya merasa sudah putus asa.
"Apa yang mau aku katakan ke dia??? Aku bahkan gak sanggup berkata-kata lagi Jess... Ah!!" Kata Freya frustasi.
"Hemm... Tapi agak aneh juga ya Will bertindak seperti itu. Bayangkan... Dia sampai rela mendatangi kita padahal fansnya sangat banyak di sana. Apa maksud dia coba?? Mau bikin kamu copot jantungnya? Eh... Tapi... Jika dilihat dari dekat dia benar-benar ganteng ya ternyata. Â Imut, baby face gitu kan? Padahal aku dulu gak seberapa suka dia karena penampilan dia yang aneh." Kata Jessica ngomong sendiri sambil tertawa. Dia sih santai gak merasakan tekanan batin seperti Freya. Jadi dia bisa ngomong seenaknya.
"Apa sebenarnya... Dia memang tertarik padamu?" Tanya Jessica. Freya dan Jessica berpandangan.
"Tertarik? Apa yang membuat Will bisa tertarik padaku?" Tanya Freya.
"Yah... Maybe dia suka orang sepertimu. Asia, dengan kulit eksotis, mata besar, rambut hitam legam, pipi chubby yang imut juga seperti dia." Goda Jessica. "Gigimu yang gingsul, pipimu yang ada lesung pipitnya, badanmu yang menarik..."
"Stop stop!! Kamu terlalu melebih-lebihkan aku. Jangan malah buat aku memikirkan yang tidak-tidak, Jessica. Dia gak mungkin suka padaku. Aku hanya sebutir pasir di lautan cewek yang mengelilingi dia. Dia bahkan bisa mendapatkan supermodel hanya dengan sekali senyumnya." Freya menutup mukanya dengan bantal.
"Oh... Yang di berita itu kan? Siapa? Mellisa Jane? Ah... Dia mah tukang goda. Mana ada dia bicara begitu ke media. Jelas sekali kan dia cuma pengen perhatian dari Will karena sekarang dia lagi naik daun." Sergah Jessica.
"Yang jelas laki-laki normal akan lebih pilih dia daripada aku." Kata Freya putus asa. Jessica tak bisa berkata-kata lagi.
"Oke!!" Kata Freya tiba-tiba sampai Jessica tersentak. "Kita lihat permainan apa yang ingin dia mainkan. Aku akan ada di sana besok ketika kerja, dan kita lihat dia mau apa. Kalau sampai dia berniat jahat ke aku, aku akan teriak minta tolong. Di sana pasti banyak orang."
"Hei hei hei... Freya, dia bukan orang jahat." Kata Jessica memotong monolog Freya.
"Aku gak yakin apa niatnya selama ini padaku. Yang jelas bukan karena dia suka padaku." Kata Freya berapi-api. Jessica memandang prihatin sahabatnya.
"Tingkat kepekaanmu seperti anak anjing. Dan kamu sangat pintar membohongi dirimu sendiri." Kata Jessica. Freya hanya menunduk lesu lagi.
"Ah... Yasudahlah kalau begitu. Aku mau pulang dulu. Bye-bye besok di kampus." Katanya, dan dia melenggang pergi.
Sisa hari itu hati Freya kacau tak karuan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H