Freya membuka bungkusan donatnya, tercium bau donat yang harum dan menggoda imannya. Dia meneliti donat itu sungguh-sungguh. Apakah tampak sudah diberi bubuk tidur atau zat narkoba lainnya? Dia melihat dekat dan membauinya. Namun yang dia dapat hanyalah bau wangi dan tekstur yang lembut serta menggoda jika disentuh.
KetikaDia percaya dalam hati bahwa Will bukan orang jahat dan akhirnya dia memakannya. Rasa donat itu seenak yang pernah dimakannya. Freya jarang bisa membeli Donuts walaupun outletnya di dekat kampus. Harganya lumayan mahal dan dia memilih roti biasa yang agak bantat sebagai makanannya. Uang sakunya sangat mepet.
Sementara itu William pulang dengan perasaan bahagia. Ternyata benar Freya tidak mengenalinya. Namun bagaimana jika setelah perkenalan itu lalu dia mengecek di internet apakah Will adalah seorang artis? Ah masa bodoh. Yang penting ketika pertama bertemu dengan dia, dia nggak mengenali Will dan itu seharusnya bisa dilanjutkan, tetap menganggap Will bukan seseorang yang lain. 'Just Will' seperti katanya.
Dia mengenyakkan diri di sofa depan TV. Kedua sahabatnya menatapnya tak percaya melihat tingkahnya yang sedang senyum-senyum.
"Sepertinya berhasil." Kata Ricky. Will masih tidak menyadari jika kedua sahabatnya sedang menggodanya.
"Bagaimana ceritanya?" Tanya Julian.
Will hanya mengambil camilan rendah lemak di meja sambil menerawang. Camilan itu seenak Donuts yang sekarang bisa dijadikan kenang-kenangan ceritanya. Dia nggak bisa melupakan senyum cantik Freya di depan matanya. Bahkan sampai donat itu diterimanya, Will bahkan nggak diizinkan masuk asramanya. Bukan karena Freya nggak sopan, tapi Will tau bahwa Freya bukan sembarang orang yang bisa ditembus. Ini akan sedikit sulit namun sepertinya Will punya beribu-ribu semangat atau bahkan berjuta-juta semangat untuk mendekatinya.
Will menatap dua sahabatnya dan menceritakan apa yang terjadi. Tanggapan kedua sahabatnya sangat lebay terutama Julian.
"Kamu bawain Donuts? What?? Maksudku... Bagaimana kamu tau kalau dia suka donat??"
"Yaa... Aku gak tau. Aku cuma berfikiran kalau semua orang suka donat." Jawab Will innocent.
Kedua sahabatnya saling pandang tak percaya.